Show simple item record

dc.contributor.advisorJuanda, Bambang
dc.contributor.advisorPomfret, Richard
dc.contributor.authorPratama, Yudha Ajisurya
dc.date.accessioned2016-10-28T02:33:43Z
dc.date.available2016-10-28T02:33:43Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81889
dc.description.abstractSejak krisis finansial dunia, penggunaan non-tariff measures (NTMs) dalam perdagangan internasional menjadi lebih sering dan luas digunakan, sementara itu pengaruhnya terhadap perdagangan masih ambigu. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa NTMs dapat meningkatkan atau membatasi perdagangan. Terlebih lagi, pengaruhnya dapat berubah seiring waktu dan berbeda antar partner dagang satu dan lainnya. Kondisi ini menyebabkan studi tentang pengaruh NTMs terhadap komoditas spesifik sangat dibutuhkan untuk mengukur pengaruh aktualnya dalam perdagangan. Mengingat peran penting yang dimiliki oleh industri minyak sawit terhadap sektor ekonomi dan sosial di Indonesia, maka pengaruh dari pengenaan NTMs yang menyimpan ancaman terhadap potensi perkembangan eksport minyak sawit perlu diperhitungkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur pengaruh dari faktor-faktor terhadap pengenaan NTMs dalam bentuk sanitary and phytosanitary (SPS), technical barrier to trade (TBT) dan quantitative restriction measures, serta bagaimana pengaruhnya terhadap perdagangan minyak sawit Indonesia. Model regresi logistik digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang diduga mempengaruhi pengenaan NTMs pada ekspor minyak sawit Indonesia dengan menggunakan data dari 40 negara importir terbesar minyak sawit Indonesia. Sedangkan model gravity digunakan untuk mengukur pengaruh NTMs terhadap ekspor minyak sawit Indonesia pada 23 negara importer terbesar. Hasil dari logistic regression model menunjukan bahwa volume impor minyak sawit pada tahun 2012 dan 2013 serta with GDP dan GDP per kapita negara pengimpor memiliki pengaruh terhadap pengenaan NTMs. Hasil dari gravity model mengindikasikan bahwa SPS dan quantitative restriction measures memiliki pengaruh menghambat eksport kelapa sawit Indonesia, sementara TBT memiliki pengaruh meningkatkan ekspor. Empat rekomendasi kebijakan yang diajukan kepada pemerintah untuk memformulasikan kebijakan yang komprehensif agar dapat secara efektif menangkap peluang dan menghadapi tantangan dalam pasar minyak sawit dunia adalah dengan cara mengembangkan industri hilir produk minyak sawit, membuat peraturan yang mengharuskan penggunaan sertifkasi industry minyak sawit yang berkelanjutan, melakukan penindakan hukum yang lebih ketat, meningkatkan kesadaran lingkungan dari masyarakat.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEconomicsid
dc.subject.ddcExportid
dc.titleFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengenaan Non-Tariff Measures Dan Dampaknya Terhadap Ekspor Minyak Sawit Indonesia Pada Kasus Sps, Tbt, Dan Quantitative Restriction Measuresid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordnon-tariff measuresid
dc.subject.keywordpalm oilid
dc.subject.keywordsanitary and phytosanitaryid
dc.subject.keywordtechnical barrier to tradeid
dc.subject.keywordquantitative restrictionid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record