Show simple item record

dc.contributor.advisorMatangaran, Juang Rata
dc.contributor.advisorSantosa, Gunawan
dc.contributor.authorBarokah, Septi Muflikhatul
dc.date.accessioned2017-05-04T04:05:21Z
dc.date.available2017-05-04T04:05:21Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/84244
dc.description.abstractProses pemanenan jati di petak tebang merupakan salah satu aspek penting karena dalam proses ini kualitas kayu ditentukan. Kualitas kayu mempengaruhi harga kayu jati yaitu semakin baik kualitasnya maka semakin tinggi harganya. Perhutani sebagai perusahaan yang diberi wewenang mengelola hutan bertanggung jawab mengelola secara efisien. Efisien yaitu mampu menjalankan tugas dengan tepat dan efektif. Prakteknya terdapat dugaan inefisiensi pada pemanenan jati sehingga menimbulkan kerugian bagi Perhutani. Penyebab terjadinya inefisiensi tersebut belum diketahui sehingga perlu adanya kajian di lapangan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan inefisiensi melalui analisis efisiensi, produktivitas dan biaya pemanenan jati. Produkitivitas pemanenan jati dianalisis menggunakan metode time study. Biaya pemanenan dihitung menggunakan analisis biaya untuk mengetahui biaya mesin per jam. Standar biaya yang berlaku di Perhutani dibandingkan dengan biaya hasil perhitungan alat untuk mengetahui efisiensi biaya. Biaya alat yang dihitung yaitu biaya alat penebangan dan penyaradan meliputi chainsaw dan traktor. Analisis efisiensi diukur berdasarkan perbandingan kegiatan di lapangan dan prosedur pemanenan jati yang berlaku di Perhutani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa delay personal akibat istirahat minum, makan, mengobrol, merokok merupakan delay yang paling banyak terjadi pada siklus penebangan. Produktivitas rata-rata aktual masing-masing siklus kerja penebangan, pembagian batang, penyaradan, pemuatan, pengangkutan dan pembongkaran berturut-turut adalah 16.056 m3/jam; 3.176 m3/jam; 4.793 m3/jam; 2.988 m3/jam; 64.064 m3/jam dan 25.408 m3/jam. Total biaya kegiatan pemanenan berdasarkan standar upah yaitu Rp 180 207/m3, sedangkan hasil perhitungan jika chainsaw dan traktor merupakan milik Perhutani yaitu Rp 148 123/m3. Hal tersebut menunjukan bahwa biaya lebih murah Rp 32 084/m3, jika alat dimiliki oleh Perhutani. Beberapa kegiatan di lapangan ditemukan tidak sesuai prosedur yang berlaku di Perhutani. Penyebabnya antara lain kedisiplinan dan pengawasan yang kurang. Pengawasan secara intensif terhadap mandor dan operator perlu dilakukan di lapangan agar kegiatan dapat terkontrol dan berjalan dengan baik.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcManagementid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleEfisiensi Dan Produktivitas Pemanenan Hutan Tanaman Jati Di Kph Saradanid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbiayaid
dc.subject.keywordjatiid
dc.subject.keywordpemanenanid
dc.subject.keywordproduktivitasid
dc.subject.keywordtime studyid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record