Pengelolaan Perikanan Cumi-Cumi Berkelanjutan Di Wilayah Perairan Kabupaten Bangka Selatan
View/ Open
Date
2016Author
Febrianto, Arief
Baskoro, Mulyono S
Simbolon, Domu
Haluan, John
Mustaruddin
Metadata
Show full item recordAbstract
Kabupaten Bangka Selatan merupakan sentra atau pusat kegiatan sektor
perikanan tangkap di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan tingkat
produksi perikanan tangkap di Kabupaten Bangka Selatan sebesar 37.395,81 ton
atau 19,43% dari total produksi perikanan tangkap Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung dengan nilai produksi sebesar Rp. 492.086.920.000,00 (DKP Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung 2012). Salah satu potensi sumberdaya perikanan di
perairan Kabupaten Bangka Selatan yang bernilai ekonomis penting dan banyak
dikonsumsi atau diolah adalah cumi-cumi (Urotheutis chinensis). Permintaan
komoditas ini, baik dalam bentuk segar maupun olahan diperkirakan mengalami
peningkatan di masa mendatang. Indikator yang menunjukkan hal tersebut adalah
semakin banyaknya diversifikasi produk olahan cumi-cumi, seperti kerupuk,
getas, kemplang, dan abon berbahan baku cumi-cumi.
Pemanfaatan perikanan cumi-cumi memerlukan sumberdaya manusia yang
dapat diandalkan untuk mengelola potensi tersebut. Keberlanjutan merupakan kata
kunci dalam pembangunan perikanan, yang diharapkan dapat memperbaiki
kondisi sumberdaya ikan dan kesejahteraan masyarakat perikanan itu sendiri
(Fauzi dan Anna 2002). Akan tetapi aktivitas pertambangan timah di laut dapat
berdampak terhadap perikanan cumi-cumi di perairan Kabupaten Bangka Selatan.
Ada 2 (dua) daerah penangkapan cumi-cumi di perairan Kabupaten Bangka
Selatan, yaitu : (1) daerah penambangan timah laut dan (2) di luar daerah
penambangan timah laut. Ada 6 (enam) kecamatan yang menjadi fishing base
penangkapan cumi-cumi yaitu Kecamatan Kepulauan Pongok, Kecamatan Lepar
Pongok, Kecamatan Tukak Sadai, Kecamatan Toboali, Kecamatan Pulau Besar
dan Kecamatan Simpang Rimba. Kedua daerah penangkapan cumi-cumi masingmasing
dimanfaatkan oleh bagan apung, bagan tancap, dan pancing cumi-cumi
yang berbasis di 6 (enam) kecamatan tersebut. Pemanfaatan perairan, baik untuk
perikanan maupun pertambangan, di Kabupaten Bangka Selatan menimbulkan
konflik. Konflik persaingan dalam memanfaatkan sumber daya milik bersama
(common property) dan bersifat terbuka, untuk dimanfaatkan oleh siapa saja (open
access) akan menyebabkan kerugian yang harus dipikul bersama, seperti
terancamnya kelestarian sumber daya ikan, kerugian ekonomi karena kerusakan
lingkungan dan ketidak-harmonisan hubungan antara para pelaku perikanan
dengan pelaku penambangan timah. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan
penelitian terhadap pengelolaan perikanan cumi-cumi berkelanjutan di wilayah
perairan Kabupaten Bangka Selatan.
Penelitian telah dilaksanakan di wilayah perairan Kabupaten Bangka Selatan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dengan lokasi penelitian pada 6 kecamatan
yang menjadi fishing base perikanan cumi-cumi, yaitu Kecamatan Kepulauan
Pongok, Kecamatan Lepar Pongok, Kecamatan Tukak Sadai, Kecamatan Toboali,
Kecamatan Pulau Besar, dan Kecamatan Simpang Rimba. Penelitian diawali dari
tahap persiapan, pengumpulan data lapangan, analisis data hingga penulisan
disertasi. Pengambilan data di lapangan dilakukan dari bulan Januari 2013 sampai
bulan Desember 2013.
Penelitian ini bertujuan menyusun konsep pengelolaan yang
mengharmoniskan kegiatan perikanan cumi-cumi dan kegiatan pertambangan
timah yaitu mewujudkan perikanan cumi-cumi yang berkelanjutan di Kabupaten
Bangka Selatan tanpa menutup aktivitas penambangan timah di laut. Tujuan
umum ini akan dijawab melalui tujuan khusus penelitian yaitu: (1) menganalisis
kondisi perikanan cumi-cumi meliputi pola musim, daerah penangkapan, dan
upaya penangkapan cumi-cumi di wilayah perairan luar daerah penambangan dan
daerah penambangan timah laut Kabupaten Bangka Selatan; (2) menganalisis
potensi perikanan cumi-cumi di perairan Kabupaten Bangka Selatan; dan (3)
menganalisis dampak aktivitas penambangan timah laut terhadap kegiatan
penangkapan cumi-cumi.
Kajian kondisi umum perikanan cumi-cumi menunjukkan bahwa alat
tangkap yang digunakan di perairan luar daerah penambangan dan daerah
penambangan timah laut di Kabupaten Bangka Selatan adalah bagan perahu,
bagan tancap, dan pancing. Trend produksi cumi-cumi dan produktivitas trip
penangkapan selama 5 tahun (2009-2013) meningkat. Musim penangkapan di
perairan luar daerah penambangan timah laut pada Musim Peralihan II
(September, Oktober, dan November) dan di daerah penambangan timah laut pada
Musim Barat (Desember, Januari, dan Februari).
Pemanfaatan stok sumberdaya cumi-cumi di perairan Kabupaten Bangka
Selatan belum mengalami biological overfishing, dimana rata-rata produksi aktual
sebesar 4.963,06 ton/tahun, MSY sebesar 47.125,57 ton/tahun, dan MEY sebesar
47.087,34 ton/tahun. Aktivitas penambangan timah laut memberikan pengaruh
langsung (dampak negatif) terhadap kecerahan, TSS, dan DO di daerah
penangkapan cumi-cumi. Terjadinya bioakumulasi pada logam berat timbal di
sedimen, plankton, dan insang cumi-cumi, sedangkan logam berat besi (Fe) terjadi
bioakumulasi di sedimen dan plankton.
Langkah-langkah pengelolaan sumberdaya cumi-cumi di Kabupaten Bangka
Selatan mencakup optimalisasi pemanfaatan sumberdaya cumi-cumi,
penangkapan cumi-cumi di luar daerah penangkapan, pengelolaan daerah
konservasi di luar daerah penambangan dan daerah penambangan timah,
meminimalkan aktivitas penambangan timah ilegal, kewajiban bagi penambang
timah untuk memberikan kompensasi langsung kepada nelayan, dan penggunaan
teknologi pencucian/filterasi untuk pemisahan tailing padat/slag yang hendak
dibuang ke laut agar tidak mengandung logam berat.
Perlu dilakukan pemantauan secara periodik terhadap kualitas lingkungan
perairan di luar daerah penambangan dan daerah penambangan timah laut
Kabupaten Bangka Selatan dan perlu dilakukan penelitian yang berkaitan dengan
penetapan daerah konservasi di wilayah perairan luar daerah penambangan dan
daerah penambangan timah laut Kabupaten Bangka Selatan.
Collections
- DT - Fisheries [711]