Pola Dan Bentuk Komunikasi Keluarga Dalam Penerapan Fungsi Sosialisasi Terhadap Perkembangan Anak Di Permukiman Dan Perkampungan Kota Bekasi
View/ Open
Date
2011Author
Sari, Afrina
Hubeis, Aida Vitayala S.
Mangkuprawira, Sjafri
Saleh, Amiruddin
Metadata
Show full item recordAbstract
Konsep perkembangan anak meliputi aspek fisik, emosi, kognitif dan psikososial yang dialami seorang anak. Hal ini perlu dijaga oleh orangtua untuk mencapai keseimbangan bagi kepribadian seorang anak. Pola laissez-faire, protektif, pluralistik dan konsensual merupakan pola yang ada pada masyarakat tradisional maupun masyarakat industri. Perubahan pola kehidupan yang terjadi di Kota Bekasi yaitu dari masyarakat agraris kepada masyarakat industri membawa dampak kepada pola-pola kehidupan yang lain, seperti pengasuhan dalam keluarga. Tujuan penelitian adalah untuk: (1) menganalisis karakteristik, pola komunikasi, fungsi sosialisasi, dan bentuk komunikasi yang terjadi pada keluarga yang tinggal di permukiman dan perkampungan Kota Bekasi; (2) mengetahui tingkat perkembangan anak pada keluarga yang tinggal di permukiman dan perkampungan Kota Bekasi; (3) menganalisis hubungan pola komunikasi keluarga, fungsi sosialisasi keluarga dengan bentuk komunikasi yang terjadi pada keluarga yang tinggal di permukiman dan perkampungan Kota Bekasi; (4) menganalisis hubungan bentuk komunikasi dengan perkembangan anak pada keluarga yang tinggal di permukiman dan perkampungan Kota Bekasi; (5) menemukan model komunikasi keluarga yang ada pada keluarga yang tinggal di permukiman dan perkampungan Kota Bekasi. Penelitian didesain sebagai survei deskriptif eksplanatori yang dilaksanakan di tiga kecamatan di Kota Bekasi yaitu Kecamatan Bekasi Utara, Kecamatan Pondok Gede, Kecamatan Pondok Melati. Penarikan sampel menggunakan teknik proportionate cluster random sampling. Target populasi penelitian adalah seluruh keluarga yang tinggal di tiga wilayah tersebut yang berjumlah 78.986 kepala keluarga (KK). Sampel dihitung menggunakan rumus Taro Yamane, diketahui sebesar 156 orang. Pengumpulan data melalui survei menggunakan metode kuesioner. Analisis data menggunakan descriptive statistic, dan inferential statistic berupa uji beda Wilcoxon dan rank Spearman untuk mengetahui pola hubungan antar peubah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden sebagai berikut; umur terendah dan tertinggi untuk responden adalah 17 dan 49 tahun. Agama yang dianut responden dominan Islam. Pendidikan terendah adalah sekolah dasar dan pendidikan tertinggi adalah strata satu (S1). Pekerjaan lebih dominan sebagai pegawai swasta. Suku pada keluarga di permukiman lebih dominan Suku Jawa, sedangkan pada keluarga di perkampungan lebih dominan Suku Betawi. Penghasilan responden pada keluarga yang tinggal di permukiman dan perkampungan berkisar antara >Rp. 1 juta-Rp.2 juta/bulan. Pada keluarga di permukiman dan perkampungan, pola komunikasi laissez-faire,pola protektif, pola pluralistik dan pola konsensual digunakan dalam kategori sering. Penerapan fungsi sosialisasi aktif, pasif dan radikal dilakukan dalam kategori sering.
v
Komunikasi verbal secara bahasa digunakan dalam kategori tidak pernah, suara nada dan kata-kata digunakan dalam kategori sering. Komunikasi nonverbal secara mimik, wajah, proximity, kinesik dan haptik digunakan dalam kategori sering. Komunikasi verbal dan nonverbal secara kata kasar dan pukulan dan haptik dan kata-kata digunakan dalam kategori sering, teriakan dan mimik wajah digunakan dalam kategori tidak pernah, proximity dan kata-kata digunakan dalam kategori jarang pada kedua tipe keluarga. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam penggunaan pola komunikasi keluarga, fungsi sosialisasi keluarga, di permukiman dan di perkampungan. Pola komunikasi kelurga digunakan secara kombinasi antara pola protektif dengan pola pluralistik dan pola konsensual dengan pola laissez-faire. Hubungan pola komunikasi keluarga dengan bentuk komunikasi verbal menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata(p<0,05) untuk pola protektif dengan komunikasi verbal (bahasa, kata-kata) dan pola pluralistik dengan komunikasi verbal (bahasa suara nada dan kata-kata). Hubungan pola komunikasi keluarga dengan bentuk komunikasi nonverbal menunjukkan bahwa terdapat hubungan sangat nyata (p<0,01) untuk pola protektif dengan (haptik), pola pluralistik (mimik wajah, kinesik dan haptik). Hubungan pola komunikasi keluarga dengan bentuk komunikasi verbal dan nonverbal menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata (p<0,05) untuk pola laissez-faire (kata-kata kasar dan pukulan, haptik dan kata-kata), pola protektif (proximity-kata-kata, haptik-kata-kata), pola pluralistik (kata-kata kasar dan pukulan, haptik-kata-kata) dan pola konsensual (proximity-kata-kata). Hubungan fungsi sosialisasi keluarga dengan bentuk komunikasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan sangat nyata (p<0,01) untuk fungsi sosialisasi aktif dengan komunikasi verbal (suara nada), fungsi sosialisasi pasif dengan komunikasi verbal (bahasa, suara nada, kata-kata) dan fungsi sosialisasi radikal dengan komunikasi verbal (bahasa). Hubungan fungsi sosialisasi keluarga dengan bentuk komunikasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata (p<0,05) untuk fungsi sosialisasi aktif dengan komunikasi nonverbal (mimik wajah, haptik), fungsi sosialisasi pasif dengan komunikasi nonverbal (mimik wajah, kinesik), fungsi sosialisasi radikal dengan komunikasi nonverbal (mimik wajah, proximity) Hubungan fungsi sosialisasi keluarga dengan bentuk komunikasi verbal dan nonverbal menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata (p<0,05) untuk fungsi sosialisasi aktif dengan bentuk komunikasi verbal dan nonverbal (haptik-kata-kata), fungsi sosialisasi pasif dengan komunikasi verbal dan nonverbal (kata kasar dan pukulan, haptik- kata-kata), fungsi sosialisasi radikal dengan komunikasi verbal dan nonverbal (kata-kata kasar dan pukulan, haptik-kata-kata).
Hubungan bentuk komunikasi dengan perkembangan anak menunjukkan bahwa terdapat hubungan sangat nyata (p<0,01) untuk komunikasi verbal (bahasa) dengan perkembangan anak secara fisik, emosi dan psikososial. Terdapat hubungan nyata (p<0,05) untuk komunikasi verbal (suara nada) dengan perkembangan anak secara fisik dan psikososial. Hubungan bentuk komunikasi nonverbal dengan perkembangan anak menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata (p<0,05) untuk komunikasi nonverbal (mimik wajah) dengan perkembangan anak secara emosi, kognitif dan psikososial. Terdapat hubungan nyata (p<0,05) untuk komunikasi
vi
nonverbal (kinesik) dengan perkembangan anak secara emosi. Hubungan bentuk komunikasi verbal dan nonverbal dengan perkembangan anak menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata (p<0,05) untuk komunikasi verbal dan nonverbal (kata-kata kasar dan pukulan) dengan perkembangan anak secara kognitif dan psikososial. Terdapat hubungan nyata (p<0,05) untuk komunikasi verbal dan nonverbal (teriakan dan mimik wajah) dengan perkembangan anak secara kognitif. Terdapat hubungan nyata untuk komunikasi verbal dan nonverbal (proximity dan kata-kata) dengan perkembangan anak secara kognitif. Terdapat hubungan nyata untuk komunikasi verbal dan nonverbal (haptik dan kata-kata) dengan perkembangan anak secara fisik, emosi dan psikososial. Model komunikasi keluarga di permukiman menunjukkan bahwa keluarga di permukiman menggunakan pola protektif yang dikombinasi dengan bentuk komunikasi verbal (bahasa dan kata-kata) dan komunikasi nonverbal haptik. Penggunaan pola pluralistik di kombinasi dengan bentuk komunikasi verbal (bahasa, kata-kata), nonverbal (mimik wajah, kinesik dan haptik), verbal dan nonverbal (kata-kata kasar dan pukulan, haptik dan kata-kata). Pola konsensual di kombinasi dengan bentuk komunikasi verbal dan nonverbal (proximity dan kata-kata), pola laissez-faire di kombinasi dengan bentuk komunikasi verbal dan nonverbal (kata-kata kasar dan pukulan, haptik dan kata-kata). Model komunikasi keluarga di perkampungan menunjukkan bahwa keluarga di perkampungan menggunakan pola pluralistik di kombinasi dengan bentuk komunikasi verbal (bahasa, kata-kata), komunikasi nonverbal (mimik wajah), komunikasi verbal dan nonverbal (kata-kata kasar dan pukulan, haptik dan kata-kata). Penggunaan pola konsensual di kombinasi dengan bentuk komunikasi nonverbal (mimik wajah). Model Pola komunikasi keluarga di permukiman menggunakan pola laissez-faire secara bersamaan dengan komunikasi verbal dan nonverbal secara kata-kata kasar dan pukulan (r=0,226), haptik dan kata-kata (r=0,461). Menggunakan pola protektif secara bersamaan dengan komunikasi verbal kata-kata (r=0,224), bahasa (r=0,251) dan komunikasi nonverbal haptik (r=0,235), komunikasi verbal dan nonverbal secara haptik dan kata-kata (r=0,225), proximity dan kata-kata (r=0,252). Menggunakan pola pluralistik secara bersamaan dengan komunikasi verbal bahasa (r=0,295), suara nada (r=0,235), haptik (r=0,272), mimik wajah (r=0,273), haptik (r=0,381), dengan komunikasi verbal dan nonverbal secara kata-kata kasar dan pukulan (r=0,282), haptik dan kata-kata (r=0,422). menggunakan pola konsensual secara bersamaan dengan komunikasi verbal dan nonverbal secara proximity dan kata-kata (r=-0,240). Model pola komunikasi keluarga di perkampungan menggunakan pola pluralistik secara bersamaan dengan komunikasi verbal secara kata-kata (r=0,428), bahasa (r=0,356), komunikasi nonverbal secara mimik wajah (r=0,396), komunikasi verbal dan nonverbal secara kata-kata kasar dan pukulan (r=0,275), haptik dan kata-kata (r=0,434). Menggunakan pola konsensual secara bersamaan dengan komunikasi nonverbal secara mimik wajah (r=0,256).
Collections
- DT - Human Ecology [564]