View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Professional Master
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Professional Master
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Perencanaan Penggunaan Lahan Untuk Budidaya Lebah Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

      Thumbnail
      View/Open
      Fulltext (15.54Mb)
      Date
      2016
      Author
      Triantomo, Varian
      Widiatmaka
      Fuah, Asnath Maria
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Peningkatan populasi penduduk memiliki banyak dampak pada kebutuhan ruang, baik untuk tempat tinggal, tempat bekerja dan penyediaan bahan pangan. Lebih jauh lagi, kebutuhan tersebut akan menimbulkan konversi lahan, termasuk di dalamnya konversi hutan menjadi areal penggunaan lain. Dalam upaya mengurangi konversi hutan, perlu ditemukan penggunaan lahan yang memiliki nilai tinggi. Budidaya lebah merupakan salah satu alternatif bisnis yang dapat dikembangkan di dalam hutan, juga di lahan bidudaya di dalam batas hutan. Di samping fungsinya dalam menjaga fungsi hutan, budidaya lebah juga memiliki keuntungan secara ekonomi. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memformulasikan strategi pengembangan budidaya lebah di Kabupaten Sukabumi. Untuk mencapai tujuan utama, ada beberapa tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu 1) memperbarui peta penggunaan lahan dan tutupan lahan yang ada saat ini, 2) menganalisis dan menentukan lokasi budidaya lebah yang sesuai secara biofisik, 3) menganalisis dan menentukan lokasi yang sesuai untuk pakan lebah, 4) menganalisis dan menentukan rekomendasi area untuk budidaya lebah yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi, dan 5) mengembangkan strategi budidaya lebah. Data Landsat dipersiapkan untuk memperbarui penggunaan dan tutupan lahan dengan menggunakan metode interpretasi visual. Metode ini berdasarkan sistem penglihatan manusia untuk menginterpretasi pola dan warna di dalam gambar. Validasi dilakukan dengan pengecekan di lapangan dan peta Google. Jumlah pengecekan lapangan sebanyak 30 titik yang mewakili penggunaan dan tutupan lahan. Hasil dari proses ini kemudian digunakan untuk analisis lahan yang sesuai secara biofisik untuk budidaya lebah. Parameter biofisik terdiri dari enam kriteria yaitu penggunaan dan tutupan lahan, ketinggian, suhu, curah hujan, jarak dengan sungai, dan jarak dengan jalan. Analisis dan penentuan lokasi yang sesuai untuk budidaya lebah menggunakan metode weighted overlay. Pembobotan masing masing kriteria ditentukan berdasarkan prosedur proses hirarki analisis, untuk tujuan ini digunakan matriks pairwise comparison. Metode yang digunakan untuk menentukan lokasi yang sesuai untuk pakan lebah adalah evaluasi lahan dengan metode pembobotan minimum. Dalam penelitian ini ada lima spesies tumbuhan yang dipilih, dengan pertimbangan pada periode berbunga, tipe pakan dan ketersediaannya. Evaluasi lahan pada setiap spesies dilakukan dengan mencocokkan karakteristik lahan dengan kebutuhan lahan tiap spesies tumbuhan. Analisis dan penentuan lokasi yang direkomendasikan untuk budidaya lebah disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sukabumi. Pembagian area dalam RTRW yang ditumpang tindihkan adalah area hutan dan pertanian lahan kering. Area hutan ditumpang tindih dengan lahan yang secara biofisik sesuai untuk budidaya lebah, hal ini didasarkan peraturan yang tidak membolehkan area hutan ditanami komoditas pertanian. Area pertanian lahan kering ditumpang tindihkan dengan lahan yang secara biofisik sesuai untuk budidaya lebah dan lahan yang sesuai dengan pakan lebah. Hasil dari tumpang tindih tersebut kemudian digunakan untuk menentukan area yang direkomendasikan untuk budidaya lebah di Kabupaten Sukabumi. Analisis SWOT juga digunakan untuk memformulasikan strategi pengembangan budidaya lebah. Hasil analisis pada data yang telah diperbarui menunjukkan bahwa penggunaan lahan dan tutupan lahan terdiri dari sembilan kelas yaitu pertanian lahan kering seluas 256,051.4 ha (61.5%), hutan seluas 82,190.2 ha (19.8%), perkebunan seluas 31,115.1 ha (7.5%), sawah seluas 26,530.2 ha (6.4%),, pemukiman seluas 8,299.9 ha (2.0%), lahan terbuka seluas 5,190.9 ha (1.3%), semak seluas 5,043.7 ha (1.2%), badan air seluas 1,735.8 ha (0.4%) dan tambak seluas 42.7 ha (0.01%). Hasil analisis lahan yang sesuai secara biofisik untuk budidaya lebah mengindikasikan area yang paling sesuai adalah 162,516.9 ha (39%), area yang cukup sesuai adalah 214,750.8 ha (52%) dan area yang kurang sesuai adalah 38,832.3 ha (9%). Lima spesies tanaman yang terpilih diantaranya Calliandra calothyrsus, Zea mays, Hevea brasilienses, Oryza sativa, and Nephelium lappaceum. Hasil dari evaluasi lahan untuk pakan lebah menunjukkan area dengan empat kombinasi dari tanaman pakan lebah adalah 2,428.67 ha, berlokasi di Ciemas, Ciracap, Jampang Kulon, Surade dan Tegalbuleud. Area yang sesuai untuk lima kombinasi tanaman untuk penghasil pakan lebah seluas 11,660.69 ha, berlokasi di Jampang Tengah, Nyalindung, Ciracap, Surade dan Pelabuhan Ratu. Daerah prioritas untuk budidaya lebah di dalam kawasan hutan berdasarkan pada status hutan dan kelas kesesuaian lahan secara biofisik. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada prioritas I menghasilkan 21,022.62 ha, prioritas II menghasilkan 34,826.55 ha, prioritas III mengahsilkan 3,262.11 ha dan prioritas IV menghasilkan 47,349.64 ha. Hasil ini mengindikasikan bahwa daerah prioritas I untuk budidaya lebah pada kawasan hutan hanya 5% dari luas Kabupaten Sukabumi. Prioritas area yang sesuai untuk budidaya lebah pada lahan pertanian kering merupakan kombinasi antara kesesuaian lahan secara biofisik, kesesuaian lahan untuk pakan lebah dan lahan pertanian kering. Hasil analisis daerah prioritas pada lahan pertanian kering yaitu prioritas I seluas 1,163.92 ha terdapat pada 3 kecamatan, prioritas II seluas 6,044.98 ha yang terletak pada 10 kecamatan, dan prioritas III seluas 2,651,21 ha yang terletak pada 6 kecamatan. Hasil ini mengindikasikan bahwa daerah prioritas I pada lahan pertanian kering hanya 0.2% dari luas Kabupaten Sukabumi. Pengembangan strategi budidaya lebah di Kabupaten Sukabumi direkomendasikan untuk pemerintah daerah dan kelompok petani untuk mengembangkan program budidaya lebah di beberapa kecamatan yaitu Cibadak, Cicurug, Cidahu, Ciemas, Cikidang, Ciracap, Cisolok, Kabandungan, Kadudampit, Kalapanunggal, Nagrak, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Sukaraja, Jampang Kulon, Pabuaran, Sagaranten, Surade, dan Tegalbuleud. Beberapa strategi untuk budidaya lebah yang diformulasikan antara lain mengoptimalkan penggunaan area yang cocok untuk budidaya lebah, meningkatkan produksi madu, meningkatkan keterampilan teknis petani, mengundang dan meningkatkan kolaborasi dengan institusi terkait untuk produksi dan pemasaran madu, dukungan pemerintah untuk petani, menguatkan kelompok tani dan diversifikasi produksi madu.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82348
      Collections
      • MT - Professional Master [907]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository