Show simple item record

dc.contributor.advisorPurnawarman, Trioso
dc.contributor.advisorLukman, Denny Widaya
dc.contributor.authorHanum, Galuh Ardhanaricwari
dc.date.accessioned2016-08-30T04:10:00Z
dc.date.available2016-08-30T04:10:00Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81426
dc.description.abstractAflatoksin B1 merupakan toksin hasil metabolisme alami dari Aspergillus sp. yang banyak mengontaminasi makanan dan pakan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan manusia dan hewan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung tingkat kejadian cemaran aflatoksin B1 pada bahan baku pakan hewan berupa meat bone meal (MBM), poultry by product meal (PPM), feather meal (FM), dan hydrolyzed feather meal (HFM) yang diimpor melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. serta untuk menyediakan data dan informasi ilmiah untuk Badan Karantina Pertanian dalam rangka menetapkan kebijakan pengujian cemaran aflatoksin B1 pada bahan baku pakan hewan impor. Kajian yang digunakan pada penelitian ini adalah kajian lintas seksional. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengumpulkan sampel bahan baku pakan hewan secara acak berstrata di tempat pemasukan Pelabuhan Tanjung Priok dan Instalasi Karantina Produk Hewan (IKPH). Besaran sampel dihitung dengan menggunakan rumus ukuran contoh n = 4pq/L2 dengan keterangan n = ukuran sampel, p = prevalensi (0.3), q = 1-p, dan L = galat/eror (10%), dengan tingkat kepercayaan 95%. Besaran sampel yang diperoleh adalah 84 sampel. Uji tapis (screening test) terhadap cemaran aflatoksin B1 pada bahan baku pakan hewan dilaksanakan dengan menggunakan metode enzymed linked immunosorbent assay (ELISA). Sampel dengan hasil positif pada uji tapis, dikonfirmasi dengan metode high performance liquid chromatography (HPLC). Hasil analisis menunjukkan bahwa empat dari 84 (4.76%) sampel menunjukkan hasil positif pada pengujian dengan metode ELISA kompetitif dan HPLC. Tingkat kejadian cemaran aflatoksin B1 pada MBM sebesar 3.846% (2/52), dan PPM 7.692% (2/26). Tingkat kejadian cemaran aflatoksin B1 pada PPM lebih tinggi bila dibandingkan dengan MBM, FM, dan HFM yang kemungkinan besar diakibatkan karena kandungan metionin dan triptopan PPM lebih tinggi dari ketiga bahan baku pakan hewan lainnya. Metionin dan triptopan merupakan asam amino yang memacu produksi aflatoksin oleh A,. flavus dan A. parasiticus Konsentrasi cemaran aflatoksin B1 pada sampel yang diperiksa dengan metode ELISA kompetitif berkisar antara 4.380 sampai 5.490 ppb, sedangkan konsentrasi cemaran aflatoksin B1 dengan metode HPLC berkisar antara 0.17 sampai 3.71 ppb. Hasil analisis menunjukkan sampel yang diperiksa mengandung cemaran aflatoksin B1 dengan konsentrasi jauh di bawah standar yang ditetapkan oleh SNI 7652.3:2011 (40 ppb) dan EFSA (20 ppb). Hasil penelitian ini juga menunjukkan tidak ada korelasi antara cemaran AFB1 dengan lamanya waktu timbun.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricutural University (IPB)id
dc.subject.ddcAnimal husbandryid
dc.subject.ddcVeterinary scienceid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcTanjung Priok-Jakartaid
dc.titleTingkat Kejadian Cemaran Aflatoksin B1 Pada Bahan Baku Pakan Hewan Yang Diimpor Melalui Pelabuhan Tanjung Prioid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordaflatoxins B1id
dc.subject.keywordfeather mealid
dc.subject.keywordhydrolyzed feather mealid
dc.subject.keywordmeat bone mealid
dc.subject.keywordpoultry by product mealid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record