dc.description.abstract | Minyak sawit merupakan salah satu minyak nabati yang memiliki manfaat
sebagai sumber vitamin A. Hal ini dikarenakan minyak sawit mengandung provitamin
A yaitu β-karoten yang dapat berfungsi ganda, yaitu sebagai antioksidan
dan sumber vitamin A. β-karoten adalah salah satu jenis karotenoid utama yang
paling aktif. Namun sebagai salah satu golongan karotenoid, β-karoten bersifat
sensitif terhadap paparan cahaya, oksidator dan suhu tinggi. Selain mengandung
vitamin A, minyak sawit juga mengandung α-tokoferol yang merupakan salah
satu golongan vitamin E yang berasal dari tumbuhan. Vitamin E dapat berperan
sebagai antioksidan melalui perannya pada regulasi sinyal seluler, proliferasi sel,
ekspresi gen, serta memicu radikal peroksil lipid dengan menyumbangkan atom
hidrogen pada oksigen reaktif atau ROS. Seperti vitamin A, vitamin E juga
memiliki sifat tidak tahan terhadap pemanasan suhu tinggi dan paparan cahaya.
Minuman emulsi minyak sawit dibuat dari emulsifikasi minyak dan air
dengan menggunakan emulsifier. Minuman emulsi tersebut tergolong dalam
sistem emulsi air dalam minyak atau water-in-oil, dimana fase terdispersinya
berupa air dan fase pendispersinya berupa minyak. Komposisi dasarnya adalah
minyak, air, dan emulsifier, sementara bahan tambahan lainnya seperti pemanis,
perasa, dan pengawet. Minuman emulsi minyak sawit merupakan salah produk
olahan minyak sawit yang diindikasikan dapat mempertahankan kandungan β-
karoten dan α-tokoferol.
Secara teoritis minuman emulsi minyak sawit dapat dinyatakan sebagai
sumber vitamin A dan vitamin E karena bahan bakunya, yaitu minyak sawit, telah
terbukti mengandung β-karoten dan α-tokoferol. Namun ketersediaan hayati β-
karoten dan α-tokoferol pada produk ini belum dibuktikan. Oleh karena itu
dilakukan evaluasi terhadap nilai biologis β-karoten dan α-tokoferol pada
minuman emulsi minyak sawit secara in vivo dengan menggunakan tikus jenis
Rattus norvegicus sebagai hewan coba.
Penelitian ini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah pembuatan
minuman emulsi minyak sawit, sementara tahap kedua adalah pengujian
ketersediaan hayati β-karoten dan α-tokoferol pada minuman emulsi minyak
sawit. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengevaluasi ketersediaan hayati β-
karoten dan α-tokoferol pada minuman emulsi minyak sawit bila dibandingkan
dengan bentuk murninya dan (2) Menganalisis nilai gizi minuman emulsi minyak
sawit melalui analisis proximat serta uji retensi β-karoten dan α-tokoferol.
Penelitian ini diharapkan mampu membuktikan bahwa minuman emulsi minyak
sawit memiliki ketersediaan hayati β-karoten dan α-tokoferol yang baik.
Analisis ketersediaan hayati β-karoten dan α-tokoferol di minuman emulsi
minyak sawit dilakukan dengan metode deplesi dan replesi vitamin A dan vitamin
E. Setelah 60 hari masa deplesi dan 14 hari masa replesi, 24 ekor tikus Spraguedawley
jantan mengalami terminasi untuk diambil plasma darah dan hatinya.
iv
Tujuan terminasi adalah untuk mendapatkan data kadar retinol plasma dan hati
serta tokoferol plasma dan hati.
Berdasarkan analisis kromatografi menggunakan instrumen HPLC, kadar β-
karoten and α-tokoferol pada minuman emulsi minyak sawit sebesar 211.08 ppm
dan 171.32 ppm. Ransum tikus yang digunakan pada masa replesi mengandung
180 μg β-karoten and 30 mg/kg ransum α-tokoferol. Dosis tersebut menjadi dasar
pemberian ransum dengan penambahan minuman emulsi minyak sawit atau β-
karoten and α-tokoferol murni. Setelah masa replesi selesai, retinol plasma di
kelompok minuman emulsi meningkat antara 1.13-1.49 μg/ml, sedangkan
tokoferol plasma meningkat antara 0.48-0.76 μg/ml. Tokoferol hati juga
meningkat sebesar 17.47-21.89 μg/g. Retinol Accumulation Factor (RAF)
kelompok minuman emulsi sebesar 1/9.97, yang berarti bahwa 9.97 μg vitamin A
dari produk tersebut dapat menghasilkan 1 μg retinol hati. Sementara itu,
Tocopherol Accumulation Factor (TAF) kelompok minuman emulsi sebesar
1/0.029, yang berarti bahwa 0.029 μg α-tokoferol dari produk tersebut dapat
menghasilkan 1 μg tokoferol hati. Ketersediaan hayati relatif β-karoten and α-
tokoferol sebesar 70.91% dan 96.24%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
minuman emulsi minyak sawit memiliki ketersediaan hayati yang baik dan
mendekati vitamin A dan E sintetik. | id |