dc.description.abstract | Hiu paus (Rhincodon typus) bagi masyarakat Papua juga dikenal dengan
nama Gurano Bintang merupakan salah satu satwa liar yang sering muncul di
kawasan TNTC dan merupakan obyek daya tarik wisata di TNTC yang paling
diminati oleh wisatawan saat ini. Kharakteristik pergerakan individu ikan hiu
paus yang lambat dan bersahabat terhadap penyelam telah menjadikan hiu paus
sebagai salah satu obyek yang menarik dan dapat menimbulkan sensasi tersendiri
bagi para penyelam dan penikmat wisata bawah laut lainnya. Bidang Pengelolaan
Taman Nasional (BPTN) Wilayah I Nabire merupakan tempat hiu paus banyak
terlihat, kemunculan hiu paus berhubungan dengan banyaknya bagan nelayan di
wilayah tersebut.
. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis bioekologi hiu paus, persepsi
masyarakat lokal dan wisatawan tentang pengembangan ekowisata hiu paus dan
perumusan strategi pengembangan ekowisata hiu paus di TNTC. Penelitian
dilaksanakan pada Mei-Juni 2014. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan
pengukuran serta wawancara dengan masyarakat lokal dan wisatawan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa umumnya hiu paus muncul ke permukaan laut di
wilayah perairan yang banyak terdapat bagan nelayan yang banyak ikan di dalam
jaringnya, dengan kondisi fisik lingkungan masing-masing suhu permukaan 28-31
oC, salinitas 33-34‰ dan kecerahan laut 7-12 m. Jumlah total kemunculan hiu
paus 30 kali dan teridentifikasi sebanyak 15 individu, semuanya jantan, berukuran
panjang tubuh 3-6 m kategori berumur muda (belum dewasa), umumnya tidak
memiliki luka. Hiu paus mencari makan dan muncul ke permukaan laut di dekat
bagan pada pagi hingga siang hari dengan durasi waktu 15-30 menit. Masyarakat
lokal umumnya memberikan tanggapan positif tentang pengembangan ekowisata
hiu paus. Umumnya wisatawan, dimana 87.88% adalah wisatawan mancanegara,
juga memberikan persepsi bahwa wisata atraksi hiu paus di TNTC termasuk
menarik sampai sangat menarik, meskipun masih ada beberapa aspek pengelolaan
wisata yang perlu ditingkatkan, seperti ketersediaan pelayanan informasi,
pemandu wisata, dan tingkat kenyamanan. Strategi pengembangan yang penting
dilakukan, antara lain peningkatan kapasitas sumberdaya manusia, penyediaan
infrastruktur pendukung wisata, koordinasi dan sinergitas dengan stakeholders,
dan peningkatan kesadaran masyarakat serta pengembangan atraksi wisata budaya
sebagai pendukung. | id |