dc.description.abstract | Dalam teori dan praktik, banyak peneliti yang mempertahankan pendapat
bahwa portofolio yang terdiversifikasi secara internasional menawarkan kinerja
yang lebih baik dibanding portofolio domestik murni karena dinilai lebih efisien.
Di sisi lain, Kalra et al. (2004) menemukan bahwa manfaat diversifikasi
internasional lebih kecil dibanding pengertian sebelumnya sehubungan dengan
adanya periodic rebalancing dan biaya transaksi. Perluasan pasar secara
internasional melibatkan beberapa negara, dimana masing-masing pasar memiliki
trend yang berbeda, sehingga investor perlu melakukan diversifikasi yang
dilengkapi dengan rebalancing. Rebalancing merupakan proses penyelarasan
bobot aset portofolio untuk mempertahankan target komponen portofolio
domestik dan internasional (Rowland 1999, Laker 2003).
Berdasarkan latar belakang keterbukaan pasar di Asia yang ditandai
dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), penelitian ini
menguji efektivitas diversifikasi regional ASEAN terkait adanya periodic
rebalancing dan biaya transaksi. Objek penelitian adalah indeks harga saham
enam negara ASEAN dalam kurun waktu lima tahun dari 2011 sampai 2015.
Simulasi rebalancing dilakukan dengan enam variasi komponen portofolio
regional ASEAN yang disusun secara acak dan satu portofolio regional ASEAN
optimal yang disusun menggunakan model Markowitz. Periodic rebalancing
dihitung menggunakan metode yang dilakukan oleh Laker (2003). Sementara
untuk mengetahui perbedaan kinerja portofolio sebelum dan sesudah
implementasi periodic rebalancing dan biaya transaksi, dilakukan uji Wilcoxon.
Penulis menemukan bahwa manfaat diversifikasi regional ASEAN lebih
besar dibanding diversifikasi domestik. Periodic rebalancing justru membuat
portfofolio regional superior dibanding domestik. Sementara itu, biaya transaksi
juga berpengaruh pada efektivitas strategi diversifikasi. Berdasarkan hasil
simulasi, portofolio regional yang paling efektif dihasilkan dari portofolio optimal
yang disusun dengan model Markowitz. | id |