Show simple item record

dc.contributor.advisorTrilaksani, Wini
dc.contributor.advisorCahyadi, Rudi
dc.contributor.authorWidria, Yefni
dc.date.accessioned2017-03-03T07:26:28Z
dc.date.available2017-03-03T07:26:28Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83642
dc.description.abstractSektor kelautan dan, perikanan yang seeara umum terdiri dari perikanan' tangkap dan, perikanan 'budidaya merupakan sektor• potensial bagi sumbet pertumbuhan ekonomi dari ~umber pengJridupan masyarak~t Indonesia. Industri' perikanan telah memberikan pendap~tan inelalui penyerapan tenaga kerja pada Unit Pengolahan Ikan (UP!) bernilai tainb8h. Produk Oomestik Bruto (POB) , sektor perikanan memegang, peranan strategis dalam memberikan kontribusi 'pada , POB Nasional. Kontribtisi ekonomi sektor perikanan ini akan dapat :teruS ditingkatkan apabila sejumlah tantangan pengembangan sektor kelautan ,dan perikan~ dapat diatasi, sal$ satu tantangan tersebut adalah tidak terpenuhinya utilitas unit pengolahan ikan yang ,rata-rata pada taboo 20llhanya 56,09 '%., Angka tersebut. mengindikasikan bahwa pasokan atau ketersediaan bahan' baku , unit pengolahan ik~ masih minim, atau unit pengobihan tidak memperoleh bahan baku yang eukup untuk menjamin 'keberlangstingan proses pengolahari. baik dari, sektor perikanan tangkap maupun budidaya.' Salah satu unit ,pengolahan ikan yang belum optimal utilitasnya adalahpengolahan ikan bandeng. Ikan Bandeng (Chanos-chanos) merupakan salah satu komoditas yang'dapat diperoleh dari sektor perikanan budidaya. ,Provinsi' Jawa Barat menempa#, peringkat ke 3 (tiga) di Indonesia'daIam hal, penghasil bandeng setelah provinsi Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Salah satu ,daerah ,produsen tersebut adalah Kabupaten Karawang yang ~erdiri dari 30 keeamatan danbandeng sebagai ikan ,tambak diprodUksi di 9 (sembilan) keeamatan. , Potensi, Kabupaten' Karawang sebagai ,penghasil b~deng temyata tidak menJamin ketersediaan bahail baku bagi 12 (dua belas) Industri Keeil'Menengah (IKM) pengolah bandeng Kota Bekasi ~eeara berkefanjutan: Baban baku 12' IKM pengolah bandeng tersebut berasal dari Kabupaten Karawang melalui suatu rantai pasok bandeng segar. Berdasarkait hal tesebut, perlu dilakukan evaluasi dan pengembangan sistem manajemen rantai pas ok bandeng segar di Kota Bekasi. Kajian ierdahulu 'mengenai rantai ,pas ok perikanan diantaranya'dilaksanakan oleh Rahmawaty, Rahayu dan Kusumaningrum (2014) dengan kajian berjudul "Evaluasi dan, Pengembangan Strategi Keamanan Produk Perikanan untuk Ekspor ke Atperika' Serikat" yang menganalisis kasus penolakan produk perikanan ' ,Indonesia oleh Amerika, Serikat. Analisis data dilakukan' melalui gap analysis dengan membandingkan regulasi dan standar keamanan produk perikanan Indonesia dengan regulasi dan standar keamanan produk perikanan Food and Drugs Administration (FDA). Ashri Prastiko Wibowo melakukan kajian berjudul "Analisis Raritai Nilai (Value Chain) Koniunitas,lkan Bandeng di Keeamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah yang menganalisis rantai nilai komoditas ikan bandeng. Metode analisis yang, digunakan 4alam kajian ini adalah analisis Rantai Nilai (Vqlue Chains Analysis). Sejauh ini,belum ditemukan kajian tep.~g Evaluasi dan Pengenibangan Sistem Manajemen Rantai Pasok Bandeng Segar di Kota Bekasi. Melalui ~ajian, ini akan dihaSilk~ strategi. rantai pasok y~g k~mprehensif dan berkesin~bungan yang mengakomodir seluruh . kepentingan anggota rantai pasok sehingga dapat meningkatk~ pendapatan rant¢. pasok. Tujuait dari kajian a4alah :. (1) Mengevaluasi •sistem manajem~n rantai .. p~ok bandeng segar di KotaBekasi, Jawa Barat; (2). Menyusun strategi prioritas pengembangan sistem manajeinen rantai pas ok bandeng segar di Kota Bekasi, JawaBarat. '. . ... Pengambilan data .dilakukan. '. dengan . teknik purpos,ive dan snowball. sampli;'g. Target populasi adalah seluruhanggota rantal' pasok •bandeng segar. Pengambilan . contoh dimulai dari lKM• pengolah, pengecer dan pengepul di• Bekasi Timur, sampai ke' pembudidaya bandeng di Desa Ciparag~ Jaya, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang. Instrumeil yang. digunakan adalah kuesioner yang berisi pertanyaan tentang seluruh. aIctifitas anggota rantai pasok bandeng segar. Data yang' dikumpulkail pada kajian ini .adalah data primer' dikumpulkan langsung dari sumber infoimasi mel8.Iw wawancara dan pengi~ian kuesioner dan data sekunder dari studi. pustaka. 'Metoda kajian' menggunakan analisis deskriptif, evaluasi dengan ~~mbandingkan aktivitBs ariggota rantai• pasok dengan standar yang ada, analisis faktor internal dan eksternal, anali.sis matriks . internal ,ekstemal (IE), analisis Strenghts, Weaknesses,. Opportunities and Threaths (SWOT} dan Analytic Hierarchy Process (AHP). ' ' , . HasH 'observasi lapang menunjukkan anggo~ rantai pasok bandeng. segar di Kota Bekasi terdiri dari 12 IKM pengolah, satu pengecer, satu pengepuldan lima pell:lbudidaya.Hasil evaluasi menunjukkan terdapat gap antara aktivitas maSing-masing anggota rantai pasok dengan' Standar Nasional Indonesia (SNI) , yaitu (1) penerapan GMP dan SSOP oleh-rKM pengolah, (2) cara pengangkutan d~ penyimpanan ikan segar oleh pengepul dan.pengecer, (3) cara budidaya ikan yang baik oleh• pembudidaya, dan (4) manajemen rantai pasok oleh seluruh anggota rantai pasok. . Analisis Strenghts Weaknesses Oppotunities Threatfzs ($WOT) menghasilkari ~trategi pengembangan manajemen rantai pasok bandeng segar dengan• melaksanakan Strategi SO (Strengnts' and Opportunities) 'yai,tu peningkatan ket~rsediaaIi ikan di pusat produksi dan peningkatan koordinasi dan koml:lllikasi dengan seluruh anggota r~tai pas ok. Strategi we (Weaknesses and Oppotunities) yaitu 'pendidikan dan pelatihan SDM serta pembinaan kemitraan perolehan modal. Strategi ST (Strenghts and Threaths) . yaitu pembentukan organisasi anggota rantai pasok dan penambahan suplier bahan bahan baku dan promosi. Strategi WT (Weaknesses ,and Threaths) , yaitu 'penggunaan teknologi produksi yang lebih efisien dan efektif oleh IKM pengolah dan pembudidaya . ,bandeng serta perbaikan mutu dan inovasi produk. . Analisis d~ngan nietoda Analytic Hierarchy Process (AHP). menghasilkan inutan prioritas alternatif strategi yaitu (1) pembentukan jaringan perolehan bahan baku dan jaringan pemasar~ oleh IKM pengolah, bobot 0.326; (2) peningkatan mutu SDM oleh pemerintah, bobot 0.249;• (3) pembentukan kelembagaan oleh pembudidaya, bobot 0.230, dan (4) menjalin kemitraan perol~han biaya usaha oleh pengepul, bobot 0.195.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcManagementid
dc.subject.ddcSupply Chainid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBekasi - Jawa Baratid
dc.titleEvaluasi dan PengembanganSistem Manajemen Rantai Pasok Ban ng Segar di· Kota Bekasi Jawa Barat.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbandengid
dc.subject.keywordindustri kecil menengahid
dc.subject.keywordstrategi manajemen rantai pasokid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record