dc.description.abstract | Provinsi Jambi termasuk salah satu sentra produksi duku terbesar di
Indonesia. Salah satu strategi untuk pengembangan tanaman duku adalah melalui
penelitian tentang karakterisasi faktor iklim dan penyakit yang dapat
mempengaruhi produksi tanaman. Pengembangan komoditas duku juga perlu
memperhatikan kesesuaian lahan di lokasi pengembangan. Kesesuaian lahan
dibangun dari dua unsur utama yaitu kesesuaian iklim dan kesesuaian tanah.
Unsur iklim yang dikaji adalah curah hujan dan suhu udara sedangkan unsur
tanah diwakili oleh elevasi lahan. Penelitian ini juga mengidentifikasi pengaruh
curah hujan terhadap produksi tanaman dan serangan penyakit kanker batang dan
bercak daun pada tanaman duku di Provinsi Jambi.
Kegiatan penelitian dilakukan mulai bulan Juli 2014 sampai Februari 2015
di Provinsi Jambi. Data yang digunakan adalah: (i) data curah hujan harian selama
periode Januari 2000 – Desember 2013 dari stasiun pengamatan curah hujan yang
tersebar di Provinsi Jambi, (ii) data suhu udara dan elevasi tempat tahun 2000 –
2013, (iii) data produksi komoditas duku di Provinsi Jambi tahun 2004 – 2013,
(iv) data serangan penyakit tanaman duku tahun 2004 – 2013, (v) data
administrasi kabupaten dan kecamatan Provinsi Jambi tahun 2013, dan (vi) data
peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Skala 1:250 000. Data diolah dengan memakai
beberapa metode, antara lain: (i) pewilayahah hujan menggunakan metode
analisis gerombol dan isohyet, (ii) pewilayahah suhu menggunakan peta suhu
(isotherm) dengan menggabungkan estimasi suhu berdasarkan elevasi lokasi
berbasis persamaan Braak, (iii) interpolasi curah hujan tahunan menggunakan
metode inverse distance weight (IDW), (iv) kesesuaian agroklimat dengan basis
data suhu udara, curah hujan, dan kemiringan lahan menggunakan rumusan
Djaenudin et al (2003) untuk menghasilkan kriteria kesesuaian Sangat Sesuai (S1),
Sesuai (S2), Sesuai Marjinal (S3), dan Tidak Sesuai (N), dan (v) analisis regresi
dan korelasi antara curah hujan, penyakit, dan produksi tanaman duku.
Hasil penelitian menunjukkan adanya lima pola hujan wilayah di Provinsi
Jambi. Sebaran suhu udara di Provinsi Jambi menunjukkan semakin ke timur suhu
udara semakin meningkat dikarenakan wilayah timur dari Provinsi Jambi
berdekatan dengan laut dan memiliki topografi berupa dataran rendah.
Kesesuaian iklim berbasis suhu dan curah hujan menunjukkan bahwa
sebagian besar wilayah Provinsi Jambi memiliki kriteria S1 dan S2 untuk
pertanaman duku. Wilayah dengan kritreia S3 hanya terbatas pada daerah
kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kerinci, dan Tanjung Jabung Barat. Sedangkan
kriteria N hanya mencakup wilayah yang sangat sempit, terutama di Tanjung
Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat.
Kesesuaian tanah berbasis elevasi dan kemiringan lahan menunjukkan
sekitar 75 % wilayah Provinsi Jambi sangat sesuai ditanami tanaman duku.
Kabupaten Tebo memiliki luas wilayah paling besar untuk kriteria S1 yaitu 6238
ha. Sedangkan Kabupaten Tebo memiliki wilayah luas wilayah terbesar untuk
kriteria N yaitu 1076 ha.
Persentase luas wilayah berdasarkan kesesuaian agroklimat yang didapat
melalui skoring dari peta kesesuaian iklim dan kesesuaian tanah untuk tanaman
duku di Provinsi Jambi adalah S1 sebesar 29 %, S2 sebesar 42 %, S3 sebesar
19 %, dan N sebesar 10 %.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Provinsi Jambi memiliki potensi besar
untuk pengembangan produksi duku karena 90 % dari luas wilayah Provinsi
Jambi adalah sesuai untuk pertanaman duku yaitu berada pada kelas S1, S2, dan
S3. Rata-rata luas wilayah S1 untuk pertanaman duku yaitu sebesar 29 %.
Kabupaten yang sangat sesuai adalah Merangin, Batanghari, Muaro Jambi, dan
Sarolangun.
Analisis regresi linier berganda faktor curah hujan dan serangan penyakit
terhadap produksi tanaman duku di Provinsi Jambi menghasilkan persamaan
[Produksi = 400 + 0.52 Curah_Hujan – 2.15 Serangan_Penyakit]. Analisis ini
menunjukkan bahwa curah hujan berpengaruh positif terhadap produksi duku
dimana peningkatan curah hujan (mm/tahun) di Provinsi Jambi dapat menaikkan
produksi duku sebesar 0.52 (kg/ha/tahun). Serangan penyakit berpengaruh negatif
terhadap produksi tanaman duku dimana peningkatan serangan penyakit
(persen/tahun) dapat menurunkan produksi tanaman duku sebesar 2.15
(kg/ha/tahun).
Sebagai masukan kepada pemerintah bagi daerah yang sesuai untuk
pengembangan komoditas duku diperlukan kebijakan agar lahan duku yang sudah
ada dapat dikelola dengan baik, sehingga dapat menjaga kelestarian tanaman duku
dan meningkatkan kesejahteraan petani duku di Provinsi Jambi. | id |