Show simple item record

dc.contributor.advisorCarman, Odang
dc.contributor.advisorSoelistyowati, Dinar Tri
dc.contributor.authorBuulolo, Agustina
dc.date.accessioned2017-03-03T07:27:26Z
dc.date.available2017-03-03T07:27:26Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83650
dc.description.abstractIkan patin siam (Pangasianodon hypophthalmus) adalah salah satu komoditas ikan air tawar yang bernilai ekonomis tinggi, prospektif dikembangkan untuk memenuhi permintaan pasar domestik yang selalu meningkat setiap tahun. Spesies ini berasal dari sungai Mekong Vietnam atau sungai Chao Phraya Thailand, menyebar ke beberapa negara seperti Malaysia, Indonesia dan Cina (Ahmed dan Hasan 2007). Ikan ini diintroduksi masuk ke Indonesia pada tahun 1972 dikenal dengan nama Lele Bangkok (Sunarma 2007). Budidaya ikan patin tergolong inefisien karena biaya operasional produksi tinggi yang tidak sebanding dengan harga jual produk yang salah satunya diakibatkan oleh lambatnya pertumbuhan ikan. Perbaikan pertumbuhan di antaranya dapat dilakukan dengan memproduksi ikan triploid yang bersifat steril karena energi reproduksi dapat dialihkan pada pertumbuhan somatik sehingga pertumbuhannya lebih cepat. Produksi triploid dalam budidaya sangat penting dilakukan dan diharapkan mampu meningkatkan efisiensi produksi. Individu tetraploid dapat dibuat melalui penghambatan pembelahan sel pertama (mitosis I) dengan induksi kejutan suhu panas (heat shock), kejutan dingin (cold shock) atau tekanan (hydrostatic pressure) maupun bahan kimia berupa colchicine, cytochalacin dan vincristine. Metode kejutan suhu panas (heat shock) adalah salah satu metode paling murah dan mudah, keberhasilannya dipengaruhi oleh umur zigot, intensitas perlakuan suhu kejutan dan lama pemberian kejutan (Herbst 2002; Shelton 2006). Induksi tetraploid dengan heat shock dilakukan setelah fertilisasi sebelum pembelahan sel pertama (Fitria et al. 2013) dan terjadi karena adanya penekanan pembelahan sel (Zhang et al. 2007). Tetraploidisasi diharapkan dapat menyediakan induk tetraploid untuk produksi massal triploid. Penelitian ini terdiri dari enam perlakuan dengan tiga ulangan yaitu (A) perlakuan kejutan suhu 42 ᴼC pada umur zigot 28 menit setelah fertilisasi (msf) selama 2,0 menit dan (B) selama 2,5 menit, (C) perlakuan kejutan suhu 42 ᴼC pada umur zigot 30 msf selama 2,0 menit dan (D) selama 2,5 menit, (E) perlakuan kejutan suhu 42 ᴼC pada umur zigot 32 msf selama 2,0 menit dan (F) selama 2,5 menit. Dibuat juga kontrol sebagai pembanding tanpa perlakuan kejutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tetraploidisasi ikan patin siam Pangasianodon hypophthalmus melalui kejutan suhu panas 42 ᴼC selama 2,0 dan 2,5 menit pada umur zigot 30 msf berhasil menginduksi ikan tetraploid. Kondisi optimum yang dapat menghasilkan tetraploid tertinggi (26,67%) dengan kelangsungan hidup 40,17% adalah kejutan suhu 42 ᴼC selama 2,5 menit pada umur zigot 30 msf.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAquacultureid
dc.subject.ddcCatfishid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcCijengkol - Jawa Baratid
dc.titleTetraploidisasi Ikan Patin Siam (Pangasianodon Hypophthalmus) Dengan Kejutan Suhu Panasid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordPangasianodon hypophthalmusid
dc.subject.keywordnukleolusid
dc.subject.keywordtetraploidid
dc.subject.keywordkejutan panasid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record