Show simple item record

dc.contributor.advisorSinaga, Bonar Marulitua
dc.contributor.advisorFirdaus, Muhammad
dc.contributor.authorSitumorang, Sawitania Christiany Dwi Utami
dc.date.accessioned2017-03-03T04:37:26Z
dc.date.available2017-03-03T04:37:26Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83616
dc.description.abstractKinerja pembangunan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan yang cukup pesat yang ditunjukkan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 3.60 persen pada tahun 2000 menjadi 6.00 persen pada tahun 2012. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi tersebut terjadi transformasi struktural yang dicirikan dengan menurunnya pangsa Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian yang diikuti dengan penurunan pangsa tenaga kerja di sektor tersebut, digantikan perannya oleh sektor industri manufaktur dan jasa. Dibandingkan dengan beberapa negara maju, penurunan satu persen pangsa PDB riil sektor pertanian di Indonesia hanya diikuti dengan penurunan pangsa tenaga kerja di sektor tersebut dengan persentase perubahan yang kecil. Akibatnya, hingga saat ini sektor pertanian Indonesia mengalami masalah kelebihan pasokan tenaga kerja dan tumbuh menjadi sektor yang sarat akan kemiskinan, produktivitas dan daya saing sektor hulu hingga hilir yang rendah disaat sektor lain mengalami peningkatan pertumbuhan dan produktivitas. Guna mendorong pertumbuhan sektor pertanian tersebut dibutuhkan upaya pembangunan manusia. Namun adanya perbedaan kapasitas dan akses terhadap ketersediaan sumber daya pendukung kinerja pembangunan manusia tersebut seperti pangan, teknologi, fasilitas kesehatan dan pendidikan menjadi faktor penghambat kinerja pembangunan manusia di Indonesia. Intervensi pemerintah melalui kebijakan fiskal dibutuhkan untuk menjembatani permasalahan tersebut. Dalam rangka memaksimalkan kinerjanya, pemerintah dapat memanfaatkan bonus demografi yang masih akan berlangsung hingga tahun 2030 yang dicirikan dengan terus menurunnya proporsi penduduk muda (usia 0-14 tahun) terhadap penduduk usia produktifnya (usia 15-64 tahun). Oleh sebab itu, tujuan dari penelitian ini ialah untuk: (1) membangun model ekonomi demografi yang mengintegrasikan variabel makroekonomi dan demografi di Indonesia, (2) menganalisis pengaruh faktor makroekonomi dan demografi terhadap luas lahan pertanian, perubahan output sektoral, penyerapan dan produktivitas tenaga kerja sektoral serta kemiskinan di Indonesia, (3) menganalisis dampak kebijakan makroekonomi dan bonus demografi terhadap luas lahan pertanian, perubahan output sektoral, penyerapan dan produktivitas tenaga kerja sektoral serta kemiskinan di Indonesia. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode Two Stage Least Square (2 SLS), model ekonomi demografi Indonesia, sistem persamaan simultan yang terdiri dari 31 persamaan struktural dan 22 persamaan identitas. Data yang digunakan merupakan data time series nasional menggunakan variabel-variabel makroekonomi dan demografi yang terkait dengan tujuan penelitian selama kurun waktu 16 tahun terakhir (tahun 2000-2015). Simulasi historis dilakukan pada periode 2008 hingga 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) model ekonomi demografi Indonesia yang digunakan dalam penelitian ini telah mampu menjelaskan dengan baik pengaruh yang terjadi diantara komponen variabel makroekonomi dan demografi dalam model yang dibangun, (2) dari tujuh skenario simulasi yang dilakukan, hanya skenario simulasi kebijakan peningkatan penerimaan pemerintah, peningkatan belanja pemerintah pusat untuk pembangunan di bidang pendidikan dan kesehatan, peningkatan transfer pemerintah pusat ke daerah, penurunan suku bunga pinjaman serta kombinasi kebijakan peningkatan penerimaan pemerintah dan penurunan suku bunga pinjaman yang dapat meningkatkan bonus demografi, (3) untuk mengatasi masalah pengangguran yang kemungkinan ditimbulkan oleh peningkatan bonus demografi tersebut, kebijakan peningkatan belanja pemerintah pusat untuk pembangunan di bidang pendidikan dan kesehatan merupakan alternatif kebijakan terbaik yang dapat dipilih. Untuk mengatasi masalah kemiskinan dan ketimpangan distribusi pendapatan, kebijakan peningkatan transfer pemerintah pusat ke daerah merupakan alternatif kebijakan terbaik yang dapat dipilih. Sementara itu, untuk meningkatkan PDB dan produktivitas tenaga kerja di kedua sektor, kombinasi kebijakan peningkatan belanja pemerintah pusat di segala bidang merupakan alternatif kebijakan terbaik yang dapat dipilih, (4). Bagi sektor pertanian, seluruh alternatif simulasi kebijakan memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan petani di Indonesia meskipun terjadi penurunan ketersediaan luas lahan pertanian pada beberapa skenario simulasi kebijakan. Namun diantara keempat alternatif simulasi kebijakan tersebut, hanya kebijakan peningkatan penerimaan pemerintah, peningkatan transfer pemerintah pusat ke daerah dan kombinasi kebijakan peningkatan penerimaan pemerintah dan penurunan suku bunga pinjaman yang dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian sekaligus menurunkan jumlah penduduk miskin dan ketimpangan distribusi pendapatan penduduk di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemanfaatan bonus demografi sebaiknya disertai dengan kebijakan pemerintah yang pro job, pro poor dan pro growth dan mampu menjadikan sektor pertanian sebagai prime mover dalam pembangunan nasional melalui pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia serta meningkatkan transfer pemerintah pusat ke daerah. Dengan demikian, jika terjadi kelebihan pasokan tenaga kerja karena adanya missmatch diantara tenaga kerja dengan para pelaku usaha yang disebabkan oleh keterbatasan kualifikasi maupun investasi, minimal tenaga kerja tersebut dapat membuka lapangan pekerjaan untuk dirinya sendiri. Meskipun demikian, diperlukan pengawasan dari pemerintah pusat terhadap penggunaan tambahan dana transfer ke daerah tersebut untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan dana dalam bentuk apapun. Selain itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap kebijakan penurunan suku bunga pinjaman dari dua digit menjadi satu digit mengingat hingga saat ini, pembangunan ekonomi Indonesia masih sangat membutuhkan intervensi fiskal sebagai stimulus perekonomian yang dapat mendorong peningkatan investasi ke tingkat yang lebih tinggi lagi dari periode sebelumnya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgricultural Economicsid
dc.subject.ddcMacroeconomicsid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcIndonesiaid
dc.titleDampak Kebijakan Makroekonomi Dan Bonus Demografi Terhadap Pembangunan Sektor Pertanian Di Indonesiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkebijakan makroekonomiid
dc.subject.keywordbonus demografiid
dc.subject.keywordpembangunan sektor pertanianid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record