dc.description.abstract | Permasalahan yang dihadapi, antara lain: rendahnya kemampuan mengadaptasi, menguasai dan memanfaatkan teknologi; produktivitas dan daya saing lemah; iklim usaha yang kurang kondusif; rendahnya kualitas lembaga petani. Permasalahan tersebut dapat menjadi penghalang bagi petani kopi dalam meningkatkan ekonomi rumahtangga dan kesejahteraan mereka. Pemerintah daerah memiliki beberapa kebijakan untuk mengatasinya, namun menurut beberapa petani kopi kebijakan tersebut belum sepenuhnya terlaksana di beberapa daerah termasuk Kecamatan Gembong. Oleh karena itu, beberapa petani di desa Klakahkasihan membangkitkan kembali kelompok tani Sido Makmur dan membentuk program koperasi untuk melakukan aktivitas kredit. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan petani kopi untuk mengambil kredit, (2) menganalisis benar tidaknya petani kopi tersebut menggunakan kredit untuk produksi.
Data cross – section dari kelompok tani Sido makmur di Desa Klakahkasihan yang telah dikumpulkan secara langsung dari 52 sampel yang diwawancarai menggunakan kuisoner. Mereka adalah anggota kelompok tani yang terdiri dari 32 petani kopi mengambil kredit dan 20 petani kopi yang tidak mengambil kredit. Metode penelitian yang digunakan untuk menjawab kedua tujuan diatas adalah model analisis probit dan model persamaan simultan.
Hasil dengan model probit menunjukkan bahwa keputusan petani kopi untuk mengambil kredit dipengaruhi oleh luas lahan, umur tanaman kopi, dan jumlah anggota keluarga. Nilai kredit yang dipinjam antara Rp 1.000.00,- sampai dengan Rp 15.000.000,- (satu juta rupiah sampai dengan limabelas juta rupiah). Hasil dengan model persamaan simultan menunjukkan bahwa kredit yang di ambil oleh petani kopi lebih digunakan untuk mencukupi konsumsi sehari – hari rumahtangga mereka. Konsumsi terbesar yang dikeluarkan oleh rumahtangga petani kopi adalah pemeliharaan rumah, pembelian pakaian, pembiayaan ternak, dan sumbangan kepada tetangga yang memiliki hajat. | id |