dc.description.abstract | Pegagan merupakan tumbuhan yang umum digunakan sebagai obat
tradisional. Komponen bioaktif utama pada pegagan yaitu senyawa yang masuk
ke dalam kelas triterpenoid diantaranya madekasosida, asiatikosida, asam
madekasat, dan asam asiatat. Senyawa-senyawa tersebut telah digunakan sebagai
senyawa penanda untuk evaluasi kualitas bahan baku dan produk herbal pegagan.
Untuk tujuan memastikan kualitas dan keamanan dibutuhkan suatu metode
kontrol kualitas. Pendekatan senyawa penciri dan analisis sidik jari telah
digunakan dalam pengembangan metode pengendalian kualitas tumbuhan obat
dan produk herbal. Kombinasi dari kuantifikasi multi senyawa dan analisis sidik
jari akan menghasilkan metode analisis yang komprehensif untuk identifikasi dan
diskriminasi spesies tumbuhan yang berkerabat dekat. Tujuan penelitian ini yaitu
mengembangkan metode analisis untuk kuantifikasi simultan empat senyawa
triterpenoid dan analisis sidik jari pada pegagan menggunakan KCKT dengan
detektor larik diode. Analisis sidik jari yang diperoleh dikombinasikan dengan
analisis kemometrika untuk membedakan pegagan dengan tumbuhan yang
berkerabat dekat dan membedakan pegagan berdasarkan usia tanam, dengan
waktu analisis yang lebih singkat.
Sampel diekstraksi dengan metode sonikasi menggunakan metanol sebelum
diinjeksikan ke dalam sistem KCKT. Kondisi KCKT yang digunakan untuk
kuantifikasi simultan dan analisis sidik jari pegagan yaitu fase diam C18 dan fase
gerak asetonitril-air secara elusi gradien selama 40 menit pada suhu kolom 40oC
dengan laju alir 1 mL/ menit dan panjang gelombang deteksi 206 nm. Pengujian
kinerja analitik yang dilakukan terhadap metode ini menunjukkan semua
parameter telah memenuhi kriteria penerimaan sebagai metode yang dapat
diandalkan dan akurat. Metode yang dikembangkan dapat digunakan untuk
kuantifikasi secara simultan empat triterpena pada bahan baku dan produk jadi
pegagan, analisis sidik jari untuk identifikasi dan diskriminasi pegagan dari
beberapa tumbuhan berkerabat dekat, seperti antanan air dan semanggi gunung,
dan juga klasifikasi pegagan sesuai usia tanam. Nilai luas puncak dari 7 senyawa
mayor yang diperoleh dari kromatogram sidik jari sampel digunakan sebagai
variabel untuk diskriminasi pegagan berdasarkan usia tanamnya menggunakan
analisis diskriminan (AD). Keragaman total yang diperoleh dari plot fungsi
diskriminan (FD) adalah sebesar 100%. Berdasarkan hasil AD, semua sampel
dapat diklasifikasi kedalam kelompoknya masing-masing yang menunjukkan
bahwa fungsi diskriminan yang diperoleh mampu membedakan pegagan 3, 4, dan
5 bulan setelah tanam (BST). Kemampuan prediksi model diuji dengan validasi
silang LOOCV dan hasil yang diperoleh sebesar 97.62%, menunjukkan model
dapat memberikan prediksi klasifikasi yang baik untuk sampel uji. | id |