dc.description.abstract | Perubahan tutupan lahan dapat mempengaruhi respon hidrologi suatu
daerah aliran sungai (DAS). Selama rentang waktu (1983-2002) luas hutan di
hulu DAS Citarum mengalami penurunan sebesar 39.621 ha atau 21.89%.
Sub DAS Cilebak yang merupakan bagian dari DAS Citarum hulu. Wilayah
tersebut mengalami perkembangan pesat di bidang pertanian. Hal ini
menyebabkan konversi lahan hutan menjadi peruntukan lain,yaitu lahan
hutan dikonversi untuk kebutuhan perkebunan dan tegalan. Model hidrologi
Soil and Water Assesment Tools (SWAT) dapat memprediksi karakteristik
hidrologi DAS yang dipengaruhi oleh perubahan tutupan lahan. Tujuan
penelitian: melakukan analisis neraca air, mengkaji pengaruh perubahan
tutupan lahan terhadap koefisien rezim aliran (KRA), pemilihan skenario
perubahan tutupan lahan terbaik untuk rencana pengelolaan DAS. Model
SWAT digunakan untuk mensimulasi perubahan tutupan lahan Sub DAS
Cilebak. Analisis neraca air menunjukkan jumlah curah hujan tahunan ratarata
2 748.8 mm/tahun diprediksi akan terjadi limpasan 4 095 403.38
m3/tahun atau 40%, aliran bawah tanah sebesar 48 805.71 m3/tahun atau
0.04%, aliran lateral 1 642 362.92 m3/tahun atau 16%, aliran perkolasi 3 187
939.72 m3/tahun atau 31% dan evapotranspirasi 3 791 579 m3/tahun atau
37%. Limpasan merupakan keluaran paling besar sebesar 40% dari total
curah hujan. Pengaruh perubahan tutupan lahan terhadap karakteristik
hidrologi menunjukkan penerapan agroforestri pada tutupan lahan tegalan/
ladang dan konversi tutupan lahan semak belukar menjadi hutan memberikan
respons terbaik terhadap karakteristik hidrologi berupa total aliran air sungai
sebesar 965.9 mm, sedangkan nilai koefisien rezim aliran (KRA) sebesar
33.16. | id |