dc.description.abstract | Domba merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia, baik
sebagai penghasil daging maupun sebagai hewan kurban. Namun
produktivitasnya, terutama domba lokal masih relatif rendah. Rendahnya tingkat
produktivitas domba lokal pada umumnya selain disebabkan oleh faktor genetik,
juga dikarenakan faktor lingkungan, diantaranya adalah pakan dan iklim mikro.
Beberapa faktor lingkungan yang menyebabkan rendahnya tingkat
produktivitas ternak domba di Indonesia adalah kualitas nutrisi pakan yang
rendah dan iklim tropis yang panas yang menyebabkan ternak mengalami stres
panas. Oleh karena itu, peningkatan produktivitas domba lokal dapat dilakukan
melalui perbaikan nutrisi pakan, diantaranya dengan memanfaatkan berbagai
limbah industri pangan. Salah satu limbah industri pangan yang berpotensi
menjadi bahan pakan yang baik adalah limbah tauge kacang hijau. Selain itu,
peningkatan produktivitas, juga dapat dilakukan melalui perbaikan manajemen
pemberian pakan dengan memanfaatkan fenomena iklim mikro di daerah tropis (
pada siang hari suhu tinggi dan pada malam hari suhu rendah)
Limbah tauge kacang hijau adalah produk buangan pengolahan kacang
hijau menjadi tauge, yang mempunyai kandungan serat yang cukup tinggi disertai
dengan kandungan protein yang relatif tinggi, diharapkan dapat digunakan untuk
mensubstitusi pakan hijauan, terutama rumput yang pada umumnya kandungan
proteinnya rendah, sehingga produktivitas domba meningkat. Peningkatan
produktivitas ini diharapkan lebih optimal dengan mengatur waktu pemberian
pakan yang tepat, yakni pemberian pakan pada sore hari, sehingga metabolisme
pakan terjadi pada malam hari dengan suhu lingkungan yang nyaman.
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pemanfaatan limbah tauge kacang
hijau sebagai pakan sumber serat dan perubahan manajemen pemberian pakan
yang disesuaikan dengan fenomena iklim mikro di daerah tropis, yakni dari
pemberian pakan pada pagi hari ke sore hari untuk meningkatkan produktivitas
ternak domba tanpa mengabaikan aspek kesejahteraan ternak.
Penelitian bagian pertama adalah mendeskripsikan limbah tauge secara
fisik dan mengidentifikasikan kandungan nutrien, antinutrisi dan kandungan zat
lainnya yang diduga berpengaruh terhadap produktifitas ternak dengan
pengambilan sampel limbah tauge dari beberapa pengrajin tauge secara acak di
pasar, kemudian dilakukan analisis ragam terhadap data komposisi fisik dan
kualitas nutriennya. Penelitian selanjutnya (bagian 2 sd 4) adalah mengevaluasi
produktivitas dan kesejahteraan ternak domba Garut dengan perlakuan jenis
ransum, R1 (60% konsentrat 1 + 40% rumput lapang) dan R2 (60% konsentrat 2 +
40% limbah tauge) serta waktu pemberian pakan pagi hari (pukul 6 00) dan sore
hari (pukul 17 00). Peubah-peubah yang diamati adalah tingkah laku, respon
fisiologis, profil hematologis, status metabolit darah, performa pertumbuhan dan
pasca panen. Data yang diperoleh secara keseluruhan di analisis ragam, kecuali
performa pasca panen dengan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Limbah Tauge (segar) adalah
campuran dari komponen kulit tauge sekitar 70.90% (67.89-75.32%) dan tauge
serta potongan-potongannya sebesar 29.10% (24.68-32.11%). Dalam bentuk
kering udara, komposisinya menjadi 87.60% (84.37-89.97%) kulit tauge dan
12.40% (10.03-15.63%) tauge serta potong-potongannya. Kandungan nutrien
protein kasar, serat kasar dan BETN (13.76%, 30.14%, 52.87%). Kandungan NDF
dan ADF, zat antinutrisi tannin, enzim protease serta kandungan vitamin E pada
limbah tauge, sangat mendukung potensinya sebagai pakan yang baik untuk
peningkatan produktivitas ternak.
Indikator produktivitas dan kesejahteraan ternak antara lain adalah
performa pertumbuhan dan pasca panen, tingkah laku serta respon fisiologis.
Berdasarkan tingkah laku yang diamati (tingkah laku makan, istirahat, agonistik
dan tingkah laku lainnya), pemberian ransum limbah tauge dengan waktu
pemberian pakan yang berbeda tidak menyebabkan abnormalitas pada domba
Garut. Sementara itu, respon fisiologis (laju respirasi, denyut nadi dan suhu
tubuh), profil hematologis dan status metabolit darah (kadar glukosa, Urea-N dan
kolesterol) termasuk dalam kisaran normal.
Pemberian 40% limbah tauge dalam ransum domba Garut dengan waktu
pemberian pakan yang berbeda dapat meningkatkan performa pertumbuhan dan
pasca panen. Pertambahan bobot badan harian (pbbh) domba dengan ransum
limbah tauge (140.94g/ek/h) lebih tinggi dari pada yang diberi ransum rumput
(76.61g/ek/hr). Konversi pakan domba yang diberi ransum limbah tauge dengan
waktu pemberian sore hari (6.07) lebih baik dari pada domba yang diberi ransum
rumput dengan pemberian pagi hari (7.88) maupun sore hari (8.27) serta ransum
limbah tauge pada pagi hari (7.84).
Secara ekonomi, pemberian ransum limbah tauge dan waktu pemberian
pakan sore hari pada domba meningkatkan pendapatan sesudah biaya pakan serta
meningkatkan efisiensi waktu pencapaian pertambahan bobot hidup hampir dua
kali lipat dibandingkan domba yang diberi ransum rumput dengan waktu
pemberian pada sore hari.
Performa pasca panen menunjukkan bahwa pemberian ransum limbah
tauge memberikan pengaruh yang lebih baik pada kualitas karkas dan daging,
kecuali kandungan lemak dibandingkan ransum rumput. Namun waktu pemberian
pakan sore hari cenderung menurunkan kadar lemak karkas maupun
daging..Kandungan asam lemak, terutama asak lemak tak jenuh (PUFA) lebih
tinggi pada domba yang diberi ransum rumput, sebaliknya asam lemak jenuh SFA
lebih tinggi pada domba yang diberi limbah tauge. .Kadar kolesterol daging
domba yang diberi ransum limbah tauge pada sore hari cenderung lebih rendah
pada daging domba yang diberi ransum limbah tauge pagi hari dan yang diberi
ransum rumput pada pagi dan sore hari.
Dari rangkaian penelitian pendahuluan dan penelitian utama diperoleh
bahwa limbah tauge secara fisik dan kualitas kandungan nutrien berpotensi
sebagai pakan ternak yang baik, terutama untuk ternak ruminansia. Pemanfaatan
limbah tauge sebesar 40% dalam ransum dengan waktu pemberian pakan sore
hari, mampu meningkatkan produktivitas domba garut tanpa mengurangi tingkat
kesejahteraannya. | id |