Konsorsium bakteri endofit sebagai agens biokontrol nematoda puru akar Meloidogyne incognita pada tomat
View/ Open
Date
2016Author
Pradana, Ankardiansyah Pandu
Munif, Abdul
Supramana
Metadata
Show full item recordAbstract
Tomat merupakan komoditas hortikultura penting di Indonesia. Buah tomat
banyak digunakan sebagai bahan baku industri makanan dan dapat dikonsumsi
dalam kondisi segar. Salah satu kendala budidaya tomat adalah infeksi patogen.
Nematoda puru akar (NPA) Meloidogyne incognita merupakan patogen penting
pada tanaman tomat, yang menyebabkan tanaman kerdil, mudah layu, daun
menguning, dan akar berpuru. Infeksi NPA juga menyebabkan tomat menjadi
rentan terhadap infeksi Ralstonia solanacearum, dan Fusarium oxysporum.
Keberadaan puru menyebabkan rusaknya sistim dan fungsi perakaran, sehingga
hasil panen tomat menurun.
Aplikasi bakteri endofit merupakan salah satu cara pengendalian NPA. Akan
tetapi keefektifan konsorsium bakteri endofit sebagai agens pengendali M.
incognita belum banyak dilaporkan. Konsorsium bakteri endofit adalah seluruh
bakteri yang hidup di dalam jaringan tanaman dan dapat ditumbuhkan pada media
buatan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh; (1) konsorsium bakteri endofit
yang berpotensi menekan keparahan penyakit puru akar pada tomat, (2) formulasi
kompos konsorsium bakteri endofit yang berpotensi mengendalikan M. incognita
dengan daya simpan yang tinggi.
Konsorsium bakteri endofit diisolasi dari 16 jenis tanaman yaitu bambu
(Bambusa bambos), mint (Coleus amboinicus), bit merah (Beta vulgaris), gingseng
(Talinum triangulare), pecah beling ungu (Strobilanthes crispus), pacar air
(Impatiens balsamina), tomat (Lycopersicum esculentum), serai (Cymbopogon
nardus), padi (Oryza sativa), tithonia (Tithonia diversifolia), kumis kucing
(Orthosiphon aristatus), binahong (Anredera cordifolia), jinten (Nigella sativa),
temulawak (Curcuma xanthorrhiza), garut (Maranta arundinacea), dan cabai rawit
(Capsicum frutescens). Isolasi dilakukan menggunakan media Tryptone Soya Agar
(TSA) 20% dan 50%, Nutrient Agar (NA) 20% dan 50%, dan King’s B agar.
Konsorsium bakteri endofit diuji keamanannya dengan uji hipersensitifitas, uji
hemolisis, dan uji patogenesitas. Sebanyak 80 konsorsium yang diperoleh, 16
konsorsium dinyatakan aman untuk diuji lanjut.
Uji lanjut dilakukan untuk mengetahui potensi setiap konsorsium bakteri
endofit sebagai agens biokontrol. Parameter yang diuji adalah kemampuan
konsorsium bakteri endofit dalam memacu pertumbuhan bibit tanaman tomat,
produksi enzim, produksi senyawa sianida, dan pengaruhnya terhadap infeksi NPA
pada tomat. Konsorsium bakteri dengan performa terbaik diformulasi dalam bentuk
kompos. Formulasi tersebut juga diuji kemampuannya sebagai biopestisida
terhadap NPA pada tomat.
Seluruh konsorsium bakteri endofit memiliki pengaruh positif terhadap
pertumbuhan bibit tomat. Berat segar bibit tomat yang diberi perlakuan konsorsium
bakteri endofit meningkat sampai dengan 39.60%. Tinggi bibit tomat yang diberi
perlakuan konsorsium bakteri endofit juga meningkat sampai dengan 17.65%.
Beberapa penyakit penting pada tanaman tomat terjadi pada fase pembibitan.
Tanaman yang mampu tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan patogen
menginfeksi tanaman akan terhindar dari penyakit. Kemampuan tersebut adalah
mekanisme escape (penghindaran).
Keefektifan konsorsium bakteri endofit sebagai agens hayati terlihat dari
menurunnya populasi nematoda dan tingkat kerusakan akar. Lebih lanjut
konsorsium bakteri endofit diketahui mampu menekan skala kerusakan akar tomat
37%, jumlah puru 31.25%, jumlah M. incognita di akar 39% dan di tanah 42.98%.
Aplikasi konsorsium bakteri endofit mampu meningkatkan pertumbuhan tomat
yang terinfeksi M. incognita. Tanaman tomat terinfeksi M. incognita dengan
perlakuan konsorsium bakteri endofit mengalami peningkatan hingga 11.91%
(panjang akar), 12.96% (berat segar), 15.94% (berat kering), 27.34% (tinggi
tanaman), dan 40.98% (jumlah daun). Secara umum seluruh konsorsium bakteri
endofit memiliki potensi yang baik sebagai agens hayati. Namun demikian
konsorsium TmtN2 dan TmtN5 memberikan pengaruh paling baik pada tanaman
tomat dibandingkan konsorsium lainnya.
Seluruh konsorsium diuji kemampuannya menghasilkan enzim protease,
enzim kitinase, hidrogen sianida, menambat nitrogen, dan melarutkan fosfor. Enzim
protease, enzim kitinase, dan hidrogen sianida berperan penting untuk
mengendalikan patogen tanaman. Kemampuan bakteri menambat nitrogen dan
melarutkan fosfor menunjukkan potensi bakteri tersebut sebagai agens pemacu
pertumbuhan tanaman. Hasil uji menunjukkan 15 konsorsium memproduksi enzim
protease, 11 konsorsium memproduksi enzim kitinase, 5 konsorsium memproduksi
hidrogen sianida, 4 konsorsium mampu menambat nitrogen, dan 4 konsorsium
mampu melarutkan fosfor.
Pada tanaman tomat konsorsium TmtN2 dan TmtN5 merupakan konsorsium
dengan potensi biokontrol terbaik. Dua formulasi bakteri tersebut diformulasi agar
mudah disimpan, diangkut dan diaplikasikan di lapangan. Formulasi dilakukan
dengan bahan pembawa kompos yang diperkaya dengan molase dan pepton. Hasil
formulasi menunjukkan setiap minggu terjadi penurunan populasi konsorsium
TmtN2 dan TmtN5. Meskipun terjadi penurunan populasi, kedua konsorsium
mampu bertahan sampai minggu ke-8. Formulasi dari kedua konsorsium tersebut
juga efektif mengendalikan M. incognita dan meningkatkan pertumbuhan tanaman
tomat. Tanaman tomat yang diberi perlakuan dengan formulasi TmtN2 memiliki
berat segar tanaman 43.17% lebih baik dibandingkan tanaman kontrol. Aplikasi
formulasi kedua konsorsium efektif menekan populasi NPA di tanah sebesar
40.38% (TmtN2) dan 53.64% (TmtN5). Penekanan populasi tersebut berpengaruh
pada tingkat kerusakan akar. Aplikasi formulasi TmtN2 dan TmtN5 secara
berurutan mampu menekan 42.16% dan 50.88% tingkat kerusakan akar tomat.
Penelitian ini memberikan informasi baru bahwa konsorsium bakteri endofit
asal akar berbagai macam tanaman berpotensi sebagai agens biokontrol M.
incognita. Seluruh konsorsium mampu menekan inokulum M. incognita sekaligus
meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat. Formulasi konsorsium bakteri endofit
yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu solusi
dalam pengendalian NPA yang ramah lingkungan.
Collections
- MT - Agriculture [3677]