Produksi Antibodi Anti-Coxiella Burnetii Untuk Deteksi Q Fever Pada Ruminansia Dengan Metode Imunohistokimia
View/ Open
Date
2017Author
Herlina, Nina
Setiyono, Agus
Juniantito, Vetnizah
Said, Syahruddin
Metadata
Show full item recordAbstract
Q fever merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri gram
negatif Coxiella burnetii dan terdistribusi luas di seluruh dunia. Gejala klinis pada
hewan ternak bersifat tidak konsisten dan tidak spesifik. Teknik diagnosa yang
baik merupakan salah satu langkah pencegahan dan pengendalian penyakit Q
fever. Salah satu komponen penting untuk diagnosa adalah antibodi. Produksi
antibodi anti-C. burnetii dapat dilakukan untuk menunjang diagnosa baik secara
serologis (ELISA, Western blot), immunochromatographic strip (imunostrip)
maupun imunohistokimia.
Penelitian ini bertujuan memproduksi antibodi poliklonal anti-C. burnetii
dan mengkarakterisasinya. Antibodi tersebut kemudian digunakan untuk
mendeteksi antigen dengan metode imunohistokimia. Antibodi poliklonal
diperoleh dari induksi isolat C. burnetii pada kelinci. Antibodi ini diharapkan
mampu mengikat antigen isolat lapang pada organ limpa, paru-paru dan hati sapi
dari Rumah Potong Hewan (RPH) di Medan yang sebelumnya telah dikonfirmasi
positif C. burnetii.
Produksi antibodi poliklonal dilakukan pada dua ekor kelinci New Zealand
White (NZW) jantan berumur 10-16 minggu. Kelinci tersebut diinduksi dengan
imunogen C. burnetii strain Nine Mile (NM) II. Imunisasi pertama dilakukan
dengan mengemulsikan imunogen dengan Complete Freund’s Adjuvant (CFA)
untuk menginduksi antibodi secara perlahan. Boosting dilakukan menggunakan
imunogen yang sama dan penambahan Incomplete Freund’s Adjuvant (IFA) yang
dilakukan pada hari ke-14 pasca induksi. Pemanenan serum dilakukan pada hari
ke-24 pasca induksi. Antibodi terhadap C. burnetii dianalisis menggunakan teknik
Dot Blot yang menunjukkan adanya reaksi positif warna keunguan dengan
penambahan substrat Tetramethylbenzidine (TMB) mengindikasikan bahwa IgG
telah terbentuk.
Serum yang diperoleh dipurifikasi menggunakan metode presipitasi dengan
amonium sulfat saturasi 35 %. Setelah dialisis dengan PBS pH 7.4 dilakukan
filtrasi gel dengan matriks Sephadex G-75. Hasil konsentrasi akhir protein yaitu
sebesar 11.3 μg μl-1. Profil protein imunogen dan antibodi yang dihasilkan dilihat
menggunakan Sodium Dodecyl Sulfate Poly Acrylamide Gel Electrophoresis (SDS
PAGE). Pewarnaan Coomassie blue menunjukkan pita pada berat molekul 170 kDa,
100 kDa, 65 kDa, 50 kDa dan 25 kDa. Pita 170 kDa merupakan fragmen IgG yang
tidak terdenaturasi, sedangkan pita dengan bobot molekul 50 kDa merupakan
antibodi heavy chain (rantai berat) dan bobot molekul 25 kDa sebagai light chain
(rantai ringan).
Kompatibilitas antibodi dan antigen dianalisis menggunakan Western blot.
Adanya pita berwarna keunguan menunjukan adanya reaksi imun positif yang
mengindikasikan bahwa serum yang dihasilkan mampu mengikat antigen C.
burnetii. Pita tersebut menunjukkan berat molekul 35.5 kDa yaitu outer
membrane protein NM II, pita 51.4 kDa merupakan hypothetical membrane
protein NM II sedangkan 58.284 kDa sebagai chaperonin (Grol) soluble protein
NM II (Kowalczewska et al. 2011).
Pengujian antibodi dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan preparasi
sampel organ limpa yang telah difiksasi dalam formalin. Isolasi protein dilakukan
dengan menginkubasi sampel dalam larutan lisis buffer yang mengandung 2%
sodium dodecyl sulfat (SDS) pada suhu 100 oC selama 20 menit dilanjutkan
dengan inkubasi pada suhu 60 oC selama 2 jam. Hasil isolasi kemudian dianalisa
dengan Dot Blot. Hasil menunjukkan adanya warna keunguan akibat adanya
reaksi antara antibodi dan antigen C. burnetii. Pemeriksaan dilanjutkan dengan
melakukan SDS PAGE dan Western Blot. Selain itu dilakukan juga pemeriksaan
dengan metode imunohistokimia. Sampel yang digunakan berupa limpa, paruparu
dan hati sapi asal Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Medan yang
sebelumnya telah dikonfirmasi positif Q Fever oleh Nasution et al. (2014). Hasil
menunjukkan bahwa sebanyak 90 % limpa, 100 % paru dan 100 % hati bersifat
imunoreaktif.
Antibodi yang telah dipurifikasi tersebut mampu mendeteksi antigen C.
burnetii pada ruminansia bahkan pada hewan yang asimptomatik Q Fever.
Collections
- MT - Veterinary Science [899]