Show simple item record

dc.contributor.advisorWidanarni
dc.contributor.advisorSukenda
dc.contributor.advisorSuprayudi, Muhammad Agus
dc.contributor.advisorZairin Jr, Muhammad
dc.contributor.authorDjauhari, Ricky
dc.date.accessioned2017-03-02T05:04:50Z
dc.date.available2017-03-02T05:04:50Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83523
dc.description.abstractIkan mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu komoditas akuakultur penting yang populer dibudidayakan di Indonesia. Dalam perkembangan budidayanya, sebagian besar sentra produksi mengalami serangan penyakit Motile Aeromonad Septicaemia (MAS) yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila. Penyakit MAS menyebar sangat cepat dan mengakibatkan mortalitas sekitar 25%, namun angka ini dapat jauh lebih tinggi mencapai sekitar 80% pada budidaya dengan kepadatan tinggi dan kualitas air buruk. Antibiotik sudah sering digunakan untuk menghambat dan mencegah bakteri patogen berkembang, namun beresiko tinggi dengan meningkatnya strain bakteri resisten, terganggunya keseimbangan normal mikroflora usus dan residunya banyak terakumulasi pada ikan dan lingkungan perairan. Penggunaan probiotik merupakan salah satu alternatif ramah lingkungan untuk mereduksi penggunaan antibiotik karena dapat memodifikasi komunitas mikroba, menghambat pertumbuhan atau berkompetisi dengan patogen, memperbaiki nilai nutrisi, memperbaiki kualitas lingkungan, serta dapat meningkatkan respons imun. Peran bakteri probiotik tersebut dapat ditingkatkan melalui aplikasi prebiotik, yaitu bahan pangan yang tidak dapat dicerna yang memberikan efek menguntungkan bagi inangnya dengan cara merangsang pertumbuhan dan aktivitas sejumlah bakteri tertentu di usus sehingga meningkatkan kesehatan inang. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bila probiotik dan prebiotik digabung dalam suatu produk tunggal (sinbiotik) maka manfaatnya menjadi meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja pertumbuhan dan status kesehatan ikan mas yang diberi probiotik Bacillus sp. NP5, prebiotik dari ekstrak ubi jalar (Ipomoea batatas L.) varitas Sukuh dan gabungan keduanya (sinbiotik) terhadap infeksi bakteri A. hydrophila. Secara garis besar untuk menjawab tujuan tersebut, penelitian dibagi dalam empat tahap, yaitu: 1. Karakterisasi Bacillus sp. NP5 dan aplikasinya sebagai probiotik pada ikan mas, 2. Ekstraksi prebiotik dari ubi jalar dan aplikasinya pada ikan mas 3. Kinerja pertumbuhan dan status kesehatan ikan mas yang diberi probiotik Bacillus sp. NP5, prebiotik dari ubi jalar dan sinbiotik 4. Mikroenkapsulasi sinbiotik dan aplikasinya untuk meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan mas yang dipelihara pada kondisi lapangan di kolam. Penelitian tahap pertama bertujuan untuk mengkarakterisasi probiotik Bacillus sp. NP5 dan mengevaluasi efektivitas aplikasinya terhadap kinerja pertumbuhan dan status kesehatan ikan sebelum serta setelah diinfeksi A. hydrophila. Bacillus sp. NP5 diberikan pada ikan mas melalui pakan secara at satiation tiga kali sehari selama 30 hari dengan dosis 106, 108 dan 1010 CFU/mL sebanyak 1% (v/w). Parameter yang diamati selama aplikasi probiotik meliputi total bakteri dan total Bacillus sp. NP5 di usus, aktivitas enzim pencernaan, kinerja pertumbuhan, dan respons imun. Pada hari ke-32, ikan mas diuji tantang dengan injeksi bakteri patogen A. hydrophila secara intramuskular dengan dosis 107 CFU/mL (0.1 mL/ekor) dan resistensi ikan diamati dengan menghitung kelangsungan hidup ikan sampai pada hari ke-45. Hasil identifikasi fenotipik dan genotipik isolat Bacillus sp. NP5 menunjukkan bahwa isolat tersebut adalah Bacillus cereus dengan indeks similaritas 99%. Secara in vitro isolat Bacillus cereus NP5 mampu menghasilkan enzim protease, amilase, dan lipase serta berpotensi menghambat bakteri patogen A. hydrophila, Streptococcus agalactiae, dan Mycobacterium fortuitum. Suplementasi pakan mengandung probiotik dengan dosis 1010 CFU/mL sebanyak 1% menghasilkan peningkatan jumlah total bakteri dan total probiotik di usus serta aktivitas enzim amilase, protease dan lipase yang disertai dengan laju pertumbuhan harian tertinggi dan konversi pakan terendah (P<0.05). Total leukosit dan aktivitas fagositik pada perlakuan dosis probiotik 1010 CFU/mL lebih tinggi (P<0.05) dibanding kontrol di akhir masa pemeliharaan selama 30 hari. Ikan mas yang diberi pakan mengandung probiotik menunjukkan tingkat kelangsungan hidup setelah uji tantang dengan nilai yang berkisar antara 81-100%, sedangkan tingkat kelangsungan hidup ikan tanpa pemberian probiotik hanya sebesar 51.28%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suplementasi probiotik Bacillus cereus NP5 pada ikan mas dapat meningkatkan kinerja pertumbuhan, respons imun dan resistensi ikan mas terhadap penyakit akibat infeksi A. hydrophila, dengan hasil terbaik pada suplementasi probiotik dosis 1010 CFU/mL sebanyak 1%. Penelitian tahap kedua bertujuan untuk mengekstraksi prebiotik dari ubi jalar varitas Sukuh dan mengevaluasi efektivitasnya terhadap kinerja pertumbuhan dan status kesehatan ikan mas sebelum serta setelah diinfeksi A. hydrophila. Prebiotik diberikan pada ikan mas melalui pakan secara at satiation tiga kali sehari selama 30 hari dengan dosis 0.5, 1 dan 2% (v/w). Parameter yang diamati selama aplikasi prebiotik meliputi populasi dan jenis bakteri dominan di usus, aktivitas enzim pencernaan, kinerja pertumbuhan, dan respons imun. Pada hari ke- 32, ikan mas diuji tantang dengan injeksi bakteri patogen A. hydrophila secara intramuskular dengan dosis 107 CFU/mL (0.1 mL/ekor) dan resistensi ikan diamati dengan menghitung kelangsungan hidup ikan sampai pada hari ke-45. Suplementasi pakan mengandung prebiotik dengan dosis 2% menunjukkan pengaruh yang signifikan (P<0.05) terhadap jumlah total bakteri di usus dan aktivitas enzim protease, serta menghasilkan laju pertumbuhan harian dan konversi pakan terbaik (P<0.05) dibanding kontrol dan perlakuan lainnya. Bakteri yang tumbuh dominan di usus teridentifikasi sebagai Bacillus pumilus, Staphylococcus kloosii, Staphylococcus hominis, Aeromonas veronii dan Kocuria rhizophila. Pada akhir pemeliharaan, nilai total leukosit dan aktivitas fagositik pada perlakuan prebiotik 2% lebih tinggi dibanding kontrol. Kelangsungan hidup ikan mas setelah uji tantang pada perlakuan prebiotik 1% dan 2% mencapai 87% dan 100%, sedangkan pada ikan tanpa pemberian prebiotik hanya sebesar 51.11%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suplementasi prebiotik pada ikan mas dapat meningkatkan kinerja pertumbuhan, respons imun dan resistensi ikan mas terhadap infeksi A. hydrophila, dengan hasil terbaik pada suplementasi prebiotik 2%. Penelitian tahap ketiga bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas probiotik, prebiotik dan sinbiotik terhadap kinerja pertumbuhan, respons imun dan resistensi ikan mas sebelum serta setelah diinfeksi A. hydrophila. Probiotik, prebiotik dan sinbiotik diberikan pada ikan mas melalui pakan secara at satiation tiga kali sehari selama 30 hari. Sinbiotik dibuat dengan menggabungkan probiotik dosis 1010 CFU/mL sebanyak 1% (v/w) dan prebiotik dosis 2% (v/w). Parameter yang diamati selama aplikasi probiotik, prebiotik dan sinbiotik meliputi total bakteri dan total Bacillus cereus NP5 di usus, aktivitas enzim pencernaan, kinerja pertumbuhan, biokimia darah dan respons imun. Pada hari ke-32, ikan mas diuji tantang dengan injeksi bakteri patogen A. hydrophila secara intramuskular dengan dosis 105 CFU/mL (0.1 mL/ekor) dan resistensi ikan diamati dengan menghitung kelangsungan hidup ikan sampai pada hari ke-45. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa parameter kinerja pertumbuhan termasuk aktivitas enzim saluran pencernaan, laju pertumbuhan harian, rasio konversi pakan, kecernaan protein dan total, retensi protein, dan retensi lemak pada perlakuan probiotik, prebiotik, dan sinbiotik lebih tinggi dari kontrol, dengan nilai tertinggi diperoleh pada perlakuan sinbiotik. Glikogen hati dan otot pada perlakuan probiotik dan sinbiotik berbeda nyata dibanding kontrol. Parameter respons imun sebelum dan sesudah uji tantang pada pada perlakuan probiotik, prebiotik, dan sinbiotik lebih baik dari kontrol positif; diikuti dengan nilai tingkat kelangsungan hidup ikan uji yang lebih tinggi (66.67-80.00%) dibanding kontrol positif (46.67%). Kombinasi probiotik Bacillus cereus NP5 dosis 1010 CFU/mL sebanyak 1% (v/w) dengan prebiotik dari ekstrak ubi jalar 2% (v/w) dapat meningkatkan kinerja pertumbuhan, respons imun dan resistensi ikan mas terhadap infeksi A. hydrophila. Penelitian tahap keempat bertujuan untuk mengevaluasi viabilitas sel probiotik Bacillus cereus NP5 dalam mikrokapsul sinbiotik serta menentukan dosis terbaiknya untuk meningkatkan kinerja pertumbuhan dan status kesehatan ikan mas yang dipelihara pada kondisi lapangan di kolam. Sinbiotik yang digunakan pada penelitian ini adalah kombinasi probiotik Bacillus cereus NP5 dosis 1010 CFU/mL sebanyak 1% (v/w) dan prebiotik dari ekstrak ubi jalar sebanyak 2% (v/w). Mikroenkapsulasi sinbiotik dilakukan menggunakan teknik spray drying dengan komposisi bahan meliputi sinbiotik, protein whey dan maltodekstrin (1:1:10%) (v/v/w). Mikrokapsul sinbiotik diberikan pada ikan mas melalui pakan secara at satiation tiga kali sehari yang dipelihara di kolam selama 30 hari dengan dosis 0.5, 1 dan 2%. Parameter yang diamati selama aplikasi mikroenkapsulasi sinbiotik meliputi viabilitas sel probiotik Bacillus cereus NP5 sebelum dan setelah proses mikroenkapsulasi serta setelah satu bulan penyimpanan, total bakteri dan total Bacillus cereus NP5 di usus, kinerja pertumbuhan dan respons imun ikan mas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa viabilitas sel probiotik dalam mikrokapsul sinbiotik relatif stabil dengan konsentrasi sebelum dan setelah penyimpanan satu bulan mencapai 8.83±0.03 log CFU/g dan 8.79±0.02 log CFU/g. Suplementasi mikrokapsul sinbiotik melalui pakan mampu meningkatkan kinerja pertumbuhan dan status kesehatan ikan mas dengan hasil terbaik diperoleh pada dosis 1%. Berdasarkan hasil dari seluruh tahap penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa probiotik Bacillus cereus NP5, prebiotik dari ekstrak ubi jalar varitas Sukuh, dan gabungan keduanya (sinbiotik) mampu meningkatkan kinerja pertumbuhan dan status kesehatan ikan mas yang diinfeksi bakteri A. hydrophila dengan hasil terbaik diperoleh pada aplikasi sinbiotik. Viabilitas sel probiotik dalam mikrokapsul sinbiotik relatif stabil selama penyimpanan sehingga dapat diaplikasikan pada budidaya ikan mas skala lapangan di kolam.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcFisheriesid
dc.subject.ddcFish freshwaterid
dc.titleKinerja Pertumbuhan Dan Status Kesehatan Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Yang Diberi Probiotik, Prebiotik Dan Sinbiotikid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordBacillus cereus NP5id
dc.subject.keywordubi jalarid
dc.subject.keywordsinbiotikid
dc.subject.keywordikan masid
dc.subject.keywordAeromonas hydrophilaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record