dc.description.abstract | Kawasan cagar alam Dolok Tinggi Raja merupakan salah satu hutan tropis
yang memiliki keanekaragaman flora yang tinggi. Suku Batak Simalungun yang
menghuni kawasan di sekitar cagar alam DTR menggunakan banyak jenis
tumbuhan sebagai pemenuhan kebutuhan hidupnya. Tulisan ini mengulas tentang
pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat suku Batak Simalungun dan mengetahui
kearifan lokal masyarakat suku Batak Simalungun dalam menjaga ketersediaan
tumbuhan tersebut di alam.
Pengumpulan data tumbuhan dengan wawancara berdasarkan informasi
dari informan dan survei eksploratif dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus
2014. Wawancara lanjutan dan pengumpulan data dengan kuisioner dilakukan
pada bulan Februari sampai Maret 2015 di desa Dolok Merawa dan desa Nagori
Dolok kawasan cagar alam DTR, kabupaten Simalungun, provinsi Sumatera
Utara. Pembuatan spesimen herbarium dan identifikasi di laboratorium
Taksonomi Tumbuhan, Institut Pertanian Bogor dan Lembaga Penelitian
Indonesia (LIPI), Cibinong. Untuk standarisasi nama ilmiah botani digunakan
referensi dari laman IPNI (International Plant Name Indeks). Analisis data
dilaksanakan dengan menghitung nilai LUVI dan ICS.
Tumbuhan bermanfaat berdasarkan persepsi masyarakat suku Batak
Simalungun yang ditemukan di dalam cagar alam DTR sebanyak 111 spesies
yang termasuk dalam 88 genera dan 51 famili. Famili Euphorbiaceae dan
Arecaceae adalah famili yang memiliki jumlah spesies tertinggi. Tumbuhan
bermanfaat dikelompokkan dalam 10 kategori yaitu sebagai obat, kosmetik,
perabot/mebel, buah-buahan, sayuran, bumbu masakan, campuran minuman,
bahan baku cat, ritual, dan kayu bakar.
Hasil valuasi tumbuhan oleh masyarakat suku Batak Simalungun
menunjukkan bahwa hajorlang (Daemonorop draco) memiliki nilai LUVI
tertinggi dari seluruh kategori pemanfaatan (LUVI=0,263). Hobal putaran (Hoya
patela) yang berguna sebagai obat memiliki nilai ICS tertinggi (ICS=8).
Tumbuhan bermanfaat yang ditemukan di cagar alam DTR tersebut digunakan
melalui berbagai cara yaitu dikonsumsi langsung, dihaluskan, diremas-remas,
direndam air hangat, dikukus, direbus, dipanggang, dan digoreng. Bagian
tumbuhan yang digunakan adalah akar, batang, air batang, air kulit batang, getah,
daun muda, daun, buah, atau seluruh bagian tumbuhan, dan bagian yang paling
banyak digunakan adalah bagian daun.
Menarik untuk dijadikan penelitian lebih lanjut bahwa masyarakat Batak
Simalungun mulai menanam beberapa spesies asli atau liar yang ditemukan di
cagar alam DTR di dekat pemukiman dan ladang. Dengan demikian, status
tumbuhan sebagai spesies liar atau tanaman budidaya dapat diketahui secara
berkelanjutan. Selain itu, dengan dilakukan proses budidaya dapat mengurangi
kegiatan eksploratif di kawasan cagar alam. | id |