Show simple item record

dc.contributor.advisorSetiyanto, Daniel Djoko
dc.contributor.advisorWidjaja, R. Sjarief
dc.contributor.advisorKholil
dc.contributor.advisorWidiatmaka
dc.contributor.authorFarkan, Mochammad
dc.date.accessioned2017-01-30T06:49:58Z
dc.date.available2017-01-30T06:49:58Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82531
dc.description.abstractKawasan budidaya tambak di pesisir Teluk Banten telah ditetapkan sesuai dengan RUTR yaitu mulai dari desa Banten dengan titik koordinat 05°57ˊ13˝ LS 106°6ˊ6˝ BT sampai sungai Ciujung desa Tengkurak yang terletak di koordinat 05°57ˊ48˝ LS 106°21ˊ26˝ BT. Budidaya udang di tambak yang kurang tepat akan menyebabkan in efisisen dan in efektif dalam operasionalnya. Pada perkembangannya, pembangunan di kawasan pesisir lebih pesat dibandingkan pembangunan diwilayah daratan lainnya. Berbagai aktivitas industri, perumahan, pelabuhan dan pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan pesisir menjadi tumpuan, sehingga sering terjadi kontradiksi berbagai kepentingan sosial, ekonomi, keamanan dan gangguan lingkungan. Kawasan pantai utara Serang merupakan daerah yang mempunyai pertumbuhan yang sangat pesat antara lain industri, pertambakan, pelabuhan, pertanian, pemukiman dan konservasi. Jenis udang yang dibudidayakan disini adalah udang windu atau Tiger Prawn (Penaeus monodon) dan Udang Vaname (Litopenaeus vaname ). Produksi udang di kawasan ini berfluktuatif dan sejak tahun 2005 cenderung terus menurun. Namun demikian tahun 2014 terjadi trend naik karena perbaikan sarana dan prasarana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi saat ini (existing), kesesuaian lahan, daya dukung, kelembagaan kawasan, merancang bangun peneglolaan budidaya udang. Penelitian kesesuaian lahan bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan budidaya udang. Parameter yang diukur adalah (1). Kualitas air meliputi pH air, suhu, salinitas, kelarutan Oksigen (DO), BOD 5 , COD, TSS, Ammonia (NH₃ ), Fe, pasang surut. (2). Kualitas tanah meliputi pH tanah, tekstur tanah, potensial redoks, KTK, unsur hara (K,Ca, Mg, Fe), kemiringan lahan dan elevasi. (3) Pendukung (infrastruktur) budidaya udang terdiri dari ketersediaan jalan dan listrik, jarak dari laut, sungai dan curah hujan. Metoda yang digunakan adalah pembobotan dan skoring (weight linier combination). Untuk menentukan skala prioritas dilakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Hasil penelitian menunjukkan luas total 5.028,3 ha dan dibagi dalam dua kelas yaitu sangat sesuai (S1) sebesar 141,7 ha (2,8 %); sesuai (S2) sebesar 4.886,6 ha (97,2 %). Penelitian daya dukung bertujuan untuk menilai daya dukung kawasan. Metoda penelitian menggunakan dua pendekatan analisis, yaitu: metode pembobotan kesesuaian lahan dan metode ketersediaan air. Hasil analisis menunjukkan kawasan Teluk Banten dapat diterapkan untuk teknologi budidaya tradisional seluas 4.173,5 ha (83 %), semi intensif 698,93 ha (13,9) dan intensif 155,87 ha (3,1%). Sedangkan potensi produksi budidaya udang dengan kondisi saat ini dapat mencapai 12.341,46 ton/tahun. Kelembagaan merupakan unsur penting dalam pengelolaan tambak, tidak hanya berpengaruh terhadap efisiensi dan efektifitas, tetapi juga kebelanjutannya. Penelitian kelembagaan bertujuan untuk merancang model kelembagaan yang mendukung keberlanjutan kawasan tambak budidaya udang di pesisir Teluk Banten. Metoda yang digunakan adalah Interpretative Structural Modeling (ISM). Metoda pengumpulan data dilakukan dengan survei, uji laboratorium, wawancara dan focus group discussion FGD. Terdapat lima (5) elemen yang dianalisis yaitu tujuan program, sektor masyarakat yang berpengaruh, kebutuhan program, kendala utama dan lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program. Hasil analisis menunjukan penyediaan sarana dan prasarana, SDM yang unggul dan pemanfaatan lahan yang seimbang merupakan elemen kunci pada tujuan program. Sub elemen ini mempunyai peran besar terhadap tujuan program. Sektor masyarakat yang berpengaruh adalah pertanian dan transportasi laut. Pada kebutuhan program yang diperlukan sub elemen yang mempunyai peran besar adalah infrastruktur yang memadai, permodalan yang tersedia, pemasaran, teknologi yang inovatif dan menguntungkan. Kendala dalam pengelolaan kawasan tambak yang berkelanjutan adalah penegakan regulasi masih rendah, kerjasam antar sektor masih rendah, saluran air belum memadai, konstruksi dan tata letak petakan masih sederhana, infrastruktur masih terbatas. Sedangkan lembaga yang mempunyai peranan besar terhadap kawasan budidaya udang di pesisir Teluk Banten adalah perguruan tinggi dan lembaga penelitian. Merancang model pengelolaan kawasan menggunakan model dinamik dengan aplikasi powersim. Keberlanjutan kawasan digunakan output–input, diagram balok (black box), simpang causal dan skenario model. Diagram permodelan terdiri dari model produksi, daya dukung dan kesesuaian lahan. Analisa simpang kausal (causal loope) terdiri dari tiga bidang yaitu kesesuaian lahan, produksi dan daya dukung. Hubungan ini sangat erat sehingga berubahnya satu parameter ini akan merubah parameter yang lain. Permodelan dibuat tiga skenario yaitu pesimis (kondisi saat ini), moderat dan optimis. Dasar permodelan adalah hasil pengukuran penelitian yang terdiri dari kondisi eksisting, kesesuian lahan, daya dukung, kelembagaan, teknologi, kompetensi SDM. Peningkatan dari pesimis menjadi moderat pada tambak intensif dan semi intensif dicapai dengan meningkatkan sarana dan prasarana, teknologi, SDM dan modal sebesar 30 % dan skenario optimis dengan meningkatkan variabel ini sebesar 70 %. Hasil menunjukan setelah 20 tahun skenario moderat dapat meningkatkan produksi sebesar 59 % dan pada optimis dapat meningkatkan produksi sebesar 63 % dari konsisi eksisiting. Pada tambak semi intensif pada skenario moderat kenaikan produksi sebesar 38 % dan 64 % dari kondisi eksisting. Untuk memudahkan dalam penilaian dan perencanaan kawasan budidaya udang dibangun aplikasi (software). Nama dari aplikasi ini adalah penilaian kawasan budidaya udang berkelanjutan (shrimp framing area management asssesment). Variabel yang digunakan membangun aplikasi ini terdiri dari kesesuaian lahan yang terdiri dari kualitas air, kualitas tanah dan pendukung (infrastruktur) serta variabel daya dukung, kelembagaan dan sosial. Kesimpulan yang diperoleh pada aplikasi ini adalah kawasan lahan dengan kriteria sangat layak, layak, kurang layak dan tidak layak. Tindak lanjut dari hasil assesment dapat digunakan bahan referensi evaluasi dan perencanaan serta implementasi membangun kawasan. Pada bagian akhir aplikasi tindak lanjut yang akan dilakukan untuk pengelolaan kawasan yang berkelanjutan. Hasil tersebut ditindak lanjuti sesuai kesimpulan untuk menghasilkan pengelolaan kawasan keberlanjutan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcFisheriesid
dc.subject.ddcShrimpid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBantenid
dc.titleModel Pengelolaan Kawasan Budidaya Udang Berkelanjutan Di Pesisir Teluk Bantenid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordKesesuaian lahanid
dc.subject.keyworddaya dukungid
dc.subject.keywordkelembagaanid
dc.subject.keywordberkelanjutanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record