dc.description.abstract | Vibriosis merupakan penyakit umum di budidaya hewan air laut yang
disebabkan oleh Vibrio. Bakteri ini umumnya menyerang udang pada stadia larva,
protozoea, pascalarva dan menyebabkan kematian 80% - 85% dari total populasi.
Udang yang terserang Vibrio umumnya ditandai dengan gejala klinis yaitu udang
terlihat lemah, berwarna merah gelap atau pucat, antena dan kaki renang berwarna
merah. Tiga spesies Vibrio yang diketahui bersifat patogenik adalah Vibrio
parahaemolyticus, V. vulnificus dan V. harveyi. Vibrio telah diketahui menjadi
resisten terhadap hampir semua antibiotik yang tersedia. Permasalahan tersebut
diatasi melalui upaya pencarian sumber senyawa antibakteri yang baru untuk
mengatasi vibriosis. Spons merupakan salah satu makro invertebrata laut yang
menjadi sumber senyawa bioaktif dengan berbagai potensi biomedis. Senyawa
bioaktif yang terdapat pada ekstrak spons serta mikrob yang berasosiasi
dengannya dapat dipakai untuk pengembangan obat dan produk alami baru.
Pemanfaatan bakteri yang hidupnya berasosiasi dengan spons lebih baik karena
dapat dimurnikan dan dikulturkan dalam skala laboratorium. Bakteri laut
penghasil senyawa bioaktif yang berasosiasi dengan spons diharapkan dapat
menjadi biokontrol vibriosis dalam budidaya udang vaname. Oleh karena itu
penelitian ini bertujuan menapis bakteri laut penghasil senyawa bioaktif yang
berasosiasi dengan spons dan mengaplikasikannya sebagai biokontrol penyakit
vibriosis pada udang.
Spons dengan jenis Aaptos sp. dan Hyrtios sp. berhasil dikoleksi dari Pulau
Pramuka, Kepulauan Seribu Jakarta. Isolasi bakteri yang berasosiasi dengan spons
dilakukan menggunakan media Sea Water Complete (SWC) dan Zobel Marine
Agar (ZMA) serta diperoleh 174 jenis bakteri. Sebanyak 69 isolat terdeteksi
memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri uji Vibrio parahaemolyticus, V.
vulnificus, V. harveyi, Bacillus subtilis dan Escherischia coli dengan spektrum
sempit serta spektrum luas. Berdasarkan uji hemolisis didapatkan 49 isolat yang
menunjukkan hemolisis negatif dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
Duabelas isolat dipilih dari 49 isolat hemolisis negatif berdasarkan aktivitas
antibakteri spektrum luas untuk digunakan dalam uji patogenisitas terhadap
pascalarva udang vaname. Pengujian dilakukan dengan menambahkan suspensi
isolat bakteri berkonsentrasi 106 sel/mL pada media pemeliharaan. Hasil uji
patogenisitas tehadap 12 isolat terpilih menunjukkan bahwa semua isolat tidak
bersifat patogen terhadap pascalarva udang vaname. Hal ini dibuktikan dengan
kelangsungan hidup pascalarva udang vaname yang tidak berbeda nyata dengan
kontrol negatif. Selanjutnya dari 12 isolat yang tidak patogen, dipilih enam isolat
berdasarkan nilai kelangsungan hidup yang tertinggi untuk digunakan dalam uji
tantang terhadap V. harveyi. Sebelum uji tantang terlebih dahulu dilakukan
penentuan nilai LC50 untuk mengetahui konsentrasi sel bakteri V. harveyi yang
akan digunakan karena pada uji ini akan diketahui konsentrasi sel bakteri yang
dapat menyebabkan kematian hingga setengah dari populasi udang uji.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai LC50 sebesar 105 sel/mL. Uji tantang
dilakukan dengan menambahkan suspensi isolat bakteri berkonsentrasi 106 sel/mL
dan setelah dilakukan kokultivasi dengan pascalarva udang selama enam jam,
isolat V. harveyi dengan konsentrasi 105 sel/mL (LC50) dimasukkan ke dalam
media pemeliharaan. Hasil uji tantang terhadap V. harveyi diketahui tingkat
kelangsungan hidup pascalarva udang vaname (70±5.00 - 90±0.00%) memiliki
perbedaan yang signifikan (P<0,05) jika dibandingkan dengan kontrol positif
(38.3±2.89%). Hasil ini menunjukkan bahwa enam isolat tersebut berpotensi
sebagai agens biokontrol V. harveyi.
Enam isolat potensial diidentifikasi menggunakan sekuen gen 16S rRNA.
Berdasarkan analisis sekuen gen 16S rRNA , menunjukkan bahwa enam isolat
potensial memiliki kemiripan dengan Pseudomonas aeruginosa strain SNP0614
(kode P1.S9, P1.S21, D2.Z12, P1.Z39), Staphylococcus sciuri DSM 20345 (kode
P1.Z5) dan Alcaligenes faecalis strain NBRC 13111 (kode P1.Z40). Deteksi gen
NRPS dan PKS menggunakan PCR terhadap keenam isolat potensial diperoleh
hasil bahwa empat isolat bakteri potensial memiliki hanya gen NRPS, satu isolat
memiliki hanya gen PKS dan satu isolat memiliki kedua gen NRPS-PKS. Hal ini
membuktikan bahwa keenam isolat memiliki potensi sebagai penghasil senyawa
bioaktif | id |