Show simple item record

dc.contributor.advisorGhulamahdi, Munif
dc.contributor.advisorSulistyono., Eko
dc.contributor.authorHerawati, Nani
dc.date.accessioned2017-02-28T03:05:34Z
dc.date.available2017-02-28T03:05:34Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83265
dc.description.abstractKedelai (Glycine max L. Merril) merupakan komoditas yang sudah umum dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan tempe, tahu, kecap, serta bungkil kedelai sebagai pakan ternak. NTB adalah wilayah potensial sebagai penghasil kedelai setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Permasalahan utama yang dihadapi dalam pengembangan kedelai di lahan sawah beriklim kering adalah keterbatasan air dan kesuburan tanah yang kurang. Langkah yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah mengoptimalkan pengelolaan air dengan mengatur jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman dan memperbaiki kesuburan tanah dengan menambahkan pupuk dan bahan organik. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendapatkan respon pertumbuhan kedelai pada berbagai interval pemberiaan air dan pemupukan di lahan sawah beriklim kering serta mendapatkan parameter yang diperlukan untuk menghitung interval irigasi yang tepat, (2) Mendapatkan dosis pemupukan Fosfor dan pupuk organik yang optimal di lahan sawah beriklim kering . Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli 2015 sampai November 2015 di Desa Sesela Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat. Percobaan I optimasi pemberian air menggunakan rancangan petak terpisah dengan tiga ulangan sebagai petak utama adalah interval pemberiaan air (2, 9,16, 23 dan 30 hari) dan anak petak adalah tiga jenis varietas kedelai yaitu Anjasmoro, Burangrang dan Tanggamus. Percobaan II adalah optimasi pemupukan menggunakan rancangan acak kelompok 2 faktor dan tiga ulangan yaitu pemberian pupuk fosfor dengan 4 taraf dosis pemupukan dan tiga ulangan (0 , 36 , 72, 108 kg P2O5 .ha-1 ) dan pemberiaan pupuk organik dengan 4 taraf dosis pupuk organik. ( 0, 2.5,5, dan 7.5 ton. ha-1). Hasil percobaan I menunjukkan bahwa interaksi interval pemberiaan air dengan varietas berpengaruh terhadap pertumbuhan, hasil dan komponen hasil, diantaranya tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot 100 biji dan jumlah polong.Varietas Tanggamus memiliki jumlah polong kedelai tertinggi 146.33 dan produktivitas tertinggi 4.2 ton. ha-1 dibandingkan Burangrang dan Anjasmoro 3.5 ton. ha-1 dan 3.7 ton. ha-1. Hasil percobaan II menunjukan bahwa dengan penambahan pupuk P sebesar 108 kg P2O5. ha-1 dan 5 ton. ha-1 pupuk organik ha-1 dapat meningkatkan jumlah polong kedelai tertinggi yaitu sebesar 103 polong dan dosis optimum pupuk P 72 kg P2O5. ha -1 dan organik 7.5 ton. ha-1 dapat meningkatkan produktivitas kedelai di lahan sawah beriklim kering di Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAgronomyid
dc.subject.ddcSoybeanid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcLombok - Nusa Tenggara Baratid
dc.titleOptimasi Pemberian Air Dan Pemupukan Kedelai (Glycine Max L.Merril ) Di Lahan Sawah Beriklim Kering Di Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Baratid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAnjasmoroid
dc.subject.keywordBurangrangid
dc.subject.keywordFosforid
dc.subject.keywordOrganikid
dc.subject.keywordTanggamusid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record