dc.description.abstract | Kebakaran hutan atau lahan di Indonesia tidak terjadi hanya pada lahan kering
saja, tetapi terjadi juga pada lahan basah seperti lahan gambut. Kebakaran di lahan
gambut lebih berbahaya dan sulit diatasi dibandingkan dengan kebakaran di daerah
non-gambut, selain itu dampak dari kebakaran lahan gambut sangat merugikan
masyarakat. Salah satu cara yang memungkinkan kita untuk mengetahui kondisi
kebakaran hutan dan lahan gambut adalah dengan memanfaatkan teknologi
penginderaan jauh. Citra satelit yang dihasilkan dari penginderaan jauh dapat
dianalisis melalui proses klasifikasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah membangun model klasifikasi menggunakan
algoritme Random Forest (RF) dan algoritme C5.0 untuk mengklasifikasikan area
lahan gambut sebelum terbakar, terbakar, dan setelah terbakar pada citra satelit
Landsat 7 ETM+ dengan tanggal akusisi citra yaitu 6 September 2015. Area yang
digunakan adalah Kabupaten Ogan Komering, Provinsi Sumatera Selatan. Model
yang dibangun menggunakan 2 algoritme tersebut akan dianalisis untuk mengetahui
algoritme yang terbaik dalam mengklasifikasi lahan gambut yang terbakar sehingga
dapat dimanfaatkan untuk mengestimasi luasan lahan gambut yang terbakar.
Penelitian ini terdiri dari tiga pekerjaan utama yaitu praproses citra satelit,
proses klasifikasi citra dan analisis hasil klasifikasi. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa algoritme RF memiliki akurasi terbaik, yaitu sebesar 97.26% dan nilai
koefisien Kappa sebesar 0.97. Algoritme C5.0 memiliki akurasi sebesar 97.10%
dan nilai Kappa sebesar 0.96 serta menghasilkan 27 aturan yang dapat digunakan
untuk mengetahui karakteristik band dari kelas sebelum terbakar, terbakar, dan
setelah terbakar pada citra satelit Landsat 7 ETM+.
Dari aturan yang dihasilkan dapat diketahui bahwa kelas sebelum terbakar
memiliki nilai band 7 lebih besar dari 40 dan lebih kecil dari atau sama dengan 101,
band 4 memiliki nilai lebih besar dari 73, dan band 2 memiliki nilai lebih kecil dari
atau sama dengan 123. Kelas terbakar memiliki nilai band 7 lebih besar dari 78,
band 4 memiliki nilai lebih besar dari 94 dan lebih kecil dari atau sama dengan 149
dan band 2 memiliki nilai lebih besar dari 75. Kelas setelah terbakar memiliki nilai
band 7 lebih besar dari 40 dan lebih kecil dari atau sama dengan 166, band 4
memiliki nilai lebih kecil atau sama dengan 119 dan band 2 memiliki nilai lebih
kecil dari atau sama dengan 82. Kelas awan memiliki nilai band 4 nilai lebih besar
94, dan band 2 memiliki nilai lebih besar 83.
Selain itu, hasil penelitian menunjukan bahwa total estimasi luasan lahan gambut
di kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan pada tanggal 6 September 2015
dengan menggunakan algoritme C5.0 adalah 7 119.995 km2 pada kelas sebelum
terbakar, 689.895 km2 pada kelas terbakar dan 2 155.300 km2 pada kelas setelah
terbakar. | id |