dc.description.abstract | Pala merupakan tanaman tropis asli Indonesia penghasil minyak atsiri dan
merupakan komoditas ekspor yang penting. Tingkat keseragaman benih pala
tergolong rendah dikarenakan pala merupakan tanaman yang menyerbuk silang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat keseragaman benih, pohon
induk dan kebun sumber benih pala di Ambon. Penggunaan karakter morfologi
dan molekuler untuk mengukur tingkat keseragaman benih, pohon induk dan antar
kebun sumber benih pala.
Penelitian dilakukan bulan Agustus 2014 hingga Agustus 2015 di tiga kebun
sumber benih di Ambon, dan Laboratorium Pengujian dan Penyimpanan Benih,
Kebun percobaan Leuwikopo, dan Laboratorium Biologi Molekuler Tanaman 2,
IPB. Karakterisasi dilakukan pada 10 pohon induk dari kebun sumber benih
Wakal dan Lula serta 8 pohon induk dari kebun sumber benih Toisapu. Sepuluh
sampel daun, buah, fuli dan benih diambil dari setiap pohon. Karakterisasi secara
kuantitatif dan kualitatif pada karakter vegetatif, buah, fuli dan benih dan
dianalisis tingkat keseragaman menggunakan Gower’s similarity test. Analisis
molekuler dilakukan pada bibit tanaman dari 5 benih dari 5 pohon induk yang
berbeda dari setiap kebun sumber benih. Analisis molekuler menggunakan marka
RAPD dengan menggunakan 19 primer yang berbeda. Daun bibit pala diekstraksi
menggunakan metode CTAB yang dimodifikasi dan diamplifikasi dengan metode
PCR lalu divisualisasi dengan elektroforesis. Analisis tingkat keseragaman
dilakukan dengan menggunakan metode Dice’s. Analisis keseragaman gabungan
karakter morfologi dan molekuler juga dilakukan dengan metode Dice’s.
Tingkat keseragaman benih secara morfologi menujukkan bahwa benih dari
pohon induk kebun sumber benih Lula lebih seragam dengan 6 pohon induk yang
menghasilkan benih dengan tingkat keseragaman ≥ 0.80 sedangkan pada Toisapu
terdapat 1 pohon induk dan Wakal terdapat 3 pohon induk. Tingkat keseragaman
morfologi antar pohon induk, benih secara molekuler dan benih dengan gabungan
karakternya menunjukkan bahwa kebun sumber benih Lula dan Toisapu lebih
seragam daripada Wakal. Tingkat keseragaman pohon induk pala menunjukkan
bahwa kebun sumber benih Lula (0.64–0.81) dan Toisapu (0.64–0.80) lebih
seragam dibandingkan kebun Wakal (0.47–0.77). Tingkat keseragaman benih
secara molekuler menujukkan bahwa benih kebun sumber Lula (0.93–0.96) dan
Toisapu (0.87–0.93) telah seragam daripada kebun Wakal (0.61–0.92). Tingkat
keseragaman benih dengan penggabungan karakter menunjukkan bahwa tingkat
keseragaman benih kebun sumber Lula (0.91–0.96) dan Toisapu (0.85–0.90) telah
seragam daripada kebun Wakal (0.68–0.91). Tingkat keseragaman benih
menunjukkan bahwa pohon induk ke-7 dari kebun Wakal menghasilkan benih
dengan tingkat keseragaman terendah dengan marka molekuler (0.61) dan
penggabungan karakter morfologi dan molekuler (0.68). | id |