dc.description.abstract | Uji daya hantar listrik (DHL) merupakan uji vigor yang dapat digunakan untuk mengevaluasi potensi fisiologis lot benih. Uji DHL dapat dilaksanakan dengan cepat, sederhana, dan mudah. Uji DHL pada beberapa spesies terbukti dapat mengestimasi tingkat vigor dan berkorelasi dengan daya tumbuh benih di lapangan. Namun, ISTA Rules sebagai referensi pengujian mutu benih di Indonesia hingga saat ini belum menetapkan metode standar uji DHL untuk benih cabai.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode uji DHL yang tepat sebagai metode uji vigor pada benih cabai, mengetahui hubungan antara uji DHL dengan berbagai uji viabilitas dan vigor lainnya, serta memverifikasi metode terpilih pada berbagai varietas cabai. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli 2015 hingga Maret 2016 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, screen house Teaching Farm Kampus IPB Darmaga, dan Laboratorium Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar PPMB TPH), Cimanggis, Depok.
Percobaan pertama bertujuan untuk mendapatkan metode uji DHL yang tepat sebagai metode uji vigor pada benih cabai, dan mengetahui hubungan antara uji DHL dengan berbagai uji viabilitas dan vigor lainnya. Pengujian viabilitas dan vigor benih menggunakan rancangan acak kelompok satu faktor, yaitu lima lot benih varietas Laris berbeda tanggal panen dan tingkat vigor. Analisis data untuk pemilihan metode terbaik terdiri atas tiga tahapan, yaitu korelasi Pearson, analisis ragam, dan analisis regresi. Metode uji DHL menggunakan 100 butir benih setiap perlakuan, terdiri atas 32 metode perlakuan yang merupakan kombinasi dari volume akuades (75, 100, 125, atau 150 mL), lama perendaman (6, 12, 18, atau 24 jam) dan suhu ruang (20 ± 2 °C atau 25 ± 2 °C ).
Percobaan kedua bertujuan untuk memverifikasi metode terbaik hasil dari percobaan pertama pada berbagai varietas benih cabai. Percobaan kedua menggunakan rancangan acak kelompok satu faktor, yaitu 13 lot benih berbeda varietas. Varietas yang digunakan yaitu Panex 100, Maraton, Adipati, Taro, Kastilo, Jago, Bagayo, Pelita, dan Dewata. Analisis data untuk mengetahui hubungan antara nilai DHL dengan tolok ukur viabilitas dan vigor lainnya menggunakan korelasi Pearson. Selain itu, dilakukan uji t antara nilai aktual dan pendugaan pada tolok ukur daya berkecambah dan daya tumbuh. Tolok ukur yang diamati, yaitu nilai DHL, daya berkecambah, indeks vigor, potensi tumbuh maksimum, kecepatan tumbuh, keserempakan, bobot kering kecambah normal, laju pertumbuhan kecambah, daya tumbuh, tinggi tanaman, panjang akar, bobot kering bibit.
Hasil percobaan pertama menunjukkan bahwa metode uji DHL terbaik pada benih cabai varietas Laris yaitu menggunakan 100 butir benih direndam dalam 75 mL akuades pada suhu 20 ± 2 °C selama 12 jam. Uji DHL dapat digunakan sebagai uji vigor pada benih cabai yang mampu memberikan gambaran potensi fisiologis melalui keeratan hubungan yang nyata dengan daya berkecambah, indeks vigor, potensi tumbuh maksimum, kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh,
bobot kering kecambah normal, daya tumbuh, panjang akar 5 MST, tinggi bibit dan bobot kering bibit dengan korelasi negatif. Nilai DHL (x) dapat menduga nilai daya berkecambah (y) melalui persamaan y = 119.2 - 0.9021x, dan nilai daya tumbuh (y) melalui persamaan y = 113.3- 0.829x, berlaku untuk nilai DHL 22–80 μS cm-1 g-1. Hasil pendugaan menunjukkan bahwa lot benih dengan daya berkecambah dibawah standar (< 75%) memiliki nilai DHL > 49 μS cm-1 g-1 dengan nilai pendugaan daya tumbuh < 72.6%.
Hasil verifikasi pada percobaan kedua menunjukkan bahwa metode uji DHL menggunakan 100 butir benih direndam dalam 75 mL akuades pada suhu 20 ± 2 °C selama 12 jam dapat digunakan untuk uji DHL benih cabai varietas lain, yaitu cabai besar (varietas Panex 100, Maraton, dan Adipati), cabai keriting (varietas Taro dan Jago), dan cabai rawit (varietas Pelita dan Dewata). Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa nilai DHL memiliki korelasi negatif yang erat dan nyata dengan daya berkecambah, kecepatan tumbuh, indeks vigor, keserempakan tumbuh, daya tumbuh bibit, dan bobot kering bibit. Semakin tinggi nilai DHL, semakin rendah viabilitas dan vigor benih serta performa bibit di lapangan. | id |