Show simple item record

dc.contributor.advisorSuharno
dc.contributor.advisorHarianto
dc.contributor.authorSuherman, Tri
dc.date.accessioned2017-03-03T04:38:01Z
dc.date.available2017-03-03T04:38:01Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83620
dc.description.abstractIndonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak kelapa sawit di dunia. Produksi minyak kelapa sawit yang sangat tinggi menjadikan Indonesia sebagai negara produsen utama minyak kelapa sawit dunia. Salah satu mitra utama perdagangan kelapa sawit Indonesia adalah negara-negara di kawasan Uni Eropa. Empat negara importir terbesar minyak kelapa sawit di Uni Eropa meliputi Belanda, Italia, Spanyol, dan Jerman, yang selanjutnya dalam penelitian ini disebut Eropa 4. Adanya peningkatan permintaan produk makanan dan kosmetik yang menggunakan bahan baku minyak kelapa sawit serta kebijakan Uni Eropa terkait penggunaan sumberdaya terbarukan sebesar 20 persen untuk energi dan setidaknya 10 persen untuk bahan bakar dengan target capaian tahun 2020 di kawasan Uni Eropa semakin mendorong peningkatan kebutuhan minyak kelapa sawit di Eropa 4. Peluang tersebut menjadi faktor pendorong bagi banyak negara untuk memasok minyak kelapa sawit ke Eropa 4. Salah satu produsen minyak kelapa sawit lain yang ikut bersaing dalam memasok minyak kelapa sawit ke Eropa 4 dan juga merupakan pesaing kuat Indonesia yaitu Malaysia. Adanya persaingan dengan Malaysia menyebabkan impor minyak kelapa sawit Indonesia di Eropa 4 cenderung fluktuatif. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis tingkat persaingan minyak kelapa sawit Indonesia dan Malaysia di Eropa 4; (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan minyak kelapa sawit Indonesia di Eropa 4. Pendekatan model almost ideal demand system (AIDS) digunakan untuk menjawab mengenai tujuan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak kelapa sawit Indonesia dan Malaysia bersaing di Eropa 4 dimana Indonesia memiliki pangsa pasar yang lebih besar di Italia, Spanyol, dan Jerman, sementara Malaysia memiliki pangsa pasar yang lebih besar di Belanda. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan minyak kelapa sawit Indonesia di Belanda adalah harga minyak kelapa sawit Indonesia, harga minyak kelapa Malaysia, total nilai impor, nilai tukar riil, dan jumlah populasi di Belanda. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan minyak kelapa sawit Indonesia di Italia adalah harga minyak kelapa sawit Malaysia, total nilai impor, jumlah populasi di Italia, dan total impor minyak kelapa sawit tahun sebelumnya. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan minyak kelapa sawit Indonesia di Spanyol adalah harga minyak zaitun. Sementara Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan minyak kelapa sawit Indonesia di Jerman adalah total nilai impor.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgribusinessid
dc.subject.ddcFood Importid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcIndonesiaid
dc.titleAnalisis Permintaan Impor Minyak Kelapa Sawit Indonesia Di Eropa 4id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAIDSid
dc.subject.keywordEropa 4id
dc.subject.keywordminyak kelapa sawitid
dc.subject.keywordpermintaan imporid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record