Show simple item record

dc.contributor.advisorSantosa, Dwi Andreas
dc.contributor.advisorAnwar, Syaiful
dc.contributor.authorMustafa, Ade Brian
dc.date.accessioned2017-05-10T02:42:01Z
dc.date.available2017-05-10T02:42:01Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85031
dc.description.abstractTeknologi Bioleaching didasarkan pada kemampuan mikroorganisme untuk mengubah logam berat dan senyawa dari fase padat ke fase larut. Keuntungan dari teknik ini adalah biaya rendah, efisiensi tinggi, dan ramah lingkungan. Acidithiobacillus ferrooxidans merupakan mikrob utama yang terkait dengan proses bioleaching. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi Acidithiobacillus ferrooxidans dari ekosistem tanah sulfat masam asal Katingan, Kalimantan Tengah, mengkorelasi mikrob dan karakteristik tanah, dan menguji isolat terpilih dalam mendegradasi logam pirit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah isolasi, uji korelasi antara populasi Acidithiobacillus ferrooxidans dengan karakteristik kimia dan biologi ekosistem tanah, karakterisasi Acidithiobacillus ferrooxidans berdasarkan Bergey's Manual of Systematic Bacteriology, dan uji degradasi pirit dengan pengukuran kadar sulfat, pH, dan potensial redoks (Eh). Data kadar ion sulfat selanjutnya dianalisis menggunakan uji ragam repeated measurement. Berdasarkan hasil penelitian, 28 dari 32 sampel tanah (87.5%) positif mengandung Acidithiobacillus sp. Korelasi Pearson menunjukkan korelasi negatif signifikan antara kadar pirit tanah dengan total mikrob tanah (fungi, r = -0.379* ; bakteri, r = -0.454**) dan korelasi positif signifikan antara total fungi tanah dengan bakteri tanah (r = 0.575**). Hasil karakterisasi menunjukkan spesies yang diperoleh terbukti sebagai Acidithiobacillus ferrooxidans. Melalui nilai optical density tertinggi, diseleksi lima isolat unggul yaitu A2, A4, A7, A8, dan A10. Hasil uji sidik ragam repeated measurement menunjukkan interaksi yang signifikan antara perlakuan inokulasi isolat dan waktu inkubasi. Peningkatan kadar ion sulfat mengindikasikan bahwa kelima isolat unggul tersebut memiliki kemampuan dalam mendegradasi mineral pirit. Hasil uji lanjut pengelompokan secara Duncan, menunjukkan bahwa dari lima isolat unggul terdapat dua grup yang berbeda nyata dalam menghasilkan ion sulfat, yaitu isolat A4 (222 ppm) dan isolat A2, A7, A8, dan A10 (251-255 ppm). Uji degradasi pirit memiliki efek terhadap penurunan nilai pH dan peningkatan potensial redoks.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcSoil scienceid
dc.subject.ddcEco Systemid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleIsolasi dan Karakterisasi Acidithiobacillus ferrooxidans dari Ekosistem Tanah Sulfat Masam Katingan Kalimantan serta Uji Degradasi Piritid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordAcidithiobacillus ferrooxidansid
dc.subject.keyworddegradasi mineral piritid
dc.subject.keywordekosistem tanah sulfat masamid
dc.subject.keywordisolasiid
dc.subject.keyworduji fenotipid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record