Viabilitas Embrio Mencit (Mus musculus albinus) setelah Kriopreservasi dengan Metode Vitrifikasi.
View/ Open
Date
2016Author
Febriana, Alissa Safira
Boediono, Arief
Prasetyaningtyas, Wahono Esthi
Metadata
Show full item recordAbstract
Vitrifikasi merupakan salah satu metode yang digunakan secara luas
sekarang ini sebagai cara untuk menyimpan embrio. Mencit betina disuperovulasi
dengan penyuntikkan pregnant mare’s serum gonadotropin (PMSG) dan human
chorionic gonadotropin (hCG) kemudian dikawinkan dengan mencit jantan.
Koleksi embrio dilakukan pada hari ke-3 (H-3) dan hari ke-5 (H-5). Embrio
kemudian divitrifikasi menggunakan media vitrifikasi yang terdiri dari etilen
glikol 15% + DMSO 15% + sukrosa 0.5 M + PBS. Setelah vitrifikasi, warming
embrio dilakukan dengan menggunakan metode tahapan bertingkat. Embrio
dimasukkan ke dalam PBS + sukrosa 0.5 M, 0.25 M, dan 0.1 M. Morfologi dan
survival rate embrio dievaluasi setelah warming, dilanjutkan dengan pewarnaan
Hoechst-PI untuk mengevaluasi viabilitas lebih lanjut. Hasilnya dibandingkan
dengan embrio yang tidak divitrifikasi sebagai kontrol. Tidak terlihat perubahan
morfologi yang signifikan antara embrio yang divitrifikasi dan yang tidak
divitrifikasi. Tidak terlihat perbedaan antara jumlah total sel dan sel hidup
(p>0.05) pada embrio yang divitrifikasi dan tidak divitrifikasi untuk embrio H-3
dan H-5. Persentase dari jumlah total sel dan sel hidup dari embrio yang tidak
divitrifikasi lebih besar dibandingkan dengan embrio vitrifikasi. Embrio H-5
memiliki persentase sel hidup yang tidak berbeda nyata (p>0.05) dengan embrio
H-3. Hasil menunjukkan bahwa embrio yang tidak divitrifikasi memiliki viabilitas
yang sama dengan embrio vitrifikasi dan embrio H-3 memiliki viabilitas yang
sama dengan embrio H-5.