Show simple item record

dc.contributor.advisorYamin, Mohamad
dc.contributor.advisorSumantri, Cece
dc.contributor.advisorAstuti, Dewi Apri
dc.contributor.authorRahayu, Sri
dc.date.accessioned2017-03-02T05:05:12Z
dc.date.available2017-03-02T05:05:12Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83526
dc.description.abstractDomba merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia, baik sebagai penghasil daging maupun sebagai hewan kurban. Namun produktivitasnya, terutama domba lokal masih relatif rendah. Rendahnya tingkat produktivitas domba lokal pada umumnya selain disebabkan oleh faktor genetik, juga dikarenakan faktor lingkungan, diantaranya adalah pakan dan iklim mikro. Beberapa faktor lingkungan yang menyebabkan rendahnya tingkat produktivitas ternak domba di Indonesia adalah kualitas nutrisi pakan yang rendah dan iklim tropis yang panas yang menyebabkan ternak mengalami stres panas. Oleh karena itu, peningkatan produktivitas domba lokal dapat dilakukan melalui perbaikan nutrisi pakan, diantaranya dengan memanfaatkan berbagai limbah industri pangan. Salah satu limbah industri pangan yang berpotensi menjadi bahan pakan yang baik adalah limbah tauge kacang hijau. Selain itu, peningkatan produktivitas, juga dapat dilakukan melalui perbaikan manajemen pemberian pakan dengan memanfaatkan fenomena iklim mikro di daerah tropis ( pada siang hari suhu tinggi dan pada malam hari suhu rendah) Limbah tauge kacang hijau adalah produk buangan pengolahan kacang hijau menjadi tauge, yang mempunyai kandungan serat yang cukup tinggi disertai dengan kandungan protein yang relatif tinggi, diharapkan dapat digunakan untuk mensubstitusi pakan hijauan, terutama rumput yang pada umumnya kandungan proteinnya rendah, sehingga produktivitas domba meningkat. Peningkatan produktivitas ini diharapkan lebih optimal dengan mengatur waktu pemberian pakan yang tepat, yakni pemberian pakan pada sore hari, sehingga metabolisme pakan terjadi pada malam hari dengan suhu lingkungan yang nyaman. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pemanfaatan limbah tauge kacang hijau sebagai pakan sumber serat dan perubahan manajemen pemberian pakan yang disesuaikan dengan fenomena iklim mikro di daerah tropis, yakni dari pemberian pakan pada pagi hari ke sore hari untuk meningkatkan produktivitas ternak domba tanpa mengabaikan aspek kesejahteraan ternak. Penelitian bagian pertama adalah mendeskripsikan limbah tauge secara fisik dan mengidentifikasikan kandungan nutrien, antinutrisi dan kandungan zat lainnya yang diduga berpengaruh terhadap produktifitas ternak dengan pengambilan sampel limbah tauge dari beberapa pengrajin tauge secara acak di pasar, kemudian dilakukan analisis ragam terhadap data komposisi fisik dan kualitas nutriennya. Penelitian selanjutnya (bagian 2 sd 4) adalah mengevaluasi produktivitas dan kesejahteraan ternak domba Garut dengan perlakuan jenis ransum, R1 (60% konsentrat 1 + 40% rumput lapang) dan R2 (60% konsentrat 2 + 40% limbah tauge) serta waktu pemberian pakan pagi hari (pukul 6 00) dan sore hari (pukul 17 00). Peubah-peubah yang diamati adalah tingkah laku, respon fisiologis, profil hematologis, status metabolit darah, performa pertumbuhan dan pasca panen. Data yang diperoleh secara keseluruhan di analisis ragam, kecuali performa pasca panen dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Limbah Tauge (segar) adalah campuran dari komponen kulit tauge sekitar 70.90% (67.89-75.32%) dan tauge serta potongan-potongannya sebesar 29.10% (24.68-32.11%). Dalam bentuk kering udara, komposisinya menjadi 87.60% (84.37-89.97%) kulit tauge dan 12.40% (10.03-15.63%) tauge serta potong-potongannya. Kandungan nutrien protein kasar, serat kasar dan BETN (13.76%, 30.14%, 52.87%). Kandungan NDF dan ADF, zat antinutrisi tannin, enzim protease serta kandungan vitamin E pada limbah tauge, sangat mendukung potensinya sebagai pakan yang baik untuk peningkatan produktivitas ternak. Indikator produktivitas dan kesejahteraan ternak antara lain adalah performa pertumbuhan dan pasca panen, tingkah laku serta respon fisiologis. Berdasarkan tingkah laku yang diamati (tingkah laku makan, istirahat, agonistik dan tingkah laku lainnya), pemberian ransum limbah tauge dengan waktu pemberian pakan yang berbeda tidak menyebabkan abnormalitas pada domba Garut. Sementara itu, respon fisiologis (laju respirasi, denyut nadi dan suhu tubuh), profil hematologis dan status metabolit darah (kadar glukosa, Urea-N dan kolesterol) termasuk dalam kisaran normal. Pemberian 40% limbah tauge dalam ransum domba Garut dengan waktu pemberian pakan yang berbeda dapat meningkatkan performa pertumbuhan dan pasca panen. Pertambahan bobot badan harian (pbbh) domba dengan ransum limbah tauge (140.94g/ek/h) lebih tinggi dari pada yang diberi ransum rumput (76.61g/ek/hr). Konversi pakan domba yang diberi ransum limbah tauge dengan waktu pemberian sore hari (6.07) lebih baik dari pada domba yang diberi ransum rumput dengan pemberian pagi hari (7.88) maupun sore hari (8.27) serta ransum limbah tauge pada pagi hari (7.84). Secara ekonomi, pemberian ransum limbah tauge dan waktu pemberian pakan sore hari pada domba meningkatkan pendapatan sesudah biaya pakan serta meningkatkan efisiensi waktu pencapaian pertambahan bobot hidup hampir dua kali lipat dibandingkan domba yang diberi ransum rumput dengan waktu pemberian pada sore hari. Performa pasca panen menunjukkan bahwa pemberian ransum limbah tauge memberikan pengaruh yang lebih baik pada kualitas karkas dan daging, kecuali kandungan lemak dibandingkan ransum rumput. Namun waktu pemberian pakan sore hari cenderung menurunkan kadar lemak karkas maupun daging..Kandungan asam lemak, terutama asak lemak tak jenuh (PUFA) lebih tinggi pada domba yang diberi ransum rumput, sebaliknya asam lemak jenuh SFA lebih tinggi pada domba yang diberi limbah tauge. .Kadar kolesterol daging domba yang diberi ransum limbah tauge pada sore hari cenderung lebih rendah pada daging domba yang diberi ransum limbah tauge pagi hari dan yang diberi ransum rumput pada pagi dan sore hari. Dari rangkaian penelitian pendahuluan dan penelitian utama diperoleh bahwa limbah tauge secara fisik dan kualitas kandungan nutrien berpotensi sebagai pakan ternak yang baik, terutama untuk ternak ruminansia. Pemanfaatan limbah tauge sebesar 40% dalam ransum dengan waktu pemberian pakan sore hari, mampu meningkatkan produktivitas domba garut tanpa mengurangi tingkat kesejahteraannya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAnimal husbandryid
dc.subject.ddcFeeding of animalsid
dc.titleKajian Produktivitas Dan Kesejahteraan Domba Garut Dengan Pakan Limbah Tauge Dan Manajemen Waktu Pemberian Berbedaid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordDomba Garutid
dc.subject.keywordlimbah taugeid
dc.subject.keywordproduktivitasid
dc.subject.keywordkesejahteraan ternakid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record