Show simple item record

dc.contributor.advisorPalupi, Endah Retno
dc.contributor.advisorSuharsi, Tatiek Kartika
dc.contributor.advisorSyukur, Muhamad
dc.contributor.authorRahmi, Meutia
dc.date.accessioned2016-07-29T03:57:36Z
dc.date.available2016-07-29T03:57:36Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81223
dc.description.abstractTingginya permintaan cabai di tingkat nasional menyebabkan pemulia berusaha melakukan perakitan varietas unggul yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan sesuai di berbagai daerah di Indonesia. Pemulia IPB saat ini telah menghasilkan beberapa varietas hibrida seperti IPB CH1, IPB CH2, IPB CH3, IPB CH4 dan IPB CH25 dengan potensi hasil 16–23 ton ha-1 yang merupakan peluang untuk meningkatkan produksi cabai hibrida untuk memenuhi kebutuhan. Salah satu cara untuk menunjang hal ini yaitu dengan pengelolaan serbuk sari. Tujuan penelitian 1) untuk menentukan media pengecambahan serbuk sari cabai khususnya pada genotipe IPB C5, IPB C174 dan IPB C291, 2) mempelajari pengaruh aplikasi boron terhadap pembungaan dan produksi benih serta 3) mengetahui perubahan viabilitas serbuk sari selama penyimpanan dan potensinya untuk produksi benih hibrida. Penelitian ini terdiri atas tiga percobaan yang dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Leuwikopo dan Cikabayan, serta Laboratorium Biologi Reproduksi dan Biofisik Benih IPB pada bulan April 2014 sampai Oktober 2015. Percobaan I menentukan media yang tepat untuk perkecambahan serbuk sari cabai genotipe IPB C5, IPB C174 dan IPB C291. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dua faktor dengan enam ulangan. Faktor pertama adalah media perkecambahan yang terdiri dari M1, M2, M3, M4 dan M5. Faktor ke dua adalah lama inkubasi yang terdiri atas 2, 4 dan 6 jam setelah inkubasi (JSI). Percobaan II yaitu penentuan dosis boron yang optimum untuk pertumbuhan, viabilitas serbuk sari dan untuk produksi benih. Genotipe yang digunakan dalam percobaan ini adalah genotipe cabai IPB C5. Percobaan ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak dua faktor dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri atas boron 0, 0.5, 1.0, 1.5, 2.0, 2.5 kg ha-1 serta waktu aplikasi 1 kali pada 25 HST dan 2 kali aplikasi pada 25 dan 40 HST. Percobaan III tahap penyimpanan serbuk sari selama 60 hari menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak satu faktor yaitu faktor lama simpan serbuk sari 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55 dan 60 hari. Pada percobaan ini, genotipe yang digunakan adalah IPB C5 sebagai tetua jantan, sedangkan tetua betina digunakan genotipe IPB C2 dan IPB C145. Hasil percobaan I menunjukkan bahwa media M3 (PGM) adalah media yang tepat untuk menguji perkecambahan serbuk sari cabai IPB C5, IPB C174 dan IPB C291 secara in vitro. Lama inkubasi yang digunakan untuk mengetahui daya berkecambah serbuk sari adalah 2 jam setelah inkubasi (JSI), penambahan waktu inkubasi selama 4 dan 6 JSI tidak memperlihatkan adanya peningkatan daya berkecambah serbuk sari. Pertumbuhan panjang tabung serbuk sari dipengaruhi oleh media perkecambahan dan lama inkubasi. Pada media M3, inkubasi selama 2 jam menghasilkan panjang tabung serbuk sari IPB C5,IPB C174 dan IPB C291 masing-masing sepanjang 0.17, 0.14 dan 0.16 cm, setelah inkubasi selama 4 jam masing-masing sepanjang 0.21, 0.29 dan 0.28 cm, sementara setelah inkubasi selama 6 jam masing-masing genotipe menghasilkan tabung serbuk sari sepanjang 0.32, 0.52 dan 1.85 cm. Aplikasi boron mempengaruhi pertumbuhan generatif. Aplikasi boron (1.0-1.5 kg ha-1) meningkatkan jumlah bunga cabai, bobot antera, daya berkecambah serbuk sari, jumlah buah, bobot buah, dan jumlah biji per buah yang merupakan komponen produksi benih, serta meningkatkan mutu fisiologis benih melalui peningkatan daya berkecambah dan indeks vigor benih. Hasil percobaan III menunjukkan bahwa setelah disimpan selama 60 hari, viabilitas serbuk sari cabai genotipe IPB C5 menurun sebanyak 18.7%, dari 74.8% menjadi 60.8%. Pemanfaatan serbuk sari yang telah disimpan ini untuk penyerbukan dalam produksi benih hibrida menghasilkan pembentukan buah pada tetua betina IPB C2 berkisar antara 36.67–61.39% dan pada IPB C145 berkisar 59.55-78.69% dan pembentukan biji masing-masing berkisar antara 35.10-40.63% dan 47.81-58.78%, yang semuanya tidak berbeda nyata dengan pembentukan buah dan pembentukan biji menggunakan serbuk sari segar. Daya berkecambah benih hibrida (IPB C2 x IPB C5) yaitu 86.00–94.33% dan 84.33-89.33% (IPB C145 x IPB C5). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan serbuk sari cabai yang sudah disimpan sampai dengan 60 hari tidak menurunkan produksi maupun mutu benih hibrida yang dihasilkan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcSpice plantsid
dc.subject.ddcPiper ningrumid
dc.titleAplikasi Boron Dan Pengelolaan Serbuk Sari Untuk Produksi Benih Cabai Hibrida Ipbid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordinkubasiid
dc.subject.keywordmedia perkecambahanid
dc.subject.keywordmutu benihid
dc.subject.keywordpembentukan bijiid
dc.subject.keywordpembentukan buahid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record