Respon Pertumbuhan Tiga Jenis Semai Terhadap Tingkat Kepadatan Tanah
Abstract
Penyaradan di hutan alam umumnya menggunakan bulldozer. Hal ini memberikan dampak negatif terhadap lantai hutan berupa pemadatan tanah. Tanah yang padat memiliki porositas tanah yang rendah dan menyebabkan terbatasnya pertumbuhan akar tanaman, sehingga mengakibatkan terhambatnya penyerapan unsur hara dan mineral. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat formulasi kepadatan tanah di laboratoriun dan menganalisis batas kritis pertumbuhan semai serta memilih jenis semai yang cocok untuk ditanam ditanah padat. Dalam penelitian ini, jenis semai yang digunakan diantaranya Kayu Afrika (Maesopsis eminii), Mahoni (Sweitenia machrophylla), dan Jabon (Antochepallus cadamba). Ketiga jenis semai tersebut ditanam diberbagai tingkat kepadatan tanah yaitu 0.9 g/cm³, 1.0 g/cm³, 1.1 g/cm³, 1.2 g/cm³ dan 1.3 g/cm³. Dalam formulasi kepadatan tanah, semakin tinggi jumlah pukulan pada proctor test, maka semakin tinggi pula tingkat kepadatan tanah. Semai yang ditanam ditanah padat dianalisis respon pertumbuhannya selama 6 bulan. Dari hasil analisis diketahui bahwa kepadatan tanah hanya berpengaruh pada respon pertumbuhan akar, sedangkan kepadatan tanah tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan pucuk. Selain itu, batas kritis respon pertumbuhan pada jenis jabon terdapat pada kepadatan 1.2 g/cm³. Batas kritis kayu afrika terdapat pada kepadatan 1.1 g/cm³. Jenis mahoni merupakan jenis yang paling cocok untuk ditanam di berbagai tingkat kepadatan tanah. Hal ini dikarenakan tidak ada respon pertumbuhan semai yang dipengaruhi oleh kepadatan tanah. Untuk jenis jabon cocok untuk ditanam pada tingkat kepadatan tanah <1.2 g/cm³ atau setara dengan tanah yang dilalui bulldozer sebanyak 1 atau 2 rit. Untuk jenis kayu afrika cocok untuk ditanam pada tingkat kepadatan <1.1 g/cm³ atau setara dengan tanah yang dilalui bulldozer sebanyak 1 rit.
Collections
- UT - Forest Management [2835]