Show simple item record

dc.contributor.advisorMulijani, Sri
dc.contributor.advisorPradono, Dyah Iswantini
dc.contributor.advisorWicaksono, Reki
dc.contributor.authorNotriawan, Doni
dc.date.accessioned2016-07-29T02:11:47Z
dc.date.available2016-07-29T02:11:47Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81192
dc.description.abstractEtanol merupakan senyawa golongan alkohol yang memiliki sifat volatil, tidak bewarna, dan larut dalam air. Dalam kehidupan sehari-hari etanol digunakan sebagai pelarut, bahan bakar, dan disinfektan. Selain itu etanol juga digunakan dalam berbagai produk industri seperti bahan makanan, minuman, dan produk obat-obatan). Berbagai macam metode telah digunakan dalam mendeteksi etanol seperti FT-IR, kromatografi gas, kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC), dan Spektrofotometer Raman. Sensor merupakan metode yang dapat mendeteksi analit dengan cepat dan akurat. Sensor optik merupakan salah satu metode yang dapat mendeteksi etanol secara cepat dan fabrikasi yang mudah. Sensor optik terdiri dari larutan pewarna reagen bergerak dalam matriks organik atau anorganik. Membran selulosa asetat merupakan suatu polimer biodegradasi sintetik yang memiliki sifat permeabilitas dan biodegradabilitas yang cukup tinggi, tidak beracun dan memiliki kemampuan untuk dikompositkan dengan berbagai bahan. Pewarna nile red memiliki potensi untuk digunakan dalam sensor optik etanol. Sehingga, perlu dikaji untuk pembuatan sensor etanol menggunakan membran selulosa asetat sebagai matriks dari pewarna nile red. Membran dibuat dengan melarutkan 80:20 % CA dan pluronik F127 dengan pelarut aseton dan diaduk selama 4 jam, kemudian ditambahkan pewarna nile red dengan konsentrasi 1%, 2%, dan 3% diaduk selama 4 jam. Campuran didiamkan semalam untuk menghilangkan gelembung membrane dicetak pada plat kaca yang telah diberi selotip dengan ketebalan 0.22 mm. membrane dilepaskan dengan direndam pada akuades 60 °C. Pengukuran sensor optic etanol menggunaka spektrofotometer fluoresens. Membrane dikarakterisasi menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM) and perkin elmer sprctrum one Fourier Transform Infra-red (FT-IR). Hasil fluoresens menunjukan intensitas maksimum pada 630-640 nm. Membran dengan konsentrasi 1% menghasilkan nilai r2, limit deteksi, limit kuantitasi, akurasi dan presisi sebesar 0.9789, 5.1%, 17.01%, 3.92, dan 99.8 %. Pada peneltian ini membrane sensor etanol diuji dengan larutan methanol dan propanol. Intensitas emisi fluoresens larutan metanol, etanol dan propanol sebesar 15113.56, 16573.75, dan 18495.97. sensor yang diuji pada campuran metanol, etanol dan propanol intensitas emisi fluoresens meningkat dua kali lipat. Sensor ini belum selektif untuk mendeteksi etanol karena memiliki interferensi dari senyawa golongan alkohol lainnya. Berdasarkan hasil FT-IR dan SEM pewarna nile red telah terimmobilisasi pada membrane selulosa asetat/pluronik.id
dc.language.isoidid
dc.subject.ddcChemistryid
dc.subject.ddcOrganic chemistryid
dc.titleSensor Fluoresens Etanol Berbasis Membran Selulosa Asetat/Pluronik/Nile Redid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordKatetanolid
dc.subject.keywordsensor fluoresensid
dc.subject.keywordnile redid
dc.subject.keywordselulosa asetatid
dc.subject.keywordpluronik spektrofotometer fluoresensid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record