Isolasi Dan Karakterisasi Fag Litik Staphylococcus Aureus Resisten Antibiotik
View/ Open
Date
2017Author
Nugroho, Priyanto Dwi
Budiarti, Sri
Rusmana, Iman
Metadata
Show full item recordAbstract
Bakteri Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri patogen yang
menyebabkan bakteremia dan infeksi kronis. Pengobatan menggunakan antibiotik
tidak cukup efektif mengontrol S. aureus. Bakteri S. aureus telah resisten terhadap
antibiotik ampicillin, tetracycline, dan chloramphenicol. Aplikasi fag litik
merupakan salah satu terapi untuk mengontrol bakteri patogen resisten antibiotik.
Fag litik merupakan virus yang hanya menginfeksi sel bakteri serta melisiskannya.
Fag litik telah banyak dilaporkan mampu untuk mengontrol infeksi S. aureus
resisten antibiotik, namun belum pernah dilaporkan di Indonesia. Penelitian ini
diharapkan memperoleh karakteristik isolat fag yang spesifik dan efektif untuk
mengurangi populasi S. aureus resisten antibiotik.
Fag berhasil diisolasi dari limbah cair kotoran sapi di sentra peternakan sapi
perah Pondok Ranggon Jakarta Timur menggunakan teknik agar dua lapis. Tiga
isolat fag (FSb, FSs, dan FSk) dipilih berdasarkan perbedaan karakteristik
morfologi plak. Ketiga isolat fag dideterminasi berdasarkan kemampuannya untuk
melisiskan sel bakteri inang dengan pembentukan plak, spesifisitas sel bakteri,
morfologi, dan efektivitas bakteriolitik.
Ketiga isolat fag mampu menginfeksi dan melisiskan sel bakteri S. aureus
dengan pembentukan plak jernih yang mengindikasikan fag bersifat litik. Plak
FSb berbentuk ireguler dengan diameter 2-3 mm, plak FSs berbentuk reguler
dengan diameter 1-2 mm, dan plak FSk berbentuk reguler dengan diameter <1
mm. Ketiga isolat fag spesifik menginfeksi dan melisiskan S. aureus, namun tidak
melisiskan sel Bacillus., E. coli., K. pneumoniae., P. aeruginosa., Salmonella
serta mikrobiota normal pada mulut dan kulit manusia seperti S. hominis., S.
epidermidis., dan S. mutans. Pengamatan morfologi menggunakan mikroskop
elektron transmisi menunjukkan FSb dan FSk termasuk famili Myoviridae,
sedangkan FSs termasuk famili Siphoviridae. FSb diketahui memiliki bentuk
kapsid ikosahedral dengan diameter 85.71 nm., panjang ekor 126.67 nm., dan
diameter ekor 20.00 nm. FSs memiliki bentuk kapsid ikosahedral dengan diameter
53.33 nm., panjang ekor 106.67 nm., dan diameter ekor 13.33 nm. FSk memiliki
bentuk kapsid ikosahedral dengan diameter 66.67 nm., panjang ekor 120.00 nm.,
dan diameter ekor 16.67 nm. Penelitian ini juga mengamati efektivitas
bakteriolitik setiap isolat fag. Efektivitas bakteriolitik oleh fag ditunjukkan
berdasarkan persentase penurunan jumlah sel bakteri oleh infeksi fag terhadap
jumlah sel bakteri kontrol. Fag FSs memiliki efektivitas bakteriolitik tertinggi
terhadap S. aureus, kemudian diikuti oleh fag FSb dan fag FSk. Fag FSs mampu
melisiskan 50.66% populasi bakteri S. aureus. Fag FSb dan FSk masing-masing
mampu melisiskan 47.88% dan 42.23% populasi bakteri S. aureus setelah 8 jam.
Berdasarkan spesifisitas dan efektivitas bakteriolitik, maka ketiga isolat fag
prospektif diteliti lebih lanjut dan dikembangkan sebagai biokontrol dan terapi
infeksi S. aureus.