Show simple item record

dc.contributor.advisorPalupi, Nurheni Sri
dc.contributor.advisorFaridah, Didah Nur
dc.contributor.authorFransisca
dc.date.accessioned2017-01-30T07:53:51Z
dc.date.available2017-01-30T07:53:51Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82814
dc.description.abstractPenyakit Tidak Menular (PTM) menjadi permasalahan baik bagi dunia maupun bagi Indonesia karena jumlahnya yang terus meningkat setiap tahun, salah satunya Diabetes Melitus (DM). Diet yang tidak sehat menjadi penyebab utama penyakit DM terutama tipe 2 karena dapat meningkatkan tekanan darah, menyebabkan kelebihan berat badan/obesitas, hiperglikemia (kadar glukosa darah tinggi) dan hiperlipidemia (tingginya kadar lemak dalam darah). Untuk itu, terkait dengan pencegahan penyakit DM, WHO menganjurkan asupan gula bebas harus dikurangi sehingga tidak lebih dari 10% total asupan energi dan apabila asupan menjadi kurang dari 5% total asupan energi maka dapat memberikan manfaat kesehatan tambahan. Sementara itu, salah satu cara yang disarankan oleh WHO adalah dengan membatasi konsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula yang tinggi seperti pada produk minuman dalam kemasan. Peluang inilah yang dimanfaatkan oleh industri-industri pangan yang ada baik di Indonesia maupun di dunia untuk memproduksi produk pangan terutama minuman yang mengarah pada healthy product yaitu minuman dengan klaim kurang gula (less sugar). Produk tersebut adalah produk yang memiliki kandungan gula 25% lebih rendah dibandingkan produk sejenisnya. Produk minuman dengan klaim less sugar ini sudah beredar dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia baik dalam bentuk Ready to Drink (RTD) ataupun dikemas dalam kemasan sachet seperti minuman serbuk. Klaim less sugar tersebut mampu memberikan persepsi yang berbeda bagi konsumen dan memengaruhi keputusan pembelian. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan sebagai berikut : (1) Menganalisis pengaruh demografi (profil responden) dan tingkat konsumsi gula terhadap persepsi konsumen mengenai klaim less sugar pada produk minuman dalam kemasan, (2) Mengkaji persepsi konsumen mengenai klaim less sugar pada produk minuman dalam kemasan serta pengaruhnya terhadap keputusan pembelian, (3) Menganalisis posisi produk dan peluang eksistensi minuman dalam kemasan dengan klaim less sugar dibandingkan dengan produk minuman sejenis yang tanpa klaim di kalangan konsumen dan generasi berikutnya. Survei ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner terhadap 150 orang responden di daerah Jabodetabek yang berusia 20 hingga 54 tahun, bukan merupakan penderita penyakit DM, dan responden yang membaca label. Sebanyak 69% dari total responden berusaha mengurangi konsumsi gula. Profil responden yang memiliki hubungan dengan usaha mengurangi konsumsi gula adalah pendidikan dan riwayat diabetes dari orang tua. Usaha mengurangi konsumsi gula berkorelasi positif dengan pendidikan responden. Sementara itu, orang yang memiliki riwayat diabetes dari orang tuanya akan memiliki kecenderungan 2.3 kali lebih besar untuk berusaha mengurangi jumlah konsumsi gula daripada orang yang tidak memiliki riwayat diabetes. Cara yang menjadi prioritas utama untuk mengurangi jumlah konsumsi gula responden adalah dengan mengurangi jumlah gula pada makanan atau minuman yang dibuat atau v dikonsumsi, salah satunya produk minuman dalam kemasan yang menggunakan gula sebagai bahan baku. Frekuensi pembelian produk minuman dalam kemasan mencapai 2-3 kali dalam seminggu. Frekuensi ini berkorelasi positif dengan penghasilan, namun berkorelasi negatif dengan usia responden. Tiga atribut yang memengaruhi pembelian produk minuman dalam kemasan yaitu rasa, kandungan nutrisi dan merek/brand. Kandungan nutrisi yang banyak diharapkan adalah kaya vitamin & mineral dan rendah gula. Sebagian besar responden hanya kadang-kadang saja membaca keterangan pada label pada saat membeli produk minuman dalam kemasan. Salah satu jenis klaim yang sering dilihat adalah klaim less sugar. Responden yang sedang berusaha mengurangi jumlah konsumsi gula akan cenderung memiliki peluang 2.3 kali lebih besar melihat klaim less sugar dibandingkan dengan yang tidak sedang berusaha. Sebesar 77.3% dari total responden memiliki persepsi less sugar yang sudah benar yaitu produk minuman tersebut memiliki jumlah kandungan gula yang lebih sedikit dibandingkan produk yang sebelumnya. Profil responden yang berkorelasi dengan persepsi klaim less sugar adalah jenis kelamin dan pendidikan responden. Responden perempuan lebih memiliki persepsi yang benar mengenai pengertian klaim less sugar dibandingkan laki-laki. Sementara itu, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin banyak responden yang memiliki persepsi yang benar. Selain itu, tingkat konsumsi gula juga berkorelasi dengan persepsi terhadap klaim less sugar dimana orang yang berusaha mengurangi gula akan 3 kali lebih berpeluang atau lebih cenderung memiliki persepsi yang benar daripada orang yang tidak berusaha mengurangi gula. Persepsi berkorelasi positif dengan keputusan pembelian. Semakin benar persepsi seseorang, maka orang tersebut akan semakin memilih produk dengan klaim less sugar. Responden juga berpersepsi bahwa klaim tersebut adalah sehat. Responden yang memiliki persepsi yang salah akan cenderung memilih produk yang tanpa klaim less sugar. Persepsi salah yang mendominasi adalah persepsi bahwa produk dengan klaim less sugar adalah produk yang tidak menggunakan gula namun menggunakan pemanis. Hasil survei menyatakan bahwa sebesar 86% dari responden akan membatasi jumlah konsumsi gula pada anak mereka. Menganjurkan anak untuk mengkonsumsi minuman/makanan berklaim less sugar menjadi cara yang lebih diprioritaskan untuk membatasi jumlah konsumsi gula pada anak daripada mengganti penggunaan gula dengan produk pemanis pengganti gula. Banyaknya responden yang berusaha mengurangi konsumsi gula dan orang tua yang akan membatasi konsumsi gula pada anak memberikan peluang yang besar untuk produk minuman dengan klaim less sugar, mengingat belum banyaknya produk ini di pasaran (hanya 2% dari seluruh produk minuman yang ada di supermarket). Hal ini berpotensi juga bagi marketing untuk dapat meningkatkan peluang pasar mereka dengan memengaruhi ataupun mengedukasi para orang tua mengenai pengurangan asupan gula untuk anak.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFood Scienceid
dc.subject.ddcSugarid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcJabodetabekid
dc.titlePersepsi Konsumen Dalam Menentukan Keputusan Pembelian Produk Minuman Dengan Klaim Kurang Gula (Less Sugar).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keyworddiabetes melitusid
dc.subject.keywordkeputusan pembelianid
dc.subject.keywordklaim less sugarid
dc.subject.keywordpersepsiid
dc.subject.keywordproduk minuman dalam kemasanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record