View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Agriculture
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Agriculture
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Model Pembangunan Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur Berbasis Sistem Wilayah Pengembangan

      Thumbnail
      View/Open
      Fulltext (36.98Mb)
      Date
      2017
      Author
      Latuconsina, Zulfikar Mohamad Yamin
      Rustiadi, Ernan
      Sahara
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sistem pembangunan di Indonesia yang dilaksanakan melalui pendekatan perwilayahan. Pendekatan perwilayahan merupakan salah satu pendekatan untuk mengelola dan mencapai tujuan pembangunan sesuai dengan karakteristik wilayah dimana wilayah dibagi kedalam wilayah pengembangan (WP). Konsep perwilayahan yang membagi wilayah menjadi bagian-bagian wilayah yang lebih kecil ini tidak boleh dipahami secara terpisah/isolatif namun tetap dipahami secara utuh (wholeness) yaitu melalui pendekatan sistem. Sistem pembangunan Kabupaten Malang dilaksanakan melalui pendekatan perwilayahan dimana Kabupaten Malang dibagi menjadi 6 WP. Mengingat setiap wilayah pengembangan mempunyai karakteristik/tipologi yang cenderung berbedabeda maka upaya penggambaran tipologi ini menjadi kunci untuk memetakan kondisi dan permasalahan sekaligus merumuskan arah kebijakan pembangunan. Tujuan utama penelitian yaitu mengembangkan suatu alternatif model pembangunan Kabupaten Malang yang memadukan 3 komponen utama yaitu sosial, ekonomi dan infrastruktur berbasis sistem wilayah pengembangan. Tujuan antara untuk mencapai tujuan utama yaitu: (1) Menganalisis tipologi wilayah pengembangan; (2) Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pembangunan berbasis tipologi sistem wilayah pengembangan; dan (3) Mengembangkan model hubungan antara komponen pembangunan wilayah berbasis tipologi sistem wilayah pengembangan. Upaya pemodelan pembangunan wilayah melalui pendekatan sistem merupakan alternatif yang perlu dilakukan dalam rangka mencari solusi yang komprehensif. Penelitian menggunakan data sekunder yang diperoleh dari kutipan pustaka, hasil-hasil penelitian terdahulu, instansi terkait atau dari berbagai sumber lainnya. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode indeks diversitas entropi, skalogram, tingkat aksesibilitas, analisis gerombol/klaster, regresi panel data dan pemodelan sistem dinamik. Hasil analisis indeks diversitas entropi baik berdasarkan PDRB maupun penduduk bekerja per sektor menunjukan hasil yang sama yaitu WP I Lingkar Kota Malang dan WP II Kepanjen memiliki tingkat perkembangan tinggi, WP V Turen dan Dampit memiliki tingkat perkembangan sedang sedangkan WP IV Tumpang, WP III Ngantang dan WP VI Sumbermanjing Wetan memiliki tingkat perkembangan rendah. Hasil analisis skalogram dengan pendekatan jumlah penduduk menunjukan bahwa WP II Kepanjen berada pada hierarki I (tinggi), WP III Ngantang dan WP VI Sumbermanjing Wetan berada pada hierarki II (sedang) sedangkan WP I Lingkar Kota Malang, WP IV Tumpang dan WP V Turen dan Dampit berada pada hierarki III (rendah). Hasil yang berbeda untuk analisis skalogram terlihat pada pendekatan luas wilayah dimana WP I Lingkar Kota Malang berada pada hierarki I (tinggi), WP II Kepanjen berada pada hierarki II (sedang) sedangkan 4 (empat) WP lainnya, yaitu WP V Turen dan Dampit, WP III Ngantang, WP IV Tumpang dan WP VI Sumbermanjing Wetan berada pada hierarki III (rendah). Hasil perhitungan tingkat aksesibilitas jaringan jalan diperoleh hasil indeks kerapatan jalan (indeks α) dan indeks konektivitas (indeks β) seluruh wilayah pengembangan (WP) di Kabupaten Malang berada pada tingkatan yang sama. Nilai indeks kerapatan jalan (indeks α) relatif rendah yaitu berkisar antara 0,06-0,09 dan indeks konektivitas (indeks β) relatif sedang yaitu berkisar antara 1,12-1,15. Wilayah Kabupaten Malang yang cukup luas serta kondisi topografi yang bervariasi menjadi salah satu faktor yang menyebabkan masih rendahnya tingkat aksesibilitas jaringan jalan. Analisis gerombol/klaster yang dilakukan dengan menggunakan variabel yang lebih komprehensif dan proporsional menyesuaikan luas wilayah dan jumlah penduduk tiap WP mampu menggambarkan tipologi wilayah pengembangan Kabupaten Malang secara lebih baik serta dapat dijadikan sebagai bahan/acuan evaluasi Pemerintah Daerah. Wilayah pengembangan di Kabupaten Malang terbagi menjadi 3 tipologi yaitu: WP I Lingkar Kota Malang berada pada tipologi I (tinggi), WP II Kepanjen, WP IV Tumpang serta WP V Turen dan Dampit berada pada tipologi II (sedang) serta WP III Ngantang dan WP VI Sumbermanjing Wetan berada pada tipologi III (rendah). Dari hasil analisis panel data terhadap masing-masing tipologi, diperoleh variabel yang berpengaruh nyata (signifikan) terhadap indeks pembangunan manusia pada tiap-tiap tipologi, yaitu: tipologi I: jumlah sarana kesehatan, jumlah perawat-bidan dan kepadatan penduduk; tipologi II: rasio sekolah terhadap siswa SD dan kepadatan penduduk; serta tipologi III: jumlah perawat-bidan. Dari hasil pengembangan model hubungan antara komponen pembangunan wilayah berupa komponen sosial, ekonomi dan infrastruktur pada masing-masing tipologi menunjukkan keterkaitan dan saling mempengaruhi. Beberapa skenario ditetapkan untuk menggambarkan model pembangunan wilayah, yaitu: optimis, moderat dan pesimis. Variabel sosial, ekonomi dan infrastruktur pada skenario optimis akan meningkat lebih besar dibanding skenario lainnya. Aktivitas ekonomi (PDRB harga konstan tahun 2000) misalnya, pada tipologi I di tahun 2037 akan meningkat menjadi Rp. 27,23 triliun (optimis), Rp. 22,20 trilyun (moderat) dan Rp. 17,88 trilyun (pesimis) dari 3,97 triliun di tahun awal simulasi (2007). Pada tipologi II di tahun 2037 akan meningkat menjadi Rp. 39,45 triliun (optimis), Rp. 33,94 trilyun (moderat) dan Rp. 25,65 trilyun (pesimis) dari 6,62 triliun di tahun awal simulasi (2007). Pada tipologi III di tahun 2037 akan meningkat menjadi Rp. 9,50 triliun (optimis), Rp. 8,22 trilyun (moderat) dan Rp. 5,92 trilyun (pesimis) dari 1,73 triliun di tahun awal simulasi (2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa simulasi model sangat berguna untuk menganalisis pembangunan wilayah di masa depan dan menetapkan alternatif kebijakan yang diperlukan pada tiap-tiap tipologi wilayah pengembangan Kabupaten Malang.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/84280
      Collections
      • MT - Agriculture [2478]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository