Show simple item record

dc.contributor.advisorJaya, I Nengah Surati
dc.contributor.advisorWidiatmaka
dc.contributor.authorKurnia, Ema
dc.date.accessioned2016-07-29T02:12:22Z
dc.date.available2016-07-29T02:12:22Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81198
dc.description.abstractSalah satu parameter kunci permukaan bumi melalui proses pertukaran energi dan air dengan udara disebut sebagai Suhu Permukaan Tanah (SPT), SPT juga memainkan peranan penting dalam berbagai penelitian ilmiah, seperti ekologi, hidrologi, dan studi perubahan global. Struktur buatan manusia seperti jalan dan bangunan biasanya memiliki nilai albedo yang lebih rendah dari permukaan bumi dan menyerap lebih banyak radiasi sinar tampak. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan dan peningkatan jumlah vegetasi pada permukaan bumi wilayah perkotaan akan menyebabkan efek pulau panas. Tujuan penelitian ini adalah untuk membangun permodelan spasial suhu permukaan tanah di Kota Bogor menggunakan citra satelit Landsat-8, dan untuk mengidentifikasi hubungannya dengan faktor-faktor ekologi. Algoritma Split-Window (SW) digunakan untuk membuat SPT dengan menggunakan input berupa suhu kecerahan, emisivitas permukaan tanah (EPT) dan uap air. Validasi citra dilakukan untuk mengevaluasi nilai SPT dihitung dari citra satelit tahun 2014 Kota Bogor dengan pengukuran suhu lapangan yang dilakukan selama bulan Maret 2015 pada tanggal 2, 4, 7, 9, 11, 14, 16, 18, 21, 23, 25, 28 dan 30. Validasi citra menunjukkan bahwa suhu udara memiliki hubungan dengan SPT pada waktu siang hari tanggal 2 dan 28 Maret 2015 dengan R² = 0,6119. Jenis tutupan lahan memiliki peranan penting terhadap pola termal panas perkotaan. Pada lokasi penelitian, nilai-nilai SPT meningkat dari pedesaan menuju perkotaan, yang berkisar dari 270C sampai dengan 490C, dengan rata-rata 370C. Pola SPT yang ditemukan tidak simetris melainkan konsentris, dengan zona suhu tinggi terpusat menuju daerah penelitian. Daerah dengan tingkat vegetasi terendah berupa jenis tutupan lahan pemukiman / daerah terbangun dengan nilai SPT berkisar antara 400C sampai dengan 49.50C. Sebaliknya, daerah dengan tingkat vegetasi tinggi yang mengindikasikan keberadaan vegetasi hijau, terutama di bagian selatan daerah penelitian, merupakan jenis tutupan lahan dari lahan pertanian dan lahan rumput dengan nilai SPT berkisar antara 270C sampai dengan 390C. Beberapa wilayah dengan tingkat vegetasi tinggi juga terlihat pada bagian tengah daerah penelitian yang merupakan daerah hutan perkotaan. Variabel-variabel yang diduga sebagai faktor ekologi yang berkaitan dengan suhu permukaan diwakili oleh empat faktor yaitu kelembaban, ketinggian, kepadatan jalan dan tutupan lahan. Kelembaban memiliki hubungan negatif dengan SPT pada waktu siang hari tanggal 2 dan 25 Maret 2015 dengan R² = 0,5309. Elevasi memiliki hubungan negatif dengan SPT dengan R2 = 0,9256. Faktor kepadatan jalan menunjukan nilai tertinggi pada suhu permukaan sebesar 380C berada pada jarak 100 meter pertama dari jalan. Nilai suhu permukaan mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya jarak dari jalan, hal ini ditunjukkan dengan signifikan hingga jarak 300 m dari jalan dengan suhu permukaan sebesar 34.50C. Pembuatan peta tutupan lahan dilakukan dengan menggunakan teknik klasifikasi terbimbing, akurasi keseluruhan untuk validasi klasifikasi tutupan lahan tahun 2014 menunjukkan nilai 90,9% dan kappa koefisien sebesar 88,6%. SPT tertinggi ditemukan pada wilayah pemukiman / terbangun (400C), diikuti oleh lahan rumput (35.260C), lahan pertanian dan badan air (35.10C), dan suhu terendah terdeteksi berada di hutan kota (34.10C). Penelitian ini menunjukkan bahwa SPT dan faktor-faktor ekologi di Kota Bogor memiliki hubungan yang signifikan, menyiratkan bahwa peningkatan jumlah vegetasi umumnya akan mengurangi suhu permukaan dan intensitas pulau panas perkotaan. Permodelan spasial menunjukan nilai Y = 0.33X1 + 0.33X2 + 0.34X3 dimana Y adalah suhu permukaan tanah yang diduga dari variabel X1 sebagai tutupan lahan, X2 sebagai jarak dari jalan, dan X3 sebagai ketinggian wilayah. Penelitian ini menunjukkan fungsi yang disediakan oleh SPT sebagai sarana dalam memperkirakan intensitas pulau panas perkotaan dan suhu musim panas yang diperkirakan terjadi karena perubahan iklim. Diharapkan bahwa temuan yang disajikan dalam penelitian ini dapat berguna dalam perencanaan kota dan ekologi di Kota Bogor. Pengenalan dan kesadaran fungsi ini sangat penting karena dapat berguna sebagai alat untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim dan mengetahui dampak negatif dari pembangunan perkotaan untuk meningkatkan perencanaan dan manajemen strategi perkotaan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcPhysical planningid
dc.subject.ddcRegional developmenid
dc.subject.ddc2014id
dc.subject.ddcCianjur-Jawa Baratid
dc.titlePermodelan Spasial Suhu Permukaan Tanah Dan Hubungannya Dengan Faktor Ekologi Di Kota Bogorid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordSuhu Permukaan Tanahid
dc.subject.keywordEmisivitas Permukaan Tanahid
dc.subject.keywordSplit-Windowid
dc.subject.keywordfaktor ekologiid
dc.subject.keywordtutupan lahanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record