Aktivitas Antioksidan Dan Inhibisi Hmg Koa Reduktase Dari Formula Ekstrak Angkak Dan Bekatul Sebagai Antikolesterolemia
View/ Open
Date
2016Author
Hasanah, Qomariah
Hasim
Faridah, Didah Nur
Andrianto, Dimas
Metadata
Show full item recordAbstract
Penyakit jantung koroner (PJK) disebabkan oleh aterosklerosis yaitu
terjadinya penebalan dinding pembuluh darah menuju jantung oleh kolesterol dan
trigliserida. Angka kematian yang disebabkan oleh PJK mencapai 17.5 juta jiwa di
dunia. Adapun jumlah penderita PJK mencapai 2.6 juta jiwa di Indonesia pada
tahun 2013. Kematian yang disebabkan oleh PJK akan terus meningkat mencapai
25 juta jiwa pada tahun 2030.
HMG KoA reduktase merupakan enzim kunci yang berperan dalam
mensintesis kolesterol didalam hati. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
inhibisi terhadap enzim ini dapat menurunkan kadar kolesterol intrasel. Obatobatan
sintetis seperti simvastin, pravastatin dan lovastatin dapat menghambat
enzim ini. Namun, obat-obatan tersebut memiliki efek samping seperti rasa mual
dan meningkatkan tekanan darah. Pemanfaatan bahan alam sebagai obat penurun
kolesterol diduga mampu mengurangi efek samping tersebut.
Angkak dan bekatul merupakan produk alam yang berasal dari padi.
Angkak merupakan hasil fermentasi beras kapang Monascus sp. yaitu kapang dari
kelas Ascomycetes. Bekatul merupakan bahan alam yang berasal dari proses
penggilingan padi. Angkak dan bekatul telah mampu menurunkan kadar
kolesterol darah akan tetapi belum ada penelitian yang melakukan formulasi
terhadap kedua bahan alam ini.
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan fraksi terbaik dari angkak dan
bekatul dalam menghambat HMG KoA reduktase, kemudian menentukan formula
terbaik dari fraksi terbaik angkak dan fraksi terbaik bekatul dalam menghambat
HMG KoA reduktase. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk
mengidentifikasi komponen fitokimia yang terdapat dalam fraksi terbaik. Hasil
penelitian ini diharapkan menjadi acuan pembuatan obat alami yang dapat
diaplikasikan kepada pasien penderita hiperkolesterolemia.
Penelitian ini dimulai dengan mengekstraksi bahan alam menggunakan
pelarut universal (etanol), dilanjutkan dengan fraksinasi menggunakan 5 pelarut
berdasarkan tingkat kepolarannya yaitu pelarut n-heksana, diklorometana, etil
asetat dan air. Ekstrak etanol sampel dilakukan uji fitokimia. Semua sampel
ekstrak dan fraksinasi dilakukan uji daya hambatnya terhadap HMG KoA
reduktase. Fraksi yang mempunyai daya hambat tertinggi dari angkak dan bekatul
kemudian diformulasikan dengan perbandingan 1:0, 3:1, 1:1, 1:3 dan 0:1.
Kemudian formula tersebut dilakukan uji daya hambatnya terhadap HMG KoA
reduktase. Uji aktivitas antioksidan dilakukan terhadap formula angkak dan
bekatul dengan melihat kemampuan reduksi terhadap Fe3+ menjadi Fe2+. Selain
antioksidan, formula angkak dan bekatul juga diuji terhadap total fenol dan total
flavonoid. Kemudian sampel fraksi yang mempunyai kemampuan paling baik
dalam menghambat HMG KoA reduktase dilakukan pengujian kinetika untuk
melihat pola penghambatannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen angkak tertinggi terdapat
pada fraksi n-heksana yaitu sebesar 1.91% dan bekatul tertinggi terdapat pada
fraksi air sebesar 2.45%. Daya hambat tertinggi terhadap HMG KoA reduktase
juga terdapat pada fraksi air untuk angkak dan bekatul (37.37% dan 65.46%).
Fraksi air angkak positif mengandung senyawa flavonoid, alkaloid dan
triterpenoid. Fraksi air bekatul positif mengandung tanin, flavonoid, alkaloid dan
triterpenoid. Formula angkak dan bekatul menunjukkan bahwa formula (0:1)
memilki daya hambat paling tinggi (65.46%), kemudian formulasi 1:3 (51.85%),
selanjutnya formulasi 1:1 (51.03%), selanjutnya lagi formulasi 3:1 (42.36%) dan
yang terakhir adalah formulasi 1:0 (37.37% ). Aktivitas antioksidan paling baik
yaitu pada formula 0:1 (31.39 mg TEAC/g), total fenol tertinggi pada formula 1:0
(7.60 mg QE/g) dan total flavonoid tertinggi pada formula 0:1 (17.29 mg GAE/g).
Hasil pengujian kinetika enzim terhadap fraski air bekatul menunjukkan bahwa
inhibitor bersifat unkompetitif. Plot Lineweaver-Burk menunjukkan sistem tanpa
inhibitor diperoleh persamaan y= 285.7x + 0.7331 dengan nilai Vmaks 1.36 mM
menit-1 dan Km 389.71 mM sedangkan sistem dengan inhibitor diperoleh
persamaan y= 204.3x + 3.239 dengan nilai Vmaks 0.30 mM menit-1 dan Km 63.07
mM.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa formula angkak dan
bekatul terhadap inhibisi HMG KoA reduktase memberikan hasil yang tidak
sinergis tetapi hanya bersifat aditift. Total fenol dari formula angkak dan bekatul
memberikan kolerasi positif terhadap aktivitas antioksidan. Semakin banyak
penambahan bekatul aktivitas antioksidan dan total fenol yang semakin tinggi,
tetapi untuk total flavonoid berkolerasi negatif terhadap aktivitas antioksidan .