dc.description.abstract | Produk hortikultura merupakan produk yang potensial karena bernilai
ekonomis dan mempunyai permintaan pasar yang tinggi. Kinerja ekspor produk
hortikultura Indonesia mengalami pertumbuhan yang stagnan. Hal ini berbanding
terbalik dengan nilai impor produk hortikultura yang tumbuh secara signifikan
sejak tahun 2006. Sejak terjadinya krisis keuangan global, kebijakan proteksi
perdagangan banyak diterapkan oleh negara-negara di dunia. Standar keamanan
pangan, khususnya Sanitary and Phitosanitary measures menjadi hambatan utama
dalam perdagangan produk pertanian. Akses pasar produk hortikultura Indonesia
ke pasar internasional juga dipengaruhi oleh faktor dayasaing produk. Tujuan
penelitian ini yaitu menganalisis dayasaing produk hortikultura dan analisis
pengaruh standar keamanan pangan terhadap ekspor produk hortikultura utama
Indonesia serta mendeskripsikan standar keamanan pangan yang diterapkan oleh
negara tujuan ekspor.
Analisis dayasaing menggunakan metode Revealed Comparative
Advantage (RCA) dan Export Product Dynamic (EPD). Indeks dayasaing RCA
digunakan sebagai salah satu variabel pada analisis gravity model. Standar
keamanan pangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu batas ambang
maksimum residu pestisida. Analisis pengaruh standar keamanan pangan
menggunakan gravity model dengan data panel. Penelitian ini menggunakan data
sekunder dengan rentang waktu 2003 sampai dengan 2013. Komoditi hortikultura
yang dianalisis yaitu Bunga kol, kubis, jamur, pisang, rambutan, jambu, mangga,
manggis, jahe dan temulawak.
Analisis dayasaing produk hortikultura dengan metode Revealed
Comparative Advantage (RCA) dan Export Product Dynamic (EPD)
menunjukkan bahwa produk hortikultura Indonesia yang memiliki keunggulan
komparatif dan kompetitif tertinggi di negara tujuan dan dunia adalah kubis,
jamur dan temulawak. Sedangkan produk Bunga kol, pisang, rambutan, jambu
mangga manggis dan jahe Indonesia kehilangan kesempatan pangsa ekspor untuk
produk yang dinamis di pasar dunia. Analisis data panel terhadap model gravity
menunjukkan bahwa sebagian besar variabel bebas pada tujuh komoditi
hortikultura yang dianalisis signifikan secara statistik dan memiliki koefisien
sesuai dengan hipotesis. Batas residu maksimum pestisida yang diterapkan oleh
negara tujuan ekspor berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor produk
hortikultura Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa standar keamanan pangan
yang semakin ketat di negara tujuan ekspor akan berpengaruh terhadap penurunan
volume ekspor produk hortikultura Indonesia. Pemerintah perlu menambah ruang
lingkup aturan standar keamanan pangan khususnya produk hortikultura sehingga
kualitas produk meningkat yang pada akhirnya meningkatkan dayasaing dan nilai
ekspornya sekaligus memperketat masuknya produk hortikultura impor. | id |