Show simple item record

dc.contributor.advisorPutri, Eka Intan Kumala
dc.contributor.advisorNahrowi
dc.contributor.authorDarsono, Wahyu
dc.date.accessioned2016-12-28T03:18:05Z
dc.date.available2016-12-28T03:18:05Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82350
dc.description.abstractKomoditas peternakan, khususnya ternak ruminansia secara umum berada di perdesaan yang terkait dengan sumberdaya alam sesuai dengan bionomikanya, yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu lahan, ternak dan pakan. Ruang lingkup penelitian ini adalah pada aspek biofisik dan manajemen sumberdaya lingkungan dalam pembangunan wilayah melalui pengembangan komoditas ternak ruminansia. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji aspek-aspek bionomika dalam perencanaan pembangunan wilayah peternakan ruminansia terutama untuk menetapkan wilayah prioritas pengembangannya. Metode analisis yang digunakan adalah metode Location Quotion (LQ), analisis potensi sumberdaya pakan dan kapasitas tampung serta karakteristik usaha dan tingkat pendapatan peternak. Populasi ternak ruminansia di Kabupaten Tasikmalaya adalah 127.847,89 satuan ternak (ST) yang terdiri dari sapi potong 50.137 ST, sapi perah 2.106,00 ST, kerbau 13.568,85 ST, kambing 47.55,80 ST and domba 14.482,24 ST. Karakteristik usaha masih bersifat semi intensif dengan kelembagaan usaha berbentuk kelompok atau gabungan kelompok peternak. Rata-rata pendapatan peternak dari usaha peternakan adalah sebesar Rp. 2.678.619,- per satuan ternak per tahun dengan Return on Investment (ROI) paling baik pada komoditas kerbau (152,92%) dan kambing (87,40%). Terdapat enam kecamatan yang merupakan wilayah basis untuk sapi potong (Cipatujah LQ=1,62; Karangnunggal LQ=1,16; Cikalong LQ=1,13; Pancatengah LQ=1,38; Cikatomas LQ=1,40), satu kecamatan (Pagerageung LQ=10,23) sebagai wilayah basis sapi perah, empat kecamatan (Cipatujah LQ=1,36; Karangnunggal LQ=1,22; Culamega LQ=1,05; dan Cigalontang LQ=1,02) sebagai wilayah basis kerbau, tiga kecamatan (Leuwisari LQ=1,20; Sariwangi LQ=2,23; dan Cigalontang LQ=1,22) sebagai wilayah basis kambing, dan tidak ada wilayah basis ternak domba. Potensi pakan hijauan sebanyak 801,202.62 ton bahan kering (BK) yang menyebar di seluruh kecamatan, terutama di wilayah basis. Kapasitas tampung wilayah sebesar 341.174.08 ST untuk ternak ruminansia dan dapat ditingkatkan sebanyak 213.326.19 ST atau sekitar 160% dari populasi yang ada saat ini. Wilayah prioritas pengembangan ternak ruminansia secara umum masih mengarah pada wilayah selatan Kabupaten Tasikmalaya, terutama di wilayah basis. Namun demikian, lokasi-lokasi non basis dapat dijadikan prioritas kedua untuk pengembangannya sesuai dengan kapasitas tampung wilayahnya dan daya dukung potensi produksi pakan hijauan. Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya perlu mendorong kebijakan pengembangan wilayah ternak ruminansia melalui penetapan kawasan sentra peternakan dengan komoditas unggulannya sesuai komoditas basis, peningkatan ketersediaan infrastruktur dasar berupa lahan sebagai basis ekologi ternak, sumberdaya manusia, kelembagaan dan sarana penunjang lainnya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultral University (IPB)id
dc.subject.ddcPhysical planningid
dc.subject.ddcRural developmentid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcTasikmalaya-Jawa Baratid
dc.titleAnalisis Bionomika Dalam Perencanaan Pembangunan Wilayah Peternakan Ruminansia Di Kabupaten Tasikmalayaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbionomika ternakid
dc.subject.keywordruminansiaid
dc.subject.keywordwilayah pembangunanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record