dc.description.abstract | Diversifikasi ekspor merupakan kebijakan untuk mengubah produk ekspor
primer menjadi produk ekspor manufaktur, memperluas negara tujuan ekspor atau
dengan menambah sektor ekonomi yang terlibat dalam ekspor suatu negara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menelaah kebijakan negara-negara anggota
ASEAN (Association of South East Asian Nations) agar dapat mencapai
keberhasilan diversifikasi ekspor dan menganalisis pengaruh diversifikasi ekspor
terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara di kawasan ASEAN. Negaranegara
yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah enam negara anggota
ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam dan Kamboja.
Analisis kualitatif terkait kebijakan diversifikasi ekspor menggunakan data lima
negara yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja dan Vietnam. Sedangkan,
pada analisis kuantitatif menggunakan data empat negara yaitu Indonesia,
Singapura, Malaysia dan Thailand dengan tahun pengamatan sebanyak 21 tahun,
mulai dari tahun 1994 hingga 2014. Adapun variabel yang digunakan pada
analisis kuantitatif model panel VECM adalah variabel pertumbuhan PDB per
kapita, jumlah tenaga kerja, jumlah investasi menggunakan proksi gross capital
formation, indeks diversifikasi ekspor horisontal menggunakan proksi dari
Hirschman-Herfindahl dan indikator diversifikasi ekspor vertikal menggunakan
proksi tingkat teknologi ekspor (percentage of manufactured exports).
Hasil analisis kualitatif menunjukkan bahwa kebijakan diversifikasi ekspor
baik secara vertikal maupun horisontal di ASEAN umumnya diterapkan melalui
beberapa mekanisme kebijakan yaitu dengan meningkatkan nilai tambah produk
agar dapat bertransformasi menjadi produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi,
memperluas negara tujuan ekspor ke wilayah-wilayah yang tidak terkena dampak
besar saat krisis terjadi, memberikan kredit ekspor, memberikan insentif pajak
bagi investor dan menetapkan berbagai standardisasi agar produk ekspor yang
dihasilkan memiliki kualitas tinggi dan diterima di pasar internasional.
Berdasarkan hasil analisis kuantitatif, sesuai dengan teori pertumbuhan
Solow, proksi dari input-input produksi yaitu variabel jumlah tenaga kerja dan
variabel jumlah investasi di ASEAN memiliki pengaruh yang signifikan positif
terhadap pertumbuhan ekonomi. Peningkatan jumlah tenaga kerja dan investasi
menunjukkan kapasitas produksi output suatu negara sedang tumbuh positif.
Kemudian pada indikator-indikator diversifikasi ekspor, indikator diversifikasi
ekspor horisontal yang dapat dilihat berdasarkan konsentrasi negara tujuan ekspor
juga berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di ASEAN.
Sedangkan pada indikator diversifikasi ekspor vertikal yang diamati melalui
pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah produk ekspor, semua
negara di ASEAN dinilai cukup berhasil dalam memanfaatkannya untuk memacu
pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, negaranegara
di ASEAN perlu menerapkan kebijakan diversifikasi ekspor horisontal
lebih intensif daripada kebijakan diversifikasi ekspor vertikal karena nilai
elastisitas diversifikasi ekspor horisontal lebih besar daripada nilai elastisitas
diversifikasi ekspor secara vertikal. | id |