Show simple item record

dc.contributor.advisorNurjaya, I Wayan
dc.contributor.advisorNatih, Nyoman Metta N.
dc.contributor.authorSuhana, Mario Putra
dc.date.accessioned2016-12-28T03:01:25Z
dc.date.available2016-12-28T03:01:25Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82294
dc.description.abstractPantai timur Pulau Bintan terdiri dari empat pantai, yaitu Pantai Trikora 1, Pantai Trikora 2, Pantai Trikora 3 dan Pantai Trikora 4 yang dimanfaatkan sebagai kawasan wisata pantai dan kawasan konservasi padang lamun. Selama tahun 2005-2014 telah terjadi abrasi dan akresi di sepanjang pantai timur Pulau Bintan yang ditandai dengan begitu banyak bangunan pantai yang dibangun seperti break water sebagai upaya menghambat laju pengikisan pantai (abrasi). Gelombang laut diduga menjadi penyebab perubahan garis pantai yang terjadi di pantai timur Pulau Bintan, asumsi ini disebabkan oleh minimnya informasi ilmiah mengenai kondisi pantai timur Pulau Bintan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan pola transformasi gelombang laut serta perubahan garis pantai yang terjadi di pantai timur Pulau Bintan selama tahun 2005-2014. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan September-Oktober 2015 di pantai timur Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Data karakteristik gelombang laut diperoleh melalui peramalan menggunakan data arah dan kecepatan angin hasil publikasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kota Tanjungpinang, sedangkan data garis pantai diperoleh dari hasil deliniasi citra satelit Landsat 8 tahun 2005 dan 2014. Analisis perubahan garis pantai menggunakan perangkat lunak Digital Shoreline Analysis System (DSAS) dengan menggunakan metode single transect dan metode end point rate. Selama tahun 2005-2014 perairan pantai timur Pulau Bintan dipengaruhi oleh angin yang bertiup dari arah utara, selatan dan tenggara dengan frekuensi kejadian 18.85-22.48 %. Angin yang bertiup selama musim barat dan musim timur merupakan angin dengan kecepatan rata-rata tertinggi yaitu 3.60-8.80 m/s. Selama musim barat angin bertiup dari Selat Singapura di arah utara dan dari Laut Natuna di arah timur laut, sedangkan selama musim timur angin bertiup dari Selat Karimata di arah selatan dan tenggara. Tinggi rata-rata gelombang laut yang terbentuk di perairan pantai timur Pulau Bintan selama tahun 2005-2014 berkisar antara 0.10-0.50 m. Gelombang laut yang terbentuk di perairan pantai timur Pulau Bintan lebih dominan dari arah utara dan selatan pantai dengan frekuensi kejadian 31.74-34.33 %. Selama musim barat dan musim timur gelombang laut membentuk pola sejajar dengan garis pantai, sedangkan selama musim peralihan gelombang laut membentuk pola tegak lurus dengan garis pantai. Selama musim barat dan musim peralihan I gelombang laut bergerak dari arah utara dan timur laut menuju selatan dan barat daya pantai, sedangkan selama musim timur dan musim peralihan II gelombang laut bergerak dari arah selatan dan tenggara menuju utara dan barat laut pantai. Sebanyak 95.86 % sedimen pantai timur Pulau Bintan adalah pasir yang didominasi oleh pasir halus (fine sand) dengan persentase 34.21 %, sedangkan 4.14 % adalah kerikil (gravel) dengan tipe kerikil sangat halus (very fine gravel). Hasil analisis karakteristik sedimen menunjukan tipe sedimen pantai timur Pulau Bintan adalah pasir sedikit berkerikil (slightly gravelly sand). v Pantai timur Pulau Bintan merupakan pantai berpasir dan berbatu dengan panjang garis pantai 29.10 km. Pantai timur Pulau Bintan merupakan pantai yang landai dengan tingkat kemiringan pantai pada jarak 0-1 km dari garis pantai berkisar antara 0.09-0.16° (0.16-0.28 %). Selama tahun 2005-2014 terjadi abrasi pada garis pantai sepanjang 9.65 km, sedangkan akresi terjadi pada garis pantai sepanjang 19.45 km. Abrasi terjauh terjadi di Pantai Trikora 4 dengan jarak abrasi 47.51 m, sedangkan akresi terjauh terjadi di Pantai Trikora 1 dengan jarak akresi 91.57 m. Hasil analisis perubahan garis pantai menunjukan selama tahun 2005-2014 terjadi abrasi sejauh 10.10 m dengan jarak abrasi rata-rata adalah 1.01 m/tahun pada garis pantai yang mengalami abrasi, sedangkan akresi terjadi sejauh 19.28 m dengan jarak akresi rata-rata adalah 1.93 m/tahun pada garis pantai yang mengalami akresi. Perubahan garis pantai yang terjadi di pantai timur Pulau Bintan disebabkan oleh pengaruh gelombang laut, hal ini ditunjukan oleh kesamaan pola penjalaran gelombang laut dengan bagian-bagian pantai yang mengalami abrasi maupun akresi. Khusus untuk Pantai Trikora 1 dan Pantai Trikora 2, perubahan garis pantai sangat dipengaruhi oleh aktivitas manusia yaitu penimbunan kawasan pantai, hal ini yang menyebabkan akresi lebih dominan terjadi di Pantai Trikora 1 dan Pantai Trikora 2.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultral University (IPB)id
dc.subject.ddcOceanographyid
dc.subject.ddcCoastal areaid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcRiau-Sumateraid
dc.titleAnalisis Perubahan Garis Pantai Di Pantai Timur Pulau Bintan Provinsi Kepulauan Riauid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordabrasi dan akresiid
dc.subject.keywordperubahan garis pantaiid
dc.subject.keywordkarakteristik angin musimanid
dc.subject.keywordpola transformasi gelombang lautid
dc.subject.keywordpantai timur Pulau Bintanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record