dc.description.abstract | Keterbukaan dalam perdagangan mendorong adanya liberalisasi yang
mempercepat proses modernisasi suatu negara sehingga identik dengan
industrialisasi. Indonesia yang menganut small open liberalization dalam
perdagangannya telah membawa perubahan terhadap perekonomian yang semula
identik dengan sektor pertanian kemudian beralih menjadi industri. Sektor industri
manufaktur merupakan komponen utama penggerak dalam pembangunan
perekonomian nasional dan berkontribusi sebesar 20-30 persen dalam pembentukan
PDB Indonesia selama dua puluh tahun terakhir. Peningkatan pertumbuhan
ekonomi dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu produktivitas dan
sumberdaya. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun analisis empiris
mengenai dampak keterbukaan perdagangan internasional terhadap kinerja sektor
manufaktur. Ukuran kinerja manufaktur yang digunakan adalah kinerja
produktivitas yaitu dengan pendekatan nilai tambah manufaktur dan kinerja
perdagangan dengan pendekatan daya saing.
Estimasi mengenai dampak keterbukaan perdagangan terhadap kinerja
manufaktur menggunakan data sekunder runtun waktu dari tahun 1988-2015
dengan variabel jumlah tenaga kerja, pembentukan modal, export openness, import
openness dan dummy krisis sebagai variabel independen kemudian nilai tambah
manufaktur sebagai variabel independen. Tahap estimasi yang dilakukan melalui
tiga tahap, dimana pada tahap pertama yaitu adanya uji stasioneritas, tahap kedua
uji kointegrasi dan langkah ketiga estimasi error correction model (ECM).
Hasil analisis menunjukan variabel jumlah tenaga kerja, modal dan export
openness dalam jangka panjang ataupun jangka pendek, baik secara parsial maupun
simultan signifikan berpengaruh positif terhadap nilai tambah manufaktur. Nilai
koefisien error correction term (ECT) sebesar -0.1299 yang menunjukkan
kecepatan error correction untuk mengoreksi perilaku tiap variabel dalam jangka
pendek menuju keseimbangan jangka panjang cukup lambat yaitu sebesar 12.99
persen.
Peningkatan kinerja produktivitas manufaktur dapat dilakukan dengan
menambahkan faktor input produksi yaitu jumlah tenaga kerja dan modal. Dengan
bertambahnya input produksi diharapkan akan meningkatkan output produksi
sehingga meningkatkan nilai tambah manufaktur. Peningkatan kinerja perdagangan
manufaktur dapat dilakukan dengan meningkatkan daya saing produk. Langkah
untuk meningkatkan daya saing produk adalah dengan memberikan nilai tambah
bagi komoditas yang akan diekspor serta melakukan diversifikasi terhadap produk
ekspor manufaktur. | id |