Show simple item record

dc.contributor.advisorMasy‟Ud, Burhannudin
dc.contributor.advisorYulianda, Fredinan
dc.contributor.authorMurdani, Nanang Hari
dc.date.accessioned2017-05-04T03:55:33Z
dc.date.available2017-05-04T03:55:33Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/84203
dc.description.abstractHiu paus (Rhincodon typus) bagi masyarakat Papua juga dikenal dengan nama Gurano Bintang merupakan salah satu satwa liar yang sering muncul di kawasan TNTC dan merupakan obyek daya tarik wisata di TNTC yang paling diminati oleh wisatawan saat ini. Kharakteristik pergerakan individu ikan hiu paus yang lambat dan bersahabat terhadap penyelam telah menjadikan hiu paus sebagai salah satu obyek yang menarik dan dapat menimbulkan sensasi tersendiri bagi para penyelam dan penikmat wisata bawah laut lainnya. Bidang Pengelolaan Taman Nasional (BPTN) Wilayah I Nabire merupakan tempat hiu paus banyak terlihat, kemunculan hiu paus berhubungan dengan banyaknya bagan nelayan di wilayah tersebut. . Tujuan penelitian ini adalah menganalisis bioekologi hiu paus, persepsi masyarakat lokal dan wisatawan tentang pengembangan ekowisata hiu paus dan perumusan strategi pengembangan ekowisata hiu paus di TNTC. Penelitian dilaksanakan pada Mei-Juni 2014. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan pengukuran serta wawancara dengan masyarakat lokal dan wisatawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya hiu paus muncul ke permukaan laut di wilayah perairan yang banyak terdapat bagan nelayan yang banyak ikan di dalam jaringnya, dengan kondisi fisik lingkungan masing-masing suhu permukaan 28-31 oC, salinitas 33-34‰ dan kecerahan laut 7-12 m. Jumlah total kemunculan hiu paus 30 kali dan teridentifikasi sebanyak 15 individu, semuanya jantan, berukuran panjang tubuh 3-6 m kategori berumur muda (belum dewasa), umumnya tidak memiliki luka. Hiu paus mencari makan dan muncul ke permukaan laut di dekat bagan pada pagi hingga siang hari dengan durasi waktu 15-30 menit. Masyarakat lokal umumnya memberikan tanggapan positif tentang pengembangan ekowisata hiu paus. Umumnya wisatawan, dimana 87.88% adalah wisatawan mancanegara, juga memberikan persepsi bahwa wisata atraksi hiu paus di TNTC termasuk menarik sampai sangat menarik, meskipun masih ada beberapa aspek pengelolaan wisata yang perlu ditingkatkan, seperti ketersediaan pelayanan informasi, pemandu wisata, dan tingkat kenyamanan. Strategi pengembangan yang penting dilakukan, antara lain peningkatan kapasitas sumberdaya manusia, penyediaan infrastruktur pendukung wisata, koordinasi dan sinergitas dengan stakeholders, dan peningkatan kesadaran masyarakat serta pengembangan atraksi wisata budaya sebagai pendukung.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcBiodiversity Coservationid
dc.subject.ddcAnimal ecology of Forestid
dc.subject.ddc2014id
dc.subject.ddcTeluk Cendrawasihid
dc.titleBioekologi Dan Pengembangan Hiu Paus (Rhincodon Thypus) Sebagai Obyek Ekowisata Di Taman Nasional Teluk Cenderawasihid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbioekologiid
dc.subject.keywordekowisataid
dc.subject.keywordhiu pausid
dc.subject.keywordstrategiid
dc.subject.keywordTaman Nasional Teluk Cenderwasihid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record