dc.description.abstract | Degreening pada buah jeruk tropis dataran rendah seringkali gagal
menghasilkan buah jeruk berwarna jingga, tetapi berwarna kuning. Warna jingga
terbentuk dari campuran dua pigmen kulit jeruk, ialah β-cryptoxanthin (kuning) dan
ß-citraurin (kuning kemerahan). ß-citraurin sering kali tidak terbentuk pada buah
jeruk tropika dataran rendah karena pembentukkannya terjadi apabila buah terpapar
suhu rendah saat pertumbuhannya. Precooling buah jeruk tropika dataran rendah
diharapkan dapat mendorong pembentukan ß-citraurin karena jeruk yang sudah
dipanen masih melakukan metabolisme sebagai pengganti paparan suhu rendah
yang tidak ditemukan saat buah di pohon. Selain itu konsentrasi etilen juga
merupakan salah satu faktor pembatas keberhasilan degradasi klorofil dan sintesis
karotenoid dalam degreening. Penelitian ini bertujuan menemukan teknik
degreening untuk membentuk warna jingga kulit buah jeruk tropis. Percobaan
terdiri atas 2 percobaan. Percobaan pertama pengujian 3(tiga) kultivar jeruk pada
berbagai suhu degreening dan percobaan kedua adalah mempelajari pengaruh
precooling dan konsentrasi etilen terhadap warna kulit buah jeruk Siam.
Percobaan pertama dilaksanakan pada bulan September 2013 sedangkan
percobaan kedua pada bulan Mei 2014. Percobaan pertama menggunakan jeruk dari
daerah dataran rendah dan daerah dataran tinggi di Bali. Untuk buah jeruk dataran
rendah digunakan jeruk Keprok Tejakula dari kecamatan Sangga Langit,
kabupaten Singaraja. Untuk jeruk dataran tinggi digunakan jeruk Keprok Kintamani
dan Siam Kintamani dari kecamatan Kintamani, kabupaten Bangli. Pada percobaan
kedua digunakan jeruk Siam yang diambil dari kabupaten Jember. Perlakuan
degreening dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen, Pusat Kajian Hortikultura
Tropika Institut Pertanian Bogor. Rancangan penelitian percobaan pertama adalah
Rancangan Acak Kelompok dua faktor dengan ulangan sebanyak 3 kali. Faktor
pertama adalah kultivar jeruk (Keprok Tejakula, Keprok Kintamani dan Siam
Kintamani) dan faktor kedua adalah suhu (15 oC, 20 oC dan suhu ruang).
Percobaan ke dua menggunakan Rancangan Acak Kelompok 2 faktor. Faktor
pertama adalah perlakuan precooling (dengan precooling dan tanpa precooling).
Faktor kedua adalah konsentrasi etilen (0 ppm, 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm).
Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa pada degreening jeruk Keprok
Tejakula, warna buah menjadi jingga pada suhu 15 oC, 20 oC dan suhu ruang.
Namun, pada degreening Keprok Tejakula pada suhu 15 oC degradasi klorofil
terjadi lebih lambat. Sebaliknya suhu ruang mempercepat pembusukan buah. Pada
degreening jeruk Keprok Kintamani, warna buah berubah menjadi jingga hanya
pada suhu 15 oC dan 20 oC. Pada degreening jeruk Siam Kintamani, warna buah
menjadi jingga pada suhu 15 dan 20 oC, akan tetapi kulit buah menjadi keriput.
Degreening buah jeruk Keprok Tejakula, Keprok Kintamani, dan Siam Kintamani
pada berbagai suhu tidak mempengaruhi kandungan gula dan asam buah jeruk.
Perlakuan degreening buah jeruk Siam asal Jember yang diawali dengan perlakuan
precooling menghasilkan jeruk berwarna jingga, sedangkan yang tanpa precooling
hanya membentuk warna kuning. Etilen 100 ppm adalah konsentrasi terbaik untuk
degreening dan menghasilkan jeruk berwarna jingga. Perlakuan precooling dan
degreening tidak berpengaruh negatif pada kandungan asam dan gula buah jeruk. | id |