Dinamika Karbon Beberapa Spesies Rumput Tropis Berpotensi Sumber Hijauan Pakan Pada Ekosistem Perkebunan Kelapa Sawit Dan Karet
View/ Open
Date
2017Author
Martaguri, Imana
Abdullah, Luki
Soewondo, Panca Dewi Manuhara Karti
Wiryawan, Komang G
Dianita, Rahmi
Metadata
Show full item recordAbstract
Hijauan merupakan sumber energi utama ternak ruminansia. Sebagian
besar hijauan yang dikonsumsi ternak di Indonesia berasal dari rumput lokal dan
sebagian lainnya hijauan budidaya. Perkebunan kelapa sawit dan karet yang
tersebar di beberapa provinsi di Indonesia termasuk Jambi memiliki luasan yang
cukup potensial dijadikan sentra produksi hijauan pakan. Berbagai spesies rumput
tropis diyakini dapat tumbuh dibawah naungan tanaman perkebunan. Rumput
merupakan tanaman C4 yang memiliki laju fotosintesis tinggi. Selama proses
fotosintesis, tumbuhan melakukan sekuestrasi karbon yaitu mengambil CO2 dari
udara dan merubahnya menjadi komponen organik. Dengan laju fotosintesis yang
tinggi rumput diyakini memiliki kemampuan menyimpan dan mengakumulasi
karbon selama pertumbuhannya. Kemampuan spesies rumput tropis dalam
mengakumulasi dan menyimpan karbon khususnya rumput yang tumbuh dibawah
naungan belum banyak diungkap sehingga diperlukan sebuah penelitian untuk
mempelajarinya.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan spesies rumput tropis dibawah
naungan yang berpotensi besar menyimpan karbon, menghitung karbon tersimpan
akibat perubahan fungsi hutan sebagai penyimpan karbon terbesar khususnya
pada tanaman rumput sekaligus menghitung kapasitas nutrisinya, menghitung
produksi dan mengamati pola pertumbuhan serta dinamika penyimpanan karbon
pada berbagai spesies rumput dalam berbagai tingkatan umur tanaman, mengukur
kapasitas nutrisi, kecernaan rumput sekaligus mengukur pembentukan gas pada
sistem pencernaan ternak ruminansia dan menghitung energi yang terbuang
melalui pembentukan gas metan secara in vitro berdasarkan tingkatan umur
tanaman.
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama meliputi kegiatan
koleksi dan identifikasi yang dilakukan di perkebunan kelapa sawit dan karet di
kabupaten Sarolangun provinsi Jambi. Perkebunan terbagi atas perkebunan
komersil dan perkebunan hutan transformasi. Penelitian dilakukan dengan metode
survey yang meliputi identifikasi spesies, pembuatan herbarium dan analisa
laboratorium untuk mengetahui kandungan C organik, nitrogen, fraksi serat serta
kecernaan bahan kering dan bahan organik rumput secara in vitro. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat 4 spesies dominan yang tumbuh dibawah naungan
perkebunan kelapa sawit dan karet di Sarolangun Jambi yaitu Axonopus
compressus, Panicum brevifolium, Scleria sumatrensis dan Centotheca
longilamina Ohwi. Secara umum kandungan C organik rumput yang tumbuh pada
ekosistem perkebunan kelapa sawit transformasi lebih tinggi daripada ekosistem
perkebunan komersil. Terjadi variasi kandungan nitrogen, fraksi serat dan
kecernaan antar masing-masing spesies.
Penelitian kedua dilakukan percobaan pada spesies dominan dari
penelitian sebelumnya menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan
umur tanaman 10, 20, 30, 40, 50 dan 60 hari dalam kondisi naungan perkebunan
kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan adanya dinamika karbon dan nitrogen
pada masing-masing spesies baik pada bagian daun, akar, batang dan tanah. Pada
umumnya kandungan karbon lebih tinggi pada umur 10 dan 20 hari lalu turun
diumur 30 dan 40 kemudian naik lagi mulai umur 50 hari. Fraksi serat, kecernaan,
pertumbuhan dan biomasa tanaman sejalan dengan kandungan C organik
masing-masing tanaman. Dinamika karbon dan kapasitas nutrisi lainnya paling
jelas terlihat pada umur 30, 50 dan 60 hari.
Penelitian ketiga bertujuan menganalisa profil serat dan pola fermentasi
rumput pada umur 30, 50 dan 60 hari termasuk menghitung energi yang terbuang
dalam bentuk gas metan pada ternak ruminansia secara in vitro. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa komponen fraksi serat meningkat seiring pertambahan umur
tanaman. Kecernaan bahan organik, konsentrasi VFA total dan parsial,
konsentrasi amonia, produksi gas total dan metan dipengaruhi oleh umur tanaman
dimana penggunaan rumput lebih efisien pada umur 30 hari. Rumput pada
penelitian ini menghasilkan produksi metan yang rendah yaitu hanya 1-3% saja.
Kesimpulan dari seluruh tahapan penelitian adalah bahwa terdapat spesies rumput
tropis yang tumbuh pada ekosistem perkebunan kelapa sawit dan karet yang
potensial sebagai sumber hijauan pakan, tinggi simpanan karbonnya dan efisien.
Masih diperlukan penelitian lanjutan dalam peningkatan kapasitas nutrisi spesies
rumput tersebut.
Collections
- DT - Animal Science [343]