Show simple item record

dc.contributor.advisorArifiantini, Raden Iis
dc.contributor.advisorPurwantara, Bambang
dc.contributor.advisorDarwati, Sri
dc.contributor.authorHambu, Emilia Kamung
dc.date.accessioned2017-01-30T06:59:40Z
dc.date.available2017-01-30T06:59:40Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82566
dc.description.abstractPeningkatan produktivitas ayam lokal diperlukan karena beberapa jenis ayam lokal Indonesia merupakan plasma nutfah asli Indonesia yang perlu dilestarikan. Ayam lokal Indonesia memiliki potensi sebagai penghasil daging dan telur. Pelestarian dan pengembangan ayam lokal dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas bibit yang dihasilkan melalui perkawinan dengan pejantan unggul. Pejantan memiliki peran penting meningkatkan performa generasi berikutnya. Kualitas reproduksi ternak jantan dapat diprediksi berdasarkan ukuran testis. Testis berhubungan dengan potensi produksi spermatozoa dan testosteron. Testis ayam terletak di dalam tubuh, sehingga untuk mengetahui potensi reproduksi berdasarkan ukuran testis hanya bisa dilakukan dengan nekropsi. Teknik memprediksi ukuran testis ayam tanpa melakukan nekropsi perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur potensi reproduksi ayam lokal melalui analisis korelasi berat badan, ukuran testis, dan konsentrasi spermatozoa. Sebanyak 15 ekor ayam jantan dari 3 jenis berbeda yang terdiri dari merawang, kampung, dan persilangan sentul kampung kedu (SK kedu) digunakan dalam penelitian. Penelitian ini terdiri atas 4 tahap, 1) penimbangan bobot badan. 2) analisis kualitas semen segar 3) pengukuran testis menggunakan USG. 4) pengukuran testis secara langsung. Tahap 1. Penimbangan bobot badan dilakukan seminggu sekali, dengan menggunakan timbangan digital (Osuka, skala max 5 kg, d = 1 g). Tahap 2. Analisis kualitas semen segar, dilakukan setelah pengumpulan semen dengan metode masase, dan diperoleh 540 total ejakulasi, (36 ejakulasi dari masing-masing ayam). Evaluasi makroskopis meliputi volume, warna, konsistensi, dan pH serta evaluasi mikroskopis meliputi gerakan massa, motilitas, viabilitas, konsentrasi, dan morfologi abnormal spermatozoa. Tahap 3, Pengukuran organ testis menggunakan USG dilakukan pada bagian atas paha menggunakan frekuensi 7-9 MHz untuk menentukan ukuran penampang melintang dari testis kiri dan kanan. Tahap 4, Koleksi dan pengukuran testis secara langsung setelah ayam dinekropsi. Testis dikumpulkan dan diukur menggunakan electronic caliper pada penampang memanjang dan penampang melintang testis. Berat testis ditimbang menggunakan timbangan digital (skala max 1000 g, d = 0.1 g) dan volume testis menggunakan gelas ukur. Penelitian tahap 1 dianalisis menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Penelitian tahap 2 menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) tersarang Penelitian tahap 3 dan 4, ukuran testis hasil USG dan ukuran testis hasil pengukuran langsung dianalisis menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dan uji independen sample (t-test). Korelasi bobot badan dengan ukuran testis dan konsentrasi sel spermatozoa dianalisis menggunakan analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bobot badan ayam merawang (2 712±320 g) lebih besar dibandingkan ayam kampung (2 571±406 g) dan SK kedu (2 258±428 g). Evaluasi makroskopis menunjukkan tidak terdapat perbedaan pada semua ayam kecuali pada parameter volume. Evaluasi mikroskopis menunjukkan tidak terdapat perbedaan pada motilitas, viabilitas, dan abnormalitas spermatozoa. Hanya pada konsentrasi spermatozoa dan total spermatozoa per ejakulat yang menunjukkan adanya perbedaan. Ayam merawang memiliki volume, konsentrasi spermatozoa, dan total spermatozoa per ejakulat yang lebih tinggi dibandingkan ayam kampung dan ayam SK kedu. Kualitas semen segar antara individu dalam jenis ayam menunjukkan adanya variasi antara semua individu dalam jenis ayam. Ukuran penampang melintang testis kiri dan kanan masing-masing berkisar antara 15.94±2.59-18.92±0.93 mm dan 17.06±2.63-19.76±3.19 mm. Ukuran testis hasil pengukuran langsung menunjukkan tidak berbeda pada berat (g), volume (mL), penampang memanjang (mm), dan penampang melintang (mm) testis. Berdasarkan hasil uji independen sample (t-test) adanya perbedaan antara ukuran testis yang diukur menggunakan USG dan ukuran testis yang diukur secara langsung. Ukuran testis hasil USG lebih kecil dibandingkan ukuran testis hasil pengukuran langsung. Ukuran testis hasil USG dengan bobot badan berkorelasi negatif tetapi ukuran testis hasil pengukuran langsung berkorelasi positif dengan bobot badan namun tidak nyata. Ukuran testis hasil pengukuran langsung berkorelasi positif dengan konsentrasi spermatozoa tetapi tidak nyata. Terdapat korelasi positif antara ukuran penampang melintang testis hasil USG dengan konsentrasi spermatozoa. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bobot badan, volume, konsentrasi spermatozoa, dan total spermatozoa per ejakulat ayam merawang lebih tinggi dibandingkan ayam kampung dan SK kedu. Konsentrasi spermatozoa ayam dapat diduga dengan mengukur penampang melintang testis menggunakan USG.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAnimal husbandryid
dc.subject.ddcReproductionid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleKorelasi Ukuran Testis Dengan Bobot Badan Dan Konsentrasi Spermatozoa Pada Tiga Jenis Ayam Lokalid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbobot badanid
dc.subject.keywordkualitas semen ayam lokalid
dc.subject.keywordukuran testisid
dc.subject.keywordpotensi reproduksiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record