dc.description.abstract | Pada tanah sawah, kadar fraksi-fraksi fosfor (P), yang merupakan salah satu
faktor penentu produksi padi sawah, antara lain terkait dengan Indeks Pertanaman
(IP) dan kondisi penggenangan. Keduanya ditentukan oleh ketersediaan air dan
pengelolaannya. Nilai IP menunjukkan berapa kali dalam setahun lahan sawah
dibudidayakan untuk produksi padi sawah. Kondisi penggenangan terutama terkait
dengan tinggi dan lama penggenangan.
Peningkatan IP tidak selalu diikuti secara linier oleh peningkatan dosis
amelioran dan pupuk per tahun. Dosis per musim tanam pada IP 100% dapat
berbeda dari pada IP 300%, yang antara lain bergantung kepada ketersediaan
amelioran dan pupuk serta daya beli petani. Peningkatan tinggi dan lama
penggenangan juga tidak selalu diikuti peningkatan kadar air tanah pada kondisi
lapang (KAL). Fakta di lapang menunjukkan lahan sawah dapat dijumpai dalam
berbagai kondisi penggenangan, yaitu tidak tergenang, macak-macak atau
tergenang, bergantung kepada praktik pengelolaan air oleh petani. Dosis ameliorasi
dan pemupukan serta KAL juga mempengaruhi dinamika sifat kimia tanah sawah
yang lainnya, yaitu antara lain potensial reduksi-oksidasi (Eh), pH, daya hantar
listrik (DHL), kadar ion-ion yang bersifat redoks seperti besi (Fe) dan fraksi P.
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh KAL setelah penggenangan 7, 9,
11 dan 13 minggu serta aplikasi jerami dan pupuk P pada tanah sawah dengan IP
100%, 200% dan 300% terhadap dinamika fraksi P, sifat kimia tanah lainnya dan
produksi padi sawah.
Lima contoh tanah komposit diambil dari setiap lahan sawah petani dengan
IP 100%, 200% dan 300% di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor pada 4
periode penggenangan. Kelembaban lapang dari keseluruhan 60 contoh tanah
tersebut dipertahankan dengan cara disimpan dalam wadah kedap udara dan cahaya
hingga dan selama analisis di laboratorium. Sifat kimia tanah yang dievaluasi
meliputi Eh (H2O 1:2,5; Eh meter), pH (H2O 1:2,5; pH meter), DHL (soil paste;
H2O 1:2,5; EC meter), Feterlarut (soil paste, H2O 1:2,5; AAS) dan Corganik (Corg)
(Walkley & Black). Fraksionasi P dilakukan dengan metode Tiessen dan Moir
(2008) yang dimodifikasi, yaitu dilakukan penggantian resin dengan aquadest dan
tidak dilakukan analisis Presidual sehingga diperoleh 5 fraksi, yaitu PH2O, PNaHCO3-
inorganik (Pi), PNaHCO3-organik (Po), PNaOH-Pi, PNaOH-Po dan PHCl. Data hasil penelitian
disajikan dalam bentuk grafik X-Y hubungan antara sifat kimia dan kadar fraksifraksi
P tanah sebagai ordinat dengan KAL pada masa penggenangan 7-13 minggu
yang diurutkan dari nilai terendah ke tinggi sebagai absis pada kondisi IP 100%,
200% dan 300%. Analisis data juga dilakukan untuk menentukan persamaan regresi
linier sederhana dan berganda serta korelasi antara fraksi-fraksi P dan produksi padi
sawah sebagai variabel terikat (Y) dengan Eh, pH, DHL, Feterlarut dan Corg sebagai
variabel bebas (X1, X2, …, Xn).
Pada masa penggenangan 7, 9, 11 dan 13 minggu, kisaran KAL (%) pada
tanah sawah IP 100% (40-52) < IP 200% (80.3-83.6) ≈ IP 300% (80-101). Nilai
Eh, pH dan DHL serta kadar Feterlarut, Corg, PNaHCO3-Po dan PNaOH-Po pada IP 100%
cenderung menurun, sedangkan PH2O, PNaHCO3-Pi, PNaOH-Pi dan PHCl cenderung
meningkat dengan peningkatan KAL. Kecuali DHL, PNaOH-Pi dan PNaOH-Po, kadar
fraksi P dan sifat kimia yang lainnya pada IP 200% dan 300% menunjukkan tren
perubahan yang selaras karena KAL keduanya yang relatif sama.
Berdasarkan analisis regresi linier, dinamika fraksi-fraksi P pada ketiga IP
tanah sawah terutama ditentukan oleh dinamika kadar Corg. Kadar fraksi Pi pada IP
100% meningkat dengan menurunnya Corg. Penurunan Corg dan peningkatan DHL
pada IP 200% secara simultan dan nyata diikuti oleh peningkatan fraksi Po
(R2=0.42, p=0.01*, n=18). Pada IP 300%, penurunan Eh dan Feterlarut serta
peningkatan Corg secara simultan dan sangat nyata meningkatkan fraksi Pi (R2=
0.72, p=0.00**, n=18). Penurunan dosis P2O5 dan peningkatan dosis jerami secara
simultan dan sangat nyata menurunkan Eh (R2=0.66, p=0.00**, n=58). Hal ini
mengindikasikan bahwa dosis P2O5 sudah cukup, khususnya pada IP 100%,
sedangkan dosis jerami dapat ditingkatkan untuk meningkatkan efisiensi
pemupukan P. Cukup tersedianya P, khususnya fraksi Po, juga ditunjukkan oleh
persamaan PNaHCO3-Po+PNaOH-Po = -208.93 + 2.62 P2O5 + 3.61 KAL. Dari beberapa
faktor produksi yang dievaluasi, yaitu dosis P2O5 dan jerami, KAL, kadar fraksifraksi
P dan sifat kimia lainnya, faktor yang paling berpengaruh dan sangat nyata
terhadap produksi padi sawah adalah dosis jerami (r=0.98, p=0.00**, n=58).
Produksi akan meningkat 0.1 ton/ha/musim apabila dosis jerami ditingkatkan 100
kg/ha/musim. | id |