dc.description.abstract | Pangan olahan mendominasi asupan harian penduduk di negara maju seperti
Amerika Serikat dan Jerman. Di Indonesia, data mengenai jumlah dan kontribusi
zat gizi pangan olahan dalam asupan harian belum tersedia secara lengkap.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis dan jumlah konsumsi pangan
olahan serta kontribusi zat gizi dalam asupan harian penduduk berdasarkan data
Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) 2014. Jenis pangan dikelompokkan
dengan memodifikasi NOVA system menjadi non pangan olahan, pangan olahan
antara dan pangan olahan dan kemudian dikategorikan dengan mengacu Peraturan
Kepala Badan POM Nomor 26 tahun 2016 tentang Kategori Pangan. Asupan zat
gizi dihitung dengan menggunakan Nutrisurvey 2007.
Konsumsi pangan olahan penduduk DKI Jakarta adalah sebesar 181.56 g
(21.15%). Konsumsi pangan masih didominasi oleh non pangan olahan yaitu
sebesar 491.19 g (57.23%) dan pangan olahan antara sebesar 185.48 g (21.61%).
Persentase konsumsi pangan olahan dalam konsumsi harian menurun dengan
meningkatnya umur individu. Pangan olahan antara menyumbang asupan energi,
karbohidrat, protein, lemak, natrium dan sukrosa masing-masing sebesar 29.98%,
22.68%, 16.51%, 53.57%, 68.82% dan 57.68%, sedangkan pangan olahan
masing-masing sebesar 17.78%, 18.62%, 17.67%, 13.82%, 23.32% and 31.25%.
Hasil analisis regresi linear antara jumlah konsumsi pangan terhadap asupan
zat gizi menunjukkan bahwa pangan olahan antara sangat mempengaruhi asupan
energi, karbohidrat, lemak, natrium dan sukrosa. Besar pengaruh pangan olahan
antara tersebut menunjukkan bahwa industri pangan mempunyai peran penting
dalam memproduksi pangan olahan antara yang dapat memberikan asupan gizi
yang baik. Di sisi lain, proses pengolahan pangan di rumah tangga maupun di
tempat usaha pangan siap saji yang dilakukan terhadap pangan olahan antara juga
mempunyai peran penting dalam menentukan asupan zat gizi. | id |