Show simple item record

dc.contributor.advisorJunaedi, Ahmad
dc.contributor.advisorLubis, Iskandar
dc.contributor.advisorChozin, Muhamad Achmad
dc.contributor.authorAstuti, Sri
dc.date.accessioned2016-08-04T01:32:26Z
dc.date.available2016-08-04T01:32:26Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81296
dc.description.abstractPerubahan iklim seperti peningkatan suhu udara merupakan faktor lingkungan penting yang mempengaruhi ketersediaan air dan produksi padi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui volume konsumsi air dan efisiensi penggunaan air beberapa varietas padi pada cekaman suhu tinggi. Penelitian ini menggunakan rancangan Petak Tersarang yaitu perlakuan suhu (suhu rata-rata harian T1 = 27.6±4.8 oC, T2 = 27.7±4.9 oC, T3 = 28.5±6.0 oC), dan varietas (Ciherang, Jatiluhur, IR64, dan Way Apo Buru). Padi yang telah berumur 14 hari ditanam ke dalam kontainer plastik (ukuran 67 cm x 47 cm x 37 cm) dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Air dipertahankan tetap berada pada ketinggian 3 cm di atas permukaan tanah, dan volume air yang ditambahkan dilakukan pencatatan. Hasil menunjukkan bahwa peningkatan suhu rata-rata harian sebesar 1.1 oC berpengaruh nyata meningkatkan tinggi tanaman padi, bobot kering tajuk, SPAD 9 MST, laju fotosintesis 6 dan 9 MST, konduktansi stomata 6 dan 9 MST, persentase gabah hampa, serta nyata menurunkan jumlah kerapatan stomata 6 dan 9 MST, bobot 1 000 butir, persentase gabah berisi tidak penuh, dan volume konsumsi air. Namun peningkatan suhu tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan padi, panjang akar, bobot basah akar, volume akar, bobot kering akar, rasio tajuk akar, SPAD 6 MST, laju transpirasi 6 dan 9 MST, bobot gabah total, bobot gabah berisi tidak penuh, bobot gabah hampa, bobot gabah bernas, jumlah gabah total, dan efisiensi penggunaan air. Interaksi suhu dan varietas berpengaruh nyata terhadap persentase jumlah gabah bernas. Varietas dengan nilai konsumsi air paling tinggi adalah varietas Jatiluhur mencapai 37.34 L tanaman-1 musim-1, kemudian diikuti oleh varietas Ciherang (31.36 L) dan Way Apo Buru (30.94 L). Sedangkan volume konsumsi air paling rendah diperoleh pada varietas IR64 sebesar 28.64 L tanaman-1 musim-1. Ciherang memiliki nilai efisiensi penggunaan air yang lebih tinggi pada setiap perlakuan suhu udara, namun Jatiluhur memiliki persentase peningkatan efisiensi penggunaan air yang lebih besar yaitu 39.6 % dibandingkan Ciherang (12.5%) seiring dengan peningkatan suhu udara. Varietas IR 64 mengalami penurunan efisiensi penggunaan air yaitu sebesar 21.1 %, sedangkan Way Apo Buru memiliki nilai efisiensi penggunaan air yang cenderung stabil seiring dengan meningkatnya suhu udara.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAgronomyid
dc.subject.ddcRicesid
dc.titleStudi Karakteristik Morfofisiologi Dan Efisiensi Penggunaan Air Beberapa Varietas Padi Pada Cekaman Suhu Tinggiid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordfotosintesisid
dc.subject.keywordkomponen hasilid
dc.subject.keywordpemanasan globalid
dc.subject.keywordvolume konsumsi airid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record