Show simple item record

dc.contributor.advisorMadanijah, Siti
dc.contributor.advisorSetiawan, Budi
dc.contributor.advisorMarliyati, Sri Anna
dc.contributor.authorYuni, Sri
dc.date.accessioned2016-12-28T03:30:12Z
dc.date.available2016-12-28T03:30:12Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82396
dc.description.abstractHipertensi merupakan penyakit degeneratif yang banyak diderita penduduk seluruh dunia. Hipertensi tidak terjadi secara langsung dan biasanya diawali dengan kenaikan tekanan darah secara bertahap dan terus menerus. Hipertensi diawali oleh prahipertensi, merupakan hipertensi tahap satu yang mempunyai tekanan darah sistolik berkisar antara 120-139 mmHg dan tekanan darah diastolik berkisar antara 80-89 mmHg. Prevalensi hipertensi di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dengan demikian maka prahipertensi harus segera dikontrol untuk mencegah terjadinya peningkatan tekanan darah secara berkelanjutan. Pola makan yang tidak seimbang, terutama asupan tinggi natrium dan rendah kalium dapat meningkatkan risiko hipertensi. Asupan tinggi natrium mengakibatkan keseimbangan elektrolit tubuh terganggu dan meningkatkan eksresi kalium dari dalam sel sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. Meningkatkan asupan kalium, magnesium dan serat dapat membantu mengontrol tekanan darah. Peningkatan asupan kalium yang terbaik dilakukan dengan meningkatkan konsumsi makanan yang tinggi kalium seperti buah dan sayur. Pisang termasuk jenis pangan sumber kalium yang murah dan mudah diperoleh. Selain pisang, kedelai juga merupakan pangan yang kaya gizi dan merupakan sumber protein nabati yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh konsumsi minuman fungsional dari bahan pisang Raja Bulu dan susu kedelai Varietas Wilis terhadap tekanan darah dan konsentrasi elektrolit urin perempuan dewasa yang mengalami prahipertensi. Penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu tahap satu dilakukan penelitian untuk mengetahui proporsi Prahipertensi berdasarkan jenis kelamin, indeks massa tubuh (IMT) dan kategori usia untuk melakukan seleksi subjek prahipertensi perempuan dewasa pada empat Posbindu di Kelurahan Sindangbarang Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Desain penelitian yang digunakan pada tahap pertama adalah Cross sectional. Tahap kedua adalah pengembangan minuman fungsional dari bahan pisang Raja Bulu dan susu kedelai Varietas Wilis. Penelitian pengembangan produk minuman fungsional menggunakan desain eksperimen randomized completely design dan pada penelitian tahap ketiga dilakukan intervensi dengan memberi minuman fungsional pada subjek penelitian dengan desain penelitian quasi experiment dengan desain pre test-post test. Tahap identifikasi dan seleksi terhadap 180 subjek peserta Posbindu di Kelurahan Sindangbarang menunjukkan bahwa rerata tekanan sistolik subjek laki-laki tidak berbeda signifikan dengan subjek perempuan, masing masing sebesar 126.73+16.81 mmHg dan 130.48+21.86 mmHg. Rerata tekanan diastolik subjek laki-laki tidak berbeda signifikan dengan subjek perempuan, masing-masing sebesar 79.67+13.47 mmHg dan 81.09+13.74 mmHg. Proporsi prahipertensi masing-masing subjek laki-laki sebesar 36.4% dan perempuan sebesar 34.7%. Prahipertensi terjadi pada semua kelompok umur (>20 tahun). Proporsi prahipertensi tertinggi pada kelompok usia 41-50 tahun yaitu sebesar 40%. Prahipertensi terjadi pada semua kategori IMT dan proporsi prahipertensi tertinggi pada kategori kurus berat (IMT<17.0) yaitu sebesar 60%. Ada korelasi positif yang signifikan antara umur dengan tekanan sistolik (p≤0.05), kategori hipertensi (p≤0.01) dan tekanan diastolik (p≤ 0.05). Ada korelasi positif antara IMT, lingkar lengan atas (LILA) (p≤ 0.05), lingkar pinggang (p≤0.01), lingkar panggul dan rasio lingkar pinggang terhadap panggul (RLPP) (p≤0.05) dengan tekanan darah. Disimpulkan bahwa umur, IMT, LILA, lingkar pinggang, lingkar panggul dan RLPP berkorelasi positif dengan tekanan darah subjek. Tahap pengembangan produk menunjukkan bahwa hasil Uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa rerata kesukaan panelis terhadap warna, rasa, aroma dan kekentalan produk minuman fungsional tidak berbeda nyata (p>0.05). Formula minuman fungsional yang dipilih terbanyak adalah formula F3 sebesar 88%. Satu sajian (340 g) minuman fungsional F3 mengandung energi sebesar 148.58 kkal, karbohidrat 34.68 g; protein 1.91 g, lemak 0.24 g, serat pangan 3.95 g, total gula 26.76 g, natrium 7 mg, kalium 401.2 mg, kalsium 13.84 mg dan 42.16 mg magnesium, maka produk formulasi ini dapat menjadi alternatif minuman fungsional, khususnya bagi penderita prahipertensi. Tahap ketiga merupakan tahap intervensi terhadap 23 orang perempuan dewasa berusia 25-59 tahun yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol (n=10) diberi air minum dan kelompok intervensi (n=13) diberi 300 ml minuman fungsional serta air minum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minuman fungsional selama 14 hari berpengaruh signifikan meningkatkan konsentrasi kalium (K) urin sebesar 7.00 +7.55 mmol/24 jam, cenderung menurunkan konsentrasi kalsium (Ca) urin sebesar 4.55 + 37.50 mg/24 jam, cenderung menurunkan tekanan sistolik sebesar 4.77+ 10.87 mmHg dan tekanan diastolik sebesar 9.84+ 27.75 mmHg Disimpulkan bahwa pemberian minuman fungsional pada penderita prahipertensi signifikan meningkatkan K urin dan dapat mengontrol tekanan darah serta mencegah terjadinya hipertensi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcNutritionid
dc.subject.ddcdrink consumptionid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titlePengaruh Konsumsi Minuman Fungsional Terhadap Tekanan Darah Dan Konsentrasi Elektrolit Urin Perempuan Dewasa Prahipertensiid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordminuman fungsionalid
dc.subject.keywordperempuan dewasaid
dc.subject.keywordprahipertensiid
dc.subject.keywordelektrolit urinid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record